bab 13 : kebenaran dan kenyamanan

903 160 21
                                    

Sejak kejadian di aula, Chaeyeon dan Lee Jeno tidak pernah lagi membawa si kembar keluar dari unit apartemen selama dua hari setelahnya. Mereka juga menolak tamu, termasuk sahabatnya yang ingin menjelaskan kejadian tersebut.

Mereka cukup nyaman dengan kegiatan mereka sendiri didalam apartemen. Kejadian itu juga membuat hubungan mereka sebagai satuan lebih erat. Sebenarnya, Chaeyeon tidak tahu mereka ini disebut sebagai apa, Chaeyeon dan Lee Jeno jelas adalah partner. Tapi jika melibatkan si kembar, entahlah, terlalu canggung untuk menyebutnya sebagai keluarga.

Dan kata satuan mungkin yang paling cocok. Mereka semua terlibat dalam satu kesatuan, dengan Chaeyeon dan Lee Jeno sebagai partner dan si kembar sebagai anak asuh mereka. Mereka adalah satuan, sebuah unit.

Pagi ini Chaeyeon melihat Lee Jeno menggeliat di sofa tunggal kamar Chaeyeon yang sudah menjadi singgasana paten Lee Jeno. Si kembar belum bangun, Chaeyeon juga masih bergelung dibawah selimut. Malas beraktivitas.

"Gue ada janji hari ini," kata Lee Jeno sambil bangkit dari sofa dan meregangkan tubuhnya. Chaeyeon tidak bisa membayangkan bagaimana pegalnya tubuh lelaki itu semalaman tidur di sofa yang sempit. Pasti sangat tidak nyaman.

"Oh," hanya itu yang keluar sebagai tanggapan dari Chaeyeon.

"Mungkin sebelum makan siang gue udah balik. Lo gak perlu masak, biar gue beli dari luar aja."

"Oke," kata Chaeyeon lagi.

"Kalau ada apa-apa sama si kembar langsung telpon gue," titah Lee Jeno.

"Iyaa," Chaeyeon menjawab dengan geli pada nada posesif Lee Jeno. Lelaki itu lebih mudah khawatir pada anak-anak setelah insiden aula.

Dengan anggukan terakhir, Lee Jeno keluar dari kamar Chaeyeon. Gadis itu bisa mendengar suara Lee Jeno yang sedang siap-siap karena kamarnya dibiarkan tidak tertutup rapat oleh Lee Jeno.

Sebelum pergi, Lee Jeno kembali ke kamar Chaeyeon untuk memberitahu tentang kepergiannya sekali lagi.

««UNIT»»

Chaeyeon menjalani hari seperti biasa. Keberadaan si kembar sudah menjadi bagian dari keseharian Chaeyeon. Gadis itu bahkan sudah sangat terbiasa dengan aktivitasnya mengurus Jia dan Jio dari mereka bangun tidur pagi hari sampai kembali tidur malam hari.

Dulu saat pertama kali datang, Chaeyeon sama sekali tidak bisa mengurus si kembar meski mendapatkan bimbingan langsung dari susternya. Saat Chaeyeon sudah bisa mengurus anak, dia juga masih mengalami kesulitan tanpa bantuan Lee Jeno. Kini Chaeyeon sudah mahir, bahkan tanpa Lee Jeno, Chaeyeon bisa menghandle si kembar.

Tapi tetap saja ia masih membutuhkan Lee Jeno di waktu-waktu tertentu. Terutama saat keduanya ingin digendong. Chaeyeon tidak mungkin bisa menggendong keduanya dalam waktu bersamaan. Atau saat keduanya rewel. Atau saat Jia dan Jio sulit tidur, ia membutuhkan Lee Jeno.

Intinya, meskipun Chaeyeon sudah bisa mengurus si kembar, ia tetap membutuhkan Lee Jeno sebagai partnernya.

Menjelang makan siang Lee Jeno sudah kembali dengan kantong makanan ditangannya. Kedatangan lelaki itu disambut senang oleh Jia dan Jio yang belum melihat sosok Lee Jeno sejak pagi.

Kali ini, mereka tidak makan di meja makan dan memilih makan di karpet bulu depan televisi sambil menemani si Kembar bermain. Chaeyeon sesekali menyuapi keduanya dengan makanan bayi yang sudah disiapkannya. Mengobrol ringan dengan Lee Jeno.

Lelaki itu tidak bercerita tentang kegiatannya pagi ini, dengan siapa dia memiliki janji bertemu, dan Chaeyeon tidak ingin bertanya karena itu mungkin urusan pribadi.

««UNIT»»

"Jeno."

Chaeyeon berdiri diambang pintu kamar Lee Jeno sementara si kembar sedang tidur siang di kamarnya. Tidak seperti Lee Jeno yang sering menginap di kamar Chaeyeon, gadis itu jarang sekali masuk ke kamar partnernya. Jadi ia menilai sekeliling kamar itu ketika Lee Jeno menyuruhnya masuk.

UNIT | Lee Chaeyeon x Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang