bab 27 : pasir pantai

663 141 20
                                    

Ketika Chaeyeon berpikir mungkin Lee Jeno hanya akan membawa mereka pergi ke pantai tardekat, ternyata ia salah. Perjalanan yang mereka tempuh cukup panjang. Anak-anak yang semula mengoceh di kursi belakang menjadi diam karena lelah dan akhirnya tertidur.

Gadis itu belum mengobrol dengan partnernya sejak suasana mobil menjadi hening tanpa suara si kembar. Hanya ada musik lembut yang terdengar. Lee Jeno fokus pada jalan dan Chaeyeon sibuk mengagumi keindahan pemandangan sekitar dari jendela samping.

Chaeyeon belum pernah bepergian sejauh ini. Gadis itu asing dengan jalan yang dilewati. Jadi ia tidak memiliki ide kemana Jeno membawa mereka.

Dua jam kemudian mereka sampai di penginapan. Sementara Lee Jeno berurusan dengan petugas penginapan yang akan membantu mengantar barang bawaan mereka ke kamar, Chaeyeon mengambil Jio yang sudah bangun untuk digendong. Strolernya dilipat dan diberikan pada partnernya, tangan yang lain mendorong stroler yang masih ditempati Jia.

Karena akan berlibur selama tiga hari dua malam, Chaeyeon mengemas semua pakaian mereka dalam satu koper sedang milik Chaeyeon dan perlengkapan bayi seperti popok, bedak, botol susu dan lainnya di tas berbeda. Selain itu, Lee Jeno juga membawa tas ransel berisi barang penting seperti ponsel, dompet, dan obat serta vitamin.

Sampai di kamar, Chaeyeon langsung menurunkan Jio diatas satu-satunya tempat tidur dikamar tersebut.

"Lo gak pesen yang double bed?" Gadis itu spontan menoleh pada sang partner yang masih sibuk dengan barang bawaan.

"Gak dapet yang double bed, Chaey. Jadi gue pesen dua kamar, satunya kamar depan. Kamar ini view nya lebih bagus jadi gue bawa lo kesini duluan, biar gue ambil kamar satunya."

Begitu Lee Jeno selesai bicara Chaeyeon langsung menoleh kearah jendela yang menampilkan pemandangan langsung menghadap pantai.

"Lo suka?" Tanya Lee Jeno, sontak Chaeyeon kembali menoleh pada partnernya. Gadis itu mengangguk pelan.

"Ya, bagus," jawabnya.

Chaeyeon mengambil Jia dari stroler dan menidurkan gadis itu diatas ranjang setelah Jio merengek minta turun. Bayi lelaki itu dengan tertatih berjalan kearah jendela, Chaeyeon mengikuti anak lelakinya.

"Nanti setelah kakak Jia bangun kita main kesana, nak," kata Chaeyeon, duduk bersila dibelakang Jio yang menempelkan wajahnya pada kaca jendela.

Suara jepretan kamera mengejutkan Chaeyeon, gadis itu menoleh hanya untuk mendapati Lee Jeno mengangkat bahu dengan senyum tersungging diwajahnya. "Dokumentasi," katanya.

Maka Chaeyeon membalikkan badan sepenuhnya menghadap Lee Jeno dan berpose, "fotoin gue kalau gitu," pintanya.

"Dengan senang hati."

««UNIT»»

Jia dan Jio sama sama antusias ingin ke pantai segera hanya karena melihat pemandangan dari jendela, rupanya mereka tidak sabar ingin bermain air. Jio bahkan sudah membongkar tas mainan yang Chaeyeon kemas untuk mereka main selama liburan, terus menerus menyodorkan bebek karet pada Chaeyeon dan pada Lee Jeno yang tertidur, tidak ternganggu sama sekali dengan ulah anak-anaknya yang sangat aktif.

"Jio, sini sama mama aja disini bareng kakak Jia. Biarin papanya tidur," panggil Chaeyeon.

"Paa ... in ..." Jio menepuk nepuk tempat tidur mengharapkan perhatian papanya.

"Iya, nanti main sama papa juga, sekarang biarin papanya tidur dulu ya, Jio sayang," alhasil Chaeyeon harus bangkit untuk mengambil Jio agar kembali bersamanya dengan Jia disisi jendela sambil bermain dengan mainan-mainan yang bisa menempel di kaca.

UNIT | Lee Chaeyeon x Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang