bab 18 : walk out night

832 149 20
                                    

"Chaey?"

Chaeyeon mendongakkan kepalanya ke arah pintu, Lee Jeno masuk ke dalam kamar. Dan Chaeyeon mengubah posisinya menjadi duduk di tepi ranjang.

"Anak-anak udah tidur kan?" Tanya lelaki itu. Chaeyeon mengangguk. "Masih sore," ujarnya, Lee Jeno mengecek ponselnya. "Mau jalan-jalan?"

Chaeyeon turut melihat jam di ponselnya, masih jam 8 malam. Ia melirik pada anak-anak yang terlelap di tempat tidur besar Lee Jeno.

"Anak-anak gimana? Di tinggal aja?" Tanya Chaeyeon enggan meninggalkan si kembar.

"Mama Papa masih di ruang tengah, nanti pintunya dibuka aja biar mereka tahu kalau si kembar kebangun. Lagian anak-anak kan udah gak pernah bangun tengah malem lagi. Biasanya tidur pulas sampe pagi." Chaeyeon membenarkan apa yang Lee Jeno katakan.

"Jadi? Mau jalan-jalan?" Ulang lelaki itu.

"Boleh deh," jawab Chaeyeon.

Lee Jeno meletakkan bantal di setiap sisi ranjang agar anak-anak aman. Lelaki itu kemudian berjalan kearah lemari dan mengeluarkan sebuah kardigan dan memberikannya pada Chaeyeon. "Pake ini biar gak kedinginan."

Walau agak kebesaran di tubuh Chaeyeon, gadis itu tetap memakainya.

Mereka keluar melewati ruang tengah, membuat papa dan mama Lee menoleh.

"Titip si kembar ya, ma. Jeno mau ajak Chaeyeon jalan-jalan sekitar sini," ujar Lee Jeno.

"Biasanya mereka tidur pulas sampe pagi kok, tante. Tapi karena ini malam pertama nginep di tempat baru, takutnya nanti kebangun," tambah Chaeyeon.

"Iya, kamu jangan khawatir, kalau anak-anak kebangun nanti tante coba nenangin mereka dulu, kalau gak bisa nanti tante telpon Jeno," ujar mama Lee.

"Nah, udah beres. Ayo pergi," ajak Lee Jeno.

Setelah pamit pada orang tua Lee Jeno, Chaeyeon mengikuti lelaki itu ke luar rumah. Lee Jeno membukakan pintu mobil untuk Chaeyeon sebelum lelaki itu berputar ke sisi lain mobil dan membuka pintu pengemudi.

Malam itu cerah, mobil melaju pelan disepanjang jalanan yang lengang. "Mau kemana?" Tanya Chaeyeon.

"Ada tempat bagus disekitar sini, semacam taman gitu deket sungai, biasa jadi area bersepeda atau jalan-jalan sore. Kalau pagi bisa buat jogging. Biasanya jam segini juga masih rame."

Begitu sampai, Lee Jeno memarkirkan mobilnya di area parkir yang sudah disediakan disana. Mereka mulai berjalan menyusuri area pejalan kaki. Beberapa orang juga masih bersepeda disana. Bahkan ada juga anak-anak remaja yang baru pulang dari les dan nongkrong-nongkrong disana untuk menghirup udara segar.

Chaeyeon merasakan udara segar disekelilingnya. Semilir angin lembut pun turut menerpa wajahnya. Gadis itu mengeratkan kardigan Lee Jeno pada tubuhnya untuk menghalau angin malam.

"Lo sering kesini?"

"Tiap sore," jawab lelaki itu, "gue suka sepedaan disini, kadang suka main basket juga sama yang lain, disekitar sini ada lapangan basket umum juga soalnya," lanjutnya.

"Hobi lo olahraga kayaknya," canda Chaeyeon.

"Yah, semacam itu lah. Kalau lo? Biasa main kemana aja, Chaey?"

"Gue gak pernah main kemana-mana, paling main sama dua peliharaan gue doang, dan selalu nurutin kemauan mereka aja."

"Lo punya peliharaan?"

"Punya, Karina dan Shuhua," Chaeyeon menjawab dengan tawa tertahan.

"Sialan! Gue kira beneran peliharaan, lo jahat banget," meski begitu, Lee Jeno tertawa dengan ucapan Chaeyeon yang membuat Chaeyeon juga ikut tertawa bersamanya.

UNIT | Lee Chaeyeon x Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang