13

470 53 4
                                    

Hari ini udah hari Senin lagi. Soobin membawakan dasi untuk Yeonjun karena ia sudah sangat gemas kepada Yeonjun yang tak pernah memakai pakaian lengkap.

"Nah kan, firasat gua bener, pasti lu lagi yang masuk"-Soobin.

"Nih gua bawain dasi, gua mau upacara"-Soobin.

"Pakein"-Yeonjun.

"Manja amat lo"-Soobin.

" Ya kan sekalian aja lu latihan pakein suami lu dasi, siapa tau nanti gua jadi suami lu"-Yeonjun.

"Yee, kayak bakal pake dasi aja lu"-Soobin

"Dari kata² lu, lu yakin juga kalo gua bakal jadi suami lu"-Yeonjun.

" Ogah, siapa manusia yang mau sama lo, jangankan gua, kareena Kapoor juga bakal jiji kalo ditawarin jadi bini lu"-Soobin.

"Cepetan pakein, ntar lu gua nikahin sekarang nih"-Yeonjun.

" Najis"-Soobin

Soobin menurut. Sebelum ia memasangkan dasi, ia merapikan pakaian Yeonjun terlebih dahulu. Setelah itu Soobin mulai memasangkan Yeonjun dasi. Yeonjun terus menatap Soobin. Jantungnya berdebar kuat.

" Dah kelar"-Soobin.

Soobin dan Yeonjun bertatapan. Jantung Soobin pun berdebar ketika Yeonjun menatapnya.

"Kok diliat liat ganteng juga ya"-batin Soobin dengan wajahnya yang memerah.

Soobin segera buru² sadar daripada wajahnya semakin memerah.

" HEH! Malah bengong lu"-Soobin.

"Eh,  maap hehe"-Yeonjun.

" Gua mau upacara, dadah"-Soobin.

Soobin mencoba membuka pintunya. Ternyata pintunya dikunci dan akan dibuka setelah upacara selesai.

"Eh asu, dikunci"-Soobin.

"Ah masa, lu nya lembek kali"-Yeonjun.

Yeonjun juga mencoba membuka pintu. Ternyata benar, pintunya dikunci.

" Kan, siapa yang lembek sekarang?"-Soobin.

"Bukan gua pokoknya"-Yeonjun.

"Terserah, kita nungguin pintu itu dibuka"-Soobin.

" Yah, ga jadi upacara deh"-Yeonjun.

"Ini dasinya lu beli?"-Yeonjun.

" Iye, lu kan miskin ga punya dasi"-Soobin.

"Cie mulai perhatian sama gua"-Yeonjun.

"Apaan sih? Gua bosen tau ngeliat muka lu terus"-Soobin.

"Jangan suka gitu, nanti lu kangen"-Yeonjun.

" Najis"-Soobin pergi meninggalkan Yeonjun dan mencari sesuatu di rak agar ia tidak gabut.

Tiba-tiba mereka merasakan guncangan.

"Eh ubinnya goyang ga sih? Apa perasaan gua aja ya?"-Yeonjun.

"Eh gempa tolol"-Soobin.

" Eh gimana ini"-Soobin.

Yeonjun melihat box yang akan jatuh menimpa Soobin.

"SOOBIN AWAS KEPALANYA"-Yeonjun.

Yeonjun mendorong Soobin agar ia tidak tertimpa box yang ada di atas rak tersebut. Namun sayangnya Yeonjun pun juga terjatuh dan menindih Soobin. Bibirnya Yeonjun tidak sengaja mengenai leher Soobin. Akhirnya terjadi lah tatap menatap.

"Anjir cakep juga dia"-Batin Soobin.

" Sedekat ini anjir"-Batin Yeonjun.

"Ih awas, ayo kita keluar"-Soobin mendorong Yeonjun agar ia berdiri.

"Ayo"-Yeonjun.

Soobin mencoba membuka pintunya. Entah siapa yang mengunci pintu ruang OSIS.

"WOY TOLONGIN"-Soobin.

"Yaudah lah, ga bakal ada yang denger bin"-Yeonjun

"Kalo mati gimana?"-Soobin.

" Ya mati barengan dong, itu namanya cinta sehidup semati"-Yeonjun.

"Najis"-Soobin

"Ini gempa nya kenceng banget, lu ga takut?"-Soobin.

" Kaga"-Yeonjun.

"Peluk gua dong, gua takut"-Soobin tiba-tiba memeluk Yeonjun.

" Gua ga bakal mati gara-gara gempa kan? "-Soobin.

" Kaga"-Yeonjun.

Jantung Yeonjun berdebar sangat kuat. Sehingga bunyi detak jantungnya terdengar oleh Soobin.

"Aduh ni anak pake acara meluk meluk, tadinya gua mau ngajak dia duduk di kolong meja"-Batin Yeonjun.

Gempa akhirnya selesai. Memang cukup lama gempanya. Namun untung saja tidak ada kerusakan di sekolah.

"Udahan gempanya"-Yeonjun.

"Gua masih takut"-Soobin.

" Ayo kita keluar"-Yeonjun.

"Kan kita dikunci, kita harus nunggu upacara selesai"-Soobin.

Soobin menjauhkan kepalanya dari dada Yeonjun.

"Lu ada kelainan jantung ya?"-Soobin..

"Ah kaga"-Yeonjun.

"Ini detaknya kenceng banget"-Soobin

" Ah gapapa"-Yeonjun.

"Ini kenapa napa"-Soobin.

"Jantung gua berdebar karena dipeluk sama kamu"-Yeonjun.

" Skip"-Soobin.

Tiba-tiba Mark datang membuka pintu ruang OSIS.

"Baguslah kamu ga kenapa napa bin"-Mark.

"Soobin doang?"-Yeonjun.

" Iya, soalnya lu ga penting"-Mark.

"Cih, lama lo, kasian nih Soobin panik"-Yeonjun sambil melenggang keluar ruang OSIS.

"Apa sih gaje"-Mark menatap Yeonjun yang pergi dari sana

"Lu beneran gapapa?"-Mark..

" Gapapa kok"-Soobin.

Soobin agak sedikit khawatir dengan Yeonjun. Ia pikir Yeonjun ada kelainan jantung yang membuat detaknya semakin cepat. Padahal ia hanyalah salah tingkah karena dipeluk oleh Soobin.

LU LAGI LU LAGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang