39. Harus Bagaimana

1K 188 31
                                    

Siang nya Sean dan Rio kembali ke rumah keluarga Kwon.

"Bagaimana Sean?" Tanya Jiyoung, Jennie menatap penuh tanya pada sang tunangan.

"Rio memarahi ku appa" adu Sean, Jennie dan Jisoo langsung terpingkal.

"Tangan hyung kaku sekali, sudah berapa kali Rio katakan, rileks hyung" balas Rio.

"Sudah jangan bertengkar, Rio, hyung-hyung mu akan mengajak mu ke suatu tempat, bawalah mobil appa" beritahu Jiyoung, Rio langsung menoleh ke arah Jin, V dan Taeyong.

"Kalian bersenang-senanglah, appa dan eomma juga mau berkencan" kata Jiyoung yang langsung merangkul bahu sang istri.

"Jennie menolak dongsaeng ya appa!" Seru sang putri memperingatkan kedua orang tua nya.

"Rio, ayo" ajak Jin.

"N-ne hyung" gugup nya, karena baru pertama kali nya diajak bicara oleh Jin.

"Aku ikut, ayo Sean" Jennie menarik tangan kanan sang tunangan untuk ikut bersama keluarga Jisoo, Rio mendorong kursi roda sang kekasih dan membantu nya duduk di bangku belakang bersama Jennie, sedangkan Sean di depan menemani Rio yang mengemudikan mobil milik Jiyoung. Mereka menuju ke toko tas milik Jisoo.

Rio nampak mengamati toko sambil mendorong kursi roda Jisoo

"Aku pernah kesini waktu itu" gumam Rio, ia lalu menghentikan langkah nya, dan mendekati lemari kaca tempat tas-tas dipajang.

"Sudah laku ya" gumam nya.

"Kemari? Dengan siapa?" Tanya Sean

"Dengan Krystal dan Joseph, mengambil tas pesanan Vict noona waktu itu" jawab Rio sambil mencari keberadaan tas yang dulu menjadi incaran nya.

"Kamu mencari apa?" Tanya Jisoo.

"Aku dulu melihat ada tas racksuch backpack hijau disini" jawab Rio.

"Oh, itu sudah laku" sesal Jisoo, karena sebenar nya ia memberikan tas itu pada Hae In dulu, Jin, V dan Taeyong pun mendekati Rio yang sedang berdiri dengan Jisoo, sedangkan Sean bersama Jennie tak jauh dari sana.

"Rio, aku ingin meminta maaf pada mu" lirih Jisoo.

"Soal apa noona?" Bingung Rio.

"Aku sebenar nya bukan bekerja di sebuah toko tas, tapi toko ini milik ku" jujur Jisoo, Rio tersentak, pikiran nya mulai terbang kemana-mana.

"Aku bukan bermaksud untuk bohong pada mu" lanjut Jisoo.

"Tapi kami yang meminta nya" potong Jin, Rio langsung menoleh, dia masih tak menunjukan reaksi nya.

"Kami pernah punya pengalaman buruk tentang namja, jadi kami butuh berhati-hati, maaf bukan nya berpikiran buruk tentang mu, tapi waspada juga kadang perlu"

"Ne, Rio mengerti hyung" jawab nya.

"Kamu tidak senang dengan fakta ini?" Tanya Jin lagi.

"Entah lah, aku harus bagaimana hyung?"

"Disatu sisi aku senang, karena  kehidupan noona ternyata jauh lebih baik, tapi, aku juga sedih hyung, karena kelak aku mungkin tak bisa membahagiakan noona, selama ini, aku  hanya bisa makan satu porsi berdua, membeli camilan satu untuk berbagi dengan noona" jujur Rio yang justru bukan memikirkan harta kekayaan Jisoo tapi ia takut tak mampu membahagiakan kekasih nya dengan harta yang ia punya nanti.

"Harta bisa di cari Rio, tapi hidup bersama orang yang di cintai, tidak semua orang bisa merasakan nya'' Jisoo berusaha meyakinkan Rio, bahwa ia sudah mampu memberinya kebahagiaan meski dengan hal-hal sederhana.

"Berjanjilah untuk tak menyakiti nya, dan aku akan merestui kalian" ucap Jin.

"Jisoo adalah sumber kebahagiaan dan kehangatan di rumah kami, jika kamu melukai nya, berarti kamu membunuh ketiga oppa nya secara tidak langsung" ujar V memberi peringatan secara halus pada Rio

"Berjanjilah?" Pinta Taeyong.

"Ya, aku janji hyung" balas Rio.

"Jen, Sean, kalian saksi nya ne" ujar Jin.

"Ne oppa"

"Ya hyung, aku akan menjewer nya jika ia ingkar nanti" balas Sean.

"Ayo kita rayakan dengan makan siang bersama" ajak Jin merangkul bahu Rio.

"Sekarang tak perlu adalagi yang di tutupi" seru Taeyong.

"Ya, bawalah kekasih mu kemari" tantang V mengejek, Taeyong langsung terdiam, karena memang hanya dia yang belum memiliki pasangan, yang lain menertawakan nya.

"Secepat nya hyung, lihat saja nanti" balas Taeyong.

Jisoo terus tersenyum sambil menatap sang kekasih, hati nya lega, bahagia, karena hubungan nya sudah di restui oleh oppa-oppa nya.

Jisoo terus tersenyum sambil menatap sang kekasih, hati nya lega, bahagia, karena hubungan nya sudah di restui oleh oppa-oppa nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka pun makan bersama di restauran mewah, termasuk Sean dan Jennie juga ikut, mereka di traktir oleh Jin.

"Kamu mau makan apa Rio?" Tanya Jisoo, bisa di bilang, ini adalah restauran mewah pertama yang Rio kunjungi, ia nampak celingukan mengamati interior nya sampai mengabaikan pertanyaan Jisoo.

"Rio" ia mengulang panggilan nya dengan suara lembut sambil menggenggam tangan kanan Rio, hingga namja muda itu tersadar.

"Hm?" Kaget Rio menatap Jisoo.

"Kamu mau makan apa?" Ulang Jisoo, Rio bingung.

"Dia paling suka daging sapi unnie" beritahu Jennie.

"Benarkah? Steak kalau begitu ya?" Tanya Jisoo perhatian, Rio hanya mengangguk.

"Wah, selera kita sama Rio" ujar Taeyong senang sambil menepuk bahu calon ipar nya itu.

"Daging adalah yang terenak hyung" kata Rio sambil tersenyum semangat

"Sudah pernah mencoba sup gomtang? Itu juga berbahan dasar daging sapi bagian iga?" V ikut nimbrung obrolan Rio dengan Taeyong, mulai lah aksi mereka.

"Mulai lagi" gumam Jin, tapi ia membiarkan nya, tak melerai kedua dongsaeng nya itu.

"Jadi Sean, Jenn, kapan kalian akan menikah?" Tanya Jin

"Mungkin dua bulan lagi oppa" jawab Jennie

"Apalagi yang ditunggu?"

"Appa sedang membuat daftar tamu undangan hyung, jika sudah beres dan tak ada yang terlewat, kami baru merancang konsep pernikahan nya" jawab Sean.

Ya, keluarga Kwon memang memiliki koneksi yang luas, dan Jennie adalah putri satu-satu nya, jadi wajar jika butuh waktu sedikit lama untuk menyiapkan pesta, karena Jiyoung ingin acaranya semeriah mungkin, sebab ia hanya bisa menggelar nya sekali.

#TBC

Blind DateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang