bab 16 : keluarga lee jeno

883 150 7
                                    

Rumah Lee Jeno berlokasi di perumahan elit pusat kota. Bangunan dua lantai itu terlihat nyaman dan hangat. Mereka memiliki halaman depan yang luas. Mungkin kalau si kembar lebih besar, keduanya akan senang berlarian disana.

Lee Jeno memarkirkan mobilnya disebelah mobil lain. Mesin dimatikan, Chaeyeon dan Lee Jeno turun dan menggendong di kembar yang menggeliat.

Jia merengut tidurnya terganggu, gadis kecil itu hampir menangis kalau saja Chaeyeon tidak segera mengelus punggungnya pelan. Lain hal dengan Jio yang kembali tertidur di ceruk leher Lee Jeno.

Seorang pria baya datang dengan pakaian sederhana. Lee Jeno menyapa beliau dengan sopan, "tolong bawa masuk tas yang ada di bagasi ya, pak," ujar lelaki itu.

Kemudian Lee Jeno meminta Chaeyeon untuk mengikutinya masuk kedalam rumah.

Rumah itu sunyi, namun semakin Chaeyeon mengikuti langkah Lee Jeno masuk lebih kedalam rumah, barulah ia mendengar suara-suara yang sedang mengobrol.

Itu ruang duduk dengan banyak sofa yang terlihat sangat lembut dan nyaman. Ada dua wanita yang sedang berbincang membelakangi arah Chaeyeon dan Lee Jeno datang.

Lee Jeno berdeham cukup keras untuk mengalihkan perhatian dua wanita yang sibuk.

"Anaknya pulang gak disambut sama sekali," gerutu Lee Jeno.

Mendengar gerutuan, kedua wanita itu berhenti bicara dan langsung menoleh ke sumber suara. Kemudian wanita yang lebih tua—yang Chaeyeon tebak adalah mama Lee Jeno—langsung berdiri melihat anak lelakinya datang.

"Eh, Jeno! Mama gak denger ada suara mobil yang dateng," ujar wanita itu seraya menangkup pipi Lee Jeno dan menciumnya dengan sayang.

Kemudian wanita yang lebih muda, mungkin kakak perempuan Lee Jeno pun ikut bergabung dan melakukan hal serupa pada Lee Jeno.

Chaeyeon berdiri dibelakang Lee Jeno memperhatikan dengan senyum tipis. Merasa iri dengan kehangatan keluarga partnernya.

"Ini pasti salah satu dari si kembar," ujar mama Lee Jeno. Wanita itu langsung mengalihkan perhatiannya pada Jio yang masih anteng tidur di pelukan Lee Jeno.

Sementara mama Lee Jeno fokus pada Jio, kakak perempuannya menghampiri Chaeyeon begitu wanita itu menyadari keberadaannya.

"Kamu pasti partnernya Jeno, siapa namanya?" Tanya wanita itu sambil tersenyum ramah.

Chaeyeon membalas senyuman tersebut, "Chaeyeon, mbak," jawabnya.

Lee Jeno dan mamanya kini menoleh dan mengalihkan perhatiannya pada Chaeyeon. Lelaki itu langsung menghampiri Chaeyeon dan berdiri disampingnya.

"Ma, ini Chaeyeon, partner Jeno. Chaey, ini mama gue dan mbak Jena, kakak perempuan gue."

"Chaeyeon, tante," Chaeyeon mengulang memperkenalkan dirinya pada mama Lee Jeno, menjabat tangan wanita yang tersenyum hangat.

"Salam kenal ya, Chaeyeon. Tante juga berterimakasih karena selain rawat anak-anak, kamu juga udah rawat anak tante dengan baik."

"Jeno pernah bilang alerginya kambuh, dia juga sempet sakit. Jeno bilang kamu yang rawat dia sampe sembuh. Maaf udah ngerepotin kamu, nak," lanjut mama Lee Jeno.

Chaeyeon tidak tahu harus merespon bagaimana, jadi gadis itu hanya tersenyum. Selain itu, Jia yang ada di gendongannya juga sudah kembali menggeliat.

Gadis mungil itu mengangkat kepalanya, matanya yang terbuka memperhatikan sekelilingnya lalu kembali menatap pada Chaeyeon dan memanggil dengan suara halus, "mama."

"Iya sayang, mama disini," Chaeyeon refleks menjawab sambil mengelus punggung Jia. Gadis itu sudah sepenuhnya bangun. Namun kepalanya masih terkulai di pundak Chaeyeon, matanya masih memperhatikan sekeliling ruangan.

UNIT | Lee Chaeyeon x Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang