17

205 32 29
                                    

Sudah tiga minggu Bona diantar jemput oleh supir yang ditugaskan oleh Tuan Kim. Selama itu pula hampir seluruh kegiatan Bona diketahui oleh Tuan Kim.

Cukup satu kali Tuan Kim merasa gagal sebagai Ayah, dia tidak ingin membuat kesalahan lagi.

Tiga minggu bukanlah waktu yang sebentar, terlebih lagi hingga kini Bona menjaga jarak dengan kekasihnya Dohwan, dia tidak ingin memancing emosi sang Ayah dan menunggu waktu yang tepat agar dapat mengajak Dohwan menemui sang Ayah untuk meminta maaf. Setidaknya itu yang Bona pikirkan, dia tidak ingin hubungannya dengan Dohwan berakhir begitu saja.

Sedangkan disisi lain, Dohwan yang tidak tau mengenai rencana Bona terus mendesak Bona untuk bertemu sekedar menyalurkan rindu, Bona menjadi sangat sulit ditemui, pesan yang Dohwan kirimkan saja jarang Bona balas dan jika dia menghubungi kekasihnya, yang didapat hanyalah suara operator.

Satu dua minggu Dohwan dapat memakluminya, dia menahan rindu dan menyingkirkan pikiran negatif yang sering kali menghampirinya, mencoba mengerti dengan keadaan yang Bona hadapi. Tapi dengan tidak adanya komunikasi sama sekali membuatnya meragu dan semakin hari semakin mendesaknya untuk memperjelas masalah yang sedang terjadi antara dirinya dengan Bona kekasihnya.

Jika inti dari permasalahannya adalah pernikahan, maka Dohwan dengan senang hati akan datang ke kediaman Tuan Kim dan langsung melamar Bona. Tapi jika permasalahannya merupakan hal lain, setidaknya Dohwan tau apa itu. Jadi dia dapat membantu Bona, memberinya kekuatan dan berada disamping kekasihnya itu. Tapi harapannya tidak pernah terwujud, Bona bungkam dan tidak pernah memberi kejelasan kepada Dohwan.

Tiga minggu ini juga mempengaruhi Juyeon dan kedua sahabatnya, mereka tidak dapat bergerak leluasa untuk mendekati Bona.

Bona yang sebelumnya terus-menerus menolak Juyeon kini semakin tertutup, membuat Seola dan Yujin kebingungan. Mereka memutar otak mereka mencari cara agar dapat mendekatkan Juyeon dengan Bona. Tapi sekeras apapun mereka mencoba, jika Bona sudah menutup diri, maka yang mereka temui hanyalah jalan buntu.

"Nuna..." Yujin memanggil Minju dan Jisoo yang sedang fokus pada buku yang mereka buka.

Minju mengalihkan pandangannya menatap Yujin "Siapa yang kamu maksud.?"

"Nuna ku ada dua, jika bisa memanggil kalian berdua, kenapa harus salah satu.?"

"Kenapa.?" Jisoo ikut mengalihkan pandangannya.

"Bona Nuna,,, apa yang terjadi dengan Bona Nuna.?" Tanya Yujin takut.

Minju dan Jisoo menutup dan menyimpan buku yang sedang mereka baca.

Minju menangkup kedua tangannya di atas meja "Sebenarnya kami juga tidak tau apa yang sedang Bona hadapi. Tapi yang jelas, masalah yang sedang dihadapinya bukanlah masalah yang sepele." Minju menjelasnya.

Pasalnya Minju dan Jisoo mengenal sosok Ayah Bona, sering kali mereka berdua mengunjungi kediaman Tuan Kim sekedar bermain dengan Bona ataupun menginap dan bertemu dengan Tuan Kim, beberapa kali juga mereka berdua mengobrol dan bertukar pikiran dengan Tuan Kim.

Di mata Minju dan Jisoo, Tuan Kim merupakan sosok Ayah yang penyayang dan lemah lembut. Bagi mereka berdua Tuan Kim tidak memeiliki kesan keras, menuntut dan mengekang seperti orang tua-orang tua diuar sana.

Tapi sekarang mereka melihat Bona dengan segala fasilitas yang Tuan Kim berikan, yang terkesan lebih cocok untuk seorang anak yang masih membutuhkan pengawasan yang ketat dan itu meyakinkan mereka bahwa apapun kesalahan Bona, maka itu merupakan kesalahan yang tidak bisa Tuan Kim terima.

"Kenapa kamu bertanya seperti itu.?" Tanya Jisoo.

"Tidak, hanya saja...." Yujin menggantung ucapannya, dia ragu untuk melanjutkannya.

PROMISE (Eunseo-Bona "EunBo")Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang