34

185 28 29
                                    

Suara perbincangan terdengar dari segala penjuru ruangan. Dengan setelah jas dan gaun yang dikenakan, para tamu undangan saling bercengkrama berbincang di dalam ruangan yang sudah disediakan.

Son Corp kembali mengadakan pesta, setiap tahunnya Tuan Son akan menyelenggarakan beberapa kali pesta. Entah itu hari jadi Son Corp, pesta peringatan pernikahannya dengan sang Istri, open house, bahkan pringatan kelahiran kedua orang tuan Tuan Son, walaupun orang tua Tuan Son sudah meninggal tapi sebagai penghargaan tertinggi, Tuan Son masih melakukan perayaan hari lahir mereka.

Bukan tanpa alasan Tuan Son sering menyelenggarakan pesta, selain untuk mengeratkan hubungannya dengan para sahabat dan rekan bisnisnya, pesta yang diselenggarakan juga mengembil peran besar terhadap reputasi Son Corp dan membuat Son Corp menjadi salah satu perusahaan terbesar dan berpengaruh seasia karena jalinan bisnis yang bersih dan etos kerja yang tinggi.

Seperti sekarang ini, jika beberapa bulan lalu merupakan perayaan berdirinya Son Corp, kali ini Tuan Son secara spontan mengundang rekan bisnisnya dan menyelenggarakan pesta yang bertujuan untuk mempererat hubungannya dengan para rekan bisnisnya. Walaupun tidak lebih dari 200 undangan, tapi yang Tuan Son undang merupakan orang-orang yang sangat berpengaruh.

Tentu saja itu hanyalah alibinya, Tuan Son menyelenggarakan pesta ini karena rasa senangnya akan pernihakan putranya Son Juyeon dengan wanita yang sudah mencuri hati dan seluruh hidup putranya itu.

Walaupun ada beberapa hal yang mengganjal, tapi Tuan Son tidak bisa membohongi dirinya sendiri atas rasa senangnya karena dia sudah berhasil mewujudkan permintaan Putranya dan menlindungi janji yang sudah dia buat.

....

Tok tok tok

"Sunbae~" Juyeon mengetuk pintu kamar Bona.

"Tunggu atau pergi saja sendiri.!" Teriak Bona dari dalam kamarnya.

Sebenarnya ini sudah sangat terlambat, tapi Juyeon tidak bisa melakukan apa-apa, pria itu hanya bisa menerima keputusan sang Istri tanpa melemparkan protes dan berakhir terduduk disofa sambil memainkan jarinya menunggu sang Istri keluar dari kamarnya.

Cklek

Setelah 15 menit penantiannya, akhirnya pintu kamar Bona terbuka dan menampilkan sosok Bona dengan tubuh yang terbalut gaun putih memamerkan bahu dan punggungnya, rambutnya tergerai bergelombang menutupi sebagian punggung tereksposenya dengan high heels dan tas yang senada dengan jas hitam milik Juyeon.

"Sunbae, sepertinya ada yang kurang." Koreksi Juyeon menatap Bona dari atas sampai bawah.

Halis Bona mengerut "Ck."

"Nah, itu yang kurang. Tolong kurangi mimik masam mu Sunbae, itu tidak cocok dengan wajah cantikmu dan tolong ganti dengan senyuman. Jika Sunbae melakukannya, aku bersumpah tidak ada wanita yang dapat menandingi kecantikan Sunbae." Rayu Juyeon panjang lebar dengan sedikit candannya.

"Disini bahkan tidak ada orang lain, tidak ada kewajiban untukku untuk tersenyum dan berlaku manis. Jangan harap aku akan tersenyum kearahmu." Dingin Bona berjalan mendahului Juyeon.

"Wajahnya masam saja sudah begitu cantik, bagaimana jika senyumannya terbit. Bisa mati muda aku." Ujar Juyeon melihat punggung Bona yang tertutup rambut panjangnya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.

....

Mobil yang ditumpangi Juyeon dan Bona akhirnya sampai didepan gedung pesta, seperti biasa Juyeon lebh dulu keluar dan berjalan menuju sisi lain mobil untuk membuka pintu mobil untuk Bona, tangannya selalu terulur menjaga kepala Bona agar tidak terbentur atap mobil.

PROMISE (Eunseo-Bona "EunBo")Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang