bab 3 : lee jeno

974 140 6
                                    

Chaeyeon melangkah ringan menelusuri koridor yang akan membawanya ke ruang dosen. Dua hari yang lalu ia sudah membuat janji dengan Mrs. Hu, dosen mata kuliah parenting. Ada beberapa hal yang perlu Chaeyeon diskusikan dengan beliau, semakin Chaeyeon membaca, semakin banyak pertanyaan-pertanyaan yang membutuhkan jawaban. Maka Chaeyeon berfikir bahwa konsultasi adalah jalan untuk memperjelas apa yanng tidak Chaeyeon pahami.

Disinilah dia sekarang, di depan pintu ruangan Mrs. Hu. Chaeyeon tidak berani mengetuk pintu karena ia mendengar sayup-sayup suara dari dalam. Dosennya sedang memiliki tamu, jadi Chaeyeon memutuskan untuk menunggu bebebrapa saat. Sepuluh menit berlalu tidak ada tanda-tanda bahwa tamu sang dosen akan selesai. Mau tak mau, Chaeyeon mengetuk pintu dengan ragu takut mengganggu percakapan didalam sana.

"Masuk," kata suara tegas dari dalam ruangan. Chaeyeon membuka pintu kayu tersebut. Mrs. Hu memang sedang kedatangan tamu, seorang mahasiswa. Mungkin sedang konsultasi juga.

"Saya mohon pertimbangan anda, ma'am." Mahasiswa itu melirik Chaeyeon sekilas, "saya rasa sebaiknya saya pergi, anda memiliki tamu," katanya sambil bangkit dari duduknya.

"Tidak, jika anda masih ada perlu dengan Mrs. Hu, saya bisa tunggu di luar," tukas Chaeyeon, ia merasa tidak enak kalau harus menyela urusan orang lain.

"Saya sudah selesai," kata mahasiswa itu seraya berlalu meninggalkan ruangan setelah mengangguk hormat kepada dua orang yang ada di ruangan itu.

"Silahkan duduk, Chaeyeon," kata Mrs. Hu dengan ramah, Chaeyeon duduk di tempat orang tadi duduk. Dosennya menatap Chaeyeon dengan senyum terpatri di wajah, membuat Chaeyeon bersemu malu diperhatikan seperti itu, sedangkan sang dosen hanya terkekeh melihat respon Chaeyeon yang menurut beliau lucu.

"Saya tertarik sama permohonan kamu untuk bertemu saya. Konsultasi tentang masalah pendidikan parenting. Ada beberapa hal yang tidak kamu pahami setelah membaca buku." Chaeyeon mengangguk membenarkan apa yang disebutkan dosennya.

"Kamu membaca banyak buku tentang itu rupanya?"

"Ya, saya sudah membaca tiga buku dari perpustakaan. Tapi saya juga membeli buku lain untuk referensi yang berbeda," jawab gadis itu.

"Kamu menanggapi program parenting ini dengan sangat serius," ujar Mrs. Hu. "Setelah mendapat pesan kamu, saya langsung melihat formulir milik kamu. Jadi, mungkin saya tahu apa masalahnya. Kenapa kamu sangat peduli dengan seluruh program ini. Khususnya tentang pengasuhan anak, bukan hanya mengkhawatirkan siapa yang akan berpartner denganmu."

Chaeyeon mengangguk lagi. "Masalah partner, mungkin nanti kami bisa negosisasi bersama-sama untuk melakukan yang terbaik. Tapi untuk pengasuhan anak sendiri, saya rasa prakteknya tidak akan sama dengan teori karena setiap anak memiliki kepribadian yang beragam. Menurut saya bagaimana cara mengasuh mereka sangat penting, selain butuh mendidik anak tentang hal baik dan buruk, benar atau salah, kita juga harus menyurahkan banyak perhatian dan kasih sayang terhadap mereka. Kita juga sebagai orang dewasa harus bersikap didepan sang anak agar memberikan contoh yang baik. Karena seperti yang anda tahu melalui formulir, keadaan keluarga saya tidak baik, jadi saya mengkhawatirkan banyak hal."

Mrs. Hu tersenyum mendengar penuturan Chaeyeon. "Saya senang kamu menganggap program ini sama pentingnya seperti kami para panitia yang mempersiapkan. Program ini sangat penting, bahkan bagi anak-anak yang akan diasuh. Kamu satu-satunya yang datang kepada saya dan ingin berdiskusi tentang program ini, Chaeyeon. Jadi saya senang memiliki mahasiswi seperti kamu."

"Bukannya mahasiswa tadi juga baru saja berkonsultasi dengan anda tentang masalah ini, ma'am?"

"Lee Jeno, rupanya juga salah satu yang peduli. Tapi dia lebih peduli dengan partnernya. Dia ingin mengganti partner."

UNIT | Lee Chaeyeon x Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang