bab 23 : inspeksi dadakan

620 122 2
                                    

(cw : penyebutan konten seksual)

Kehadiran tiga orang dewasa didepan pintu adalah kejutan. Chaeyeon mempersilahkan mereka masuk dengan kikuk. Mereka memperkenalkan diri sebagai panitia program parenting dari kampus yang akan mengecek.

Orang pertama yang masuk adalah wanita pendek yang wajahnya tidak begitu bersahabat, matanya memandang ke segala arah menelusuri seisi apartemen. Orang kedua adalah pria tua kaku yang memberikan senyum yang sama kakunya, tidak mengatakan apa-apa kecuali berbagi bisikan dengan wanita pertama. Dan orang ketiga adalah pria yang lebih muda, tersenyum dengan ramah dan menjelaskan tujuan mereka datang.

Chaeyeon menunjukkan orang-orang itu setiap ruangan yang ada mulai dari depan pintu masuk.

Yang wanita mencibir pada kondisi rak sepatu yang agak berantakan. Chaeyeon meringis, ia belum sempat beres-beres rumah karena sibuk membantu Karina menyiapkan pesta sejak kemarin. Memasuki ruang tengah, Chaeyeon merasa lega karena ruangan itu cukup tertata rapi. Anak-anak belum main disana jadi belum ada mainan yang berserakan.

Bagian dapur adalah bencana.

Orang-orang itu datang pukul 8 pagi. Pada saat itu Chaeyeon tentunya belum membereskan dapur bekas dia memasak serta cucian piring masih belum dicuci karena selesai sarapan ia dan partnernya akan sibuk bermain dengan si kembar terlebih dahulu.

"Apa kegiatan kalian sehari-hari?" Tanya panitia wanita. Chaeyeon menjawab pertanyaannya dengan jujur.

"Kamu memasak sendiri kebutuhan makanan partner dan anak asuh mu?" Chaeyeon mengangguk sebagai jawaban.

"Bagaimana dengan pekerjaan rumah tangga lainnya? Kamu mengerjakannya sendiri?"

"Kami selalu berbagi tugas dalam urusan membersihkan rumah. Mencuci piring biasanya dilakukan oleh partner saya karena saya sudah memasak. Pakaian dicuci sendiri-sendiri, untuk pakaian anak-anak kami melakukannya bergantian," Chaeyeon berhenti bicara begitu merasa sudah mengatakan apa yang mereka ingin dengar.

Suara gelak tawa dari kamar Chaeyeon mengalihkan perhatian mereka. Chaeyeon tersenyum manis. "Anak-anak sedang main dengan partner saya dikamar. Mau melihat mereka?"

Chaeyeon membimbing tiga orang dewasa itu menuju kamarnya. Ketika pintu dibuka, pemandangan yang terlihat sungguh membuat Chaeyeon meringis sekali lagi. Kamar Chaeyeon juga bencana. Mainan berserakan dimana-mana.

Jio tertawa didalam walker chair nya, kedua tangannya memegang mainan. Sementara Jia sedang diterbangkan oleh Lee Jeno,  tangan mungil itu terentang meniru sayap pesawat.

Lee Jeno belum sadar akan kehadiran orang lain didepan pintu kamar sampai Jio memekik "mama" dengan keras dan menghentakkan kakinya ke lantai sampai walker chair nya bergerak kearah Chaeyeon. Chaeyeon maju untuk menangkap anak lelakinya yang bersemangat

««UNIT»»

Suasana ruang tengah menegangkan. Aura tidak menyenangkannya sampai terasa oleh anak-anak yang sekarang merengek tidak nyaman.

Chaeyeon menimang Jia dalam pangkuannya, mengusap punggungnya pelan berulang-ulang untuk menidurkan si kecil karena memang sudah waktunya mereka tidur. Lee Jeno pun melakukan hal yang sama pada Jio.

Rengekan anak-anak berhenti, nafas mereka teratur, keduanya telah terlelap dalam tidur.

Meski begitu, ketegangan dari tatapan menilai tiga panitia program tetap ada. Namun keheningan itu kini dipecahkan oleh pertanyaan runtut dari ketiganya secara bergantian.

Chaeyeon pergi sejenak untuk menidurkan anak-anak dikamar sebelum kembali bergabung dengan partnernya yang sedang dalam proses interview.

Pertanyaan demi pertanyaan mereka jawab apa adanya. Walau dibumbui sedikit untuk meningkatkan citra baik pada diri mereka.

UNIT | Lee Chaeyeon x Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang