16

170 28 8
                                    

“Selamat datang Tuan Kim, Nyonya Kim.” Sapa Tuan Woo mengulurkan tangannya saat meliahat pasangan Kim yang mulai memasuki gedung perusahaannya.

“Tuan Woo, selamat atas peresmian cabang Double O Magazine mu.” Tuan Kim menerima uluran tangan Tuan Woo dan menggenggamnya.

“Kalian hanya berdua.? Dimana putri cantik kalian.?” Tanya Tuan Woo yang tidak melihat keberadaan Bona.

“Ahahahaa, dia sedang sibuk belajar. Jadi kami tidak mengajaknya.” Bohong Tuan Kim.

“Benar, aku dengar dari putraku bahwa ujian mereka diadakan dua minggu lagi.”

Sebenarnya Bona memang sedang disibukkan dengan urusan kuliah, tapi jika hanya menghadiri peresmian gedung saja dia bisa menghadirinya.

Hanya saja setelah kejadian dua minggu yang lalu Bona seakan dikekang oleh Tuan Kim. Tuan Kim tidak lagi mengizinkan Bona keluar sendirian, dia lebih memilih mengutus supir untuk bertugas mengantar dan menjemput purtinya.

FLAS BACK

Bona yang baru saja tiba dirumah hanya bisa duduk dan menundukkan kepalanya dengan air mata yang tidak henti-hentinya keluar, dia tidak memiliki keberanian untuk menatap wajah sang Ayah. Walau begitu, Bona sangat yakin saat ini wajah sang Ayah pasti menampakkan kemarahan.

Dengan nafas yang masih memburu Tuan Kim memandang purtinya yang terus menundukkan kepalanya, beberapa kali Tuan Kim menghela nafasnya.

“Haahhhh, kamu tau apa yang hampir saja kamu perbuat.?” Tanyanya dengan nada tenang. Tapi nada tenangnya mampu membuat Bona takut.

“Hikss,,, hikss,,, Maaf.” Lirihnya dengan wajah yang masih menghadap lantai.

“Angkat kepalamu Bona dan lihat Ayah.!” Perintah Tuan Kim.

Bona masih enggan mengangkat wajahnya, air matanya masih mengalir, badannya bergetar dengan cetak merah dipergelangan tangannya.

Tuan Kim masih memandang keadaan putrinya, dia baru menyadari jika baju putrinya sedikit terkoyak dangan beberapa robekan yang mampu menampakkan kulit bagian atas dari putrinya.

Amarah, kecewa, dan penyesalan sedang menyelimuti Tuan Kim. Dia menekan pelipisnya, sekuat tenaga menahan tangisnya.

“Kenapa kamu melakukan itu.?” Tanya Tuan Kim.

“Maaf.” Hanya kata itu yang dapat Bona keluarkan.

Tuan Kim mendudukkan dirinya, mencoba menekan emosinya, sudah cukup dia menyakiti putri sematawayangnya “Ayah tidak membutuhkan permintaan maafmu. Ayah ingin alasanmu, kenapa kamu melakukan itu.?” Tuan Kim mencoba bertanya selembut mungkin.

“Cepat katakan, sebelum Bundamu mengetahui keadaanmu sekarang.” Lanjut Tuan Kim, dia tidak ingin istrinya mengetahui perbuatan putri mereka.

“Hikss,,, hikss,,,” Bukan jawaban yang keluar dari Bona, melainkan isakan yang mampu menyayat hati seorang Ayah.

“Apa kamu akan tetap bungkam hingga pagi dan menunggu Bundamu bangun, Bona.?”

“Ak- Aku tidak tau.” Jawab Bona takut.

“Tidak tau.? Kemana perginya wanita tadi, dengan lantangnya dia mengatakan bahwa dirinya sudah dewasa.?” Emosi Tuan Kim mulai terpancing kembali, mengingat apa yang dilakukan Bona beberapa saat lalu ketika mereka masih berada di Unit Dohwan.

Bona benar-benar tidak dapat melakukan apa-apa selain menangis dan menundukkan kepalanya, dia tidak berani menjawab pertanyaan mudah dari sang Ayah.

PROMISE (Eunseo-Bona "EunBo")Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang