Ryan mengangkat tubuh Dira yang ringan berkali-kali dengan cepat. Tubuh Dira terguncang. Ia merasakan miliknya berkedut seiring dengan gerakannya yang cepat. Milik Ryan seakan menyentuh bagian terdalam miliknya. Ia berpegangan erat karena takut terjatuh. Dira melenguh mendapat hunjaman berkali-kali dalam tempo yang cepat.
"Coba kau peluk aku dan berpegangan yang erat,"perintah Ryan yang langsung dituruti oleh Dira.
Setelah yakin Dira berpegangan erat, Ryan bangkit dan berdiri. Dira menjadi panik karena ia digendong dalam keadaan milik mereka masih menempel. Ryan membawa Dira ke jendela. Pria itu menekan jendela hingga terbuka dan menaikkan Dira di jendela.
"Ah, aku takut jatuh!" Dira memegang tepian jendela erat.
"Percaya saja padaku, peluk aku dengan erat."
Dira menelan ludahnya. Ia merasakan pelukan Eyan padanya juga erat, lalu ia memekik karena merasakan hunjaman yang keras. Ryan berhenti sejenak dan membuka paha Dira lebar lalu kembali menghunjam.
Dira mencengkeram punggung Ryan. Tubuhnya yang ringan kini terguncang dengan keras. Bercinta di suasana seperti ini memiliki sensasi tersendiri. Angin berembus menyentuh tubuh pasangan itu. Dira menengadah, membiarkan wajahnya keluar jendela dengan embusan angin malam. Ia tak takut lagi. Ryan pasti akan menjàganya.
Ryan berhenti setelah merasa cuku. Ia menggendong Dira lagi dan kali ini membawanya ke kamar.
"Kita mau ke mana?"
"Ke kamar." Ryan meletakkan wanita itu ke kasur dengan hati-hati."Aku ingin menekanmu dengan sangat keras. Jadi, kau harus berada di alas yang tidak keras."
Dira tersenyum karena Ryan memperhatikan hal sekecil itu. Ia menunggu apa yang akan dilakukan pria itu selanjutnya. Tetapi, Ryan justru berbaring di sebelahnya. Apakah permainan sudah berakhir, pikir Dira. Tapi, pria itu belum pelepasan.
Ryan memeluk Dira di sebelahnya, dan meminta Dira membelakanginya. Pria itu memeluk dan menangkup dada Dira dari belakang. Dira bisa merasakan milik Ryan menempel pada bokongnya. Dira melenguh karena tangan Ryan begitu hangat menyapu permukaan dadanya.
Ryan mengangkat satu paha Dira, lalu menyatukan milik mereka lagi dengan posisi seperti itu. Dira terbelalak karena merasa ini sedikit sakit dan tak nyaman.
"A-Apa ini~"
"Ini sama saja seperti tadi. Posisinya saja yang berbeda." Napas Ryàn memburu sembari mencumbu leher dan pundak Dira dari belakang.
Dira merasa posisi ini sangat erotis dan romantis. Ia bisa dipeluk dari belakang dan dicumbu. Lalu milik mereka saling beradu. Ryan mengarahkan wajah Dira agar menoleh ke arahnya. Setelah itu melumat bibirnya dengan begitu liar.
Ciuman terlepas, napas Ryan semakin memburu. Ia mendorong tubuh Dira hingga wanita itu tengkurap. Lalu, Ryan menghunjamnya.
"Ah, Ry-Ryan!" Dira mencengkeram bantal dengan erat. Tubuhnya ditekan begitu dalam sampai ia sendiri tidak bisa menahan sebanyak apa cairan yang ia keluarkan. Dira tak tahu apakah itu air seni atau air yang lain. Ia merasa lega saat cairan itu membasahi miliknya.
Dira mulai merasakan kakinya yang pegal karena dalam posisi tersebut cukup lama. Tapi, akhirnya Ryan mengakhiri percintaan tersebut dengan erangan yang panjang. Dira mengatur napas dan posiai tidurnya. Ia merasakan cairan milik Ryan membasahì selangkangannya.
Dira bangkit dan mengambil handuk untuk menutupi tubuh."Sepertinya harus langsung dibersihkan karena menetes di pahaku."
Ryan mengangguk."Pergilah duluan. Sebentar lagi aku menyusul."
"Baik."
Dira membersihkan pahanya yang lengket karena cairan kental milik Ryan. Tak lama kemudian lelaki itu datang menyusul untuk buang air kecil dan membersihkan diri.
"Kamu langsung tidur saja. Besok kamu harus bekerja,"kata Dira.
"Baiklah. Kamu hati-hati, ya." Ryan kembali ke kamar, lalu mencari pakaian yang nyaman untuknya. Tatapannya tertuju pada tas besar yang terbuka. Ia mencarinya di sana. Alih-alih menemukan baju, ia menemukan benda lain yang menarik perhatiannya. Kotak perhiasan yang tidak disimpan baik oleh Dira.
"Ini apa?"gumam Ryan sembari membolak-balik benda tersebut.
"Ry-Ryan!" Dira berdiri di ambang pintu dengan gamang. Ia sangat terkejut dengan situasi saat ini.
"Ini apa, ya? Kotak yang bagus."
Dira terperanjat. Tubuhnya gemetar karena cincin itu ditemukan oleh Ryan. Apa yang harus ia jawab. "Ah, anu~itu~"
Ryan menimang kotak tersebut lalu membukanya. Keningnya berkerut saat melihat cincin yang indah dan mewah."Wah, bagus sekali. I-ini cincin, kan? Desainnya sederhana tapi terlihat sangat indah."
Dira yang sempat mematung pun menghampiri Ryan dengan cepat. Ia mengambil cincin itu dari tangan Ryan."I-ini bukan milikku kok. Tidak perlu diperhatikan seperti itu. Ini tidak penting."
Ryan berpikir sejenak."Bukan milikmu, tapi kenapa ada di sini? Itu bukan cincin pernikahan kita, kan? Karena kau tidak memakainya di hari pernikahan. Mengingat kita tidak mampu, rasanya memang tidak mungkin itu kubeli. "
Dira menggeleng."Memang bukan. Aku menemukannya di dekat perkotaan. Aku tidak tahu milik siapa dan harus kupulangkan ke mana. Jadi, aku memutuskan untuk menyimpannya saja. Jika suatu saat kita membutuhkan uang, aku akan menjualnya. Sepertinya harganya lumayan."
"Sayang sekali kalau harus dijual. Harganya memang pasti sangat mahal. Tapi, cincin ini sangat cantik. Sangat cocok dipakai oleh wanita yang dicintai oleh pasangannya,"kata Ryan dengan tenang. Sementara jantung Dira seakan ingin lepas.
"Ya, mungkin seperti itu. " Dira tak menanggapinya dengan serius,"kita simpan saja dulu. Nanti kujual saja kalau kita pergi ke Kota."
Ryan menahan tangan Dira."Jangan dijual. Kalau kita butuh uang, aku akan mencarinya. Tapi, cincin ini benar-benar sangat indah. Sangat cocok untukmu. Jadi, kupakaikan untukmu, ya." Ryan mengambil cincin dan memakaikannya untuk Dira.
"Anggap saja ini cincin pernikahan kita,"kata Ryan lagi dan memasangkannya perlahan di jari manis.
"Sedikit kebesaran di jari manis,"kata Dira dengan kecemasan yang sudah hilang. Setidaknya Ryan tak menaruh curiga.
"Kalau begitu, pindahkan ke jari tengah saja." Ryan memindahkan cincin dan tersenyum puas." Sudah kukatakan ini cocok untukmu. Cantik, kan?"
"Bagaimana jika pemiliknya marah?"tanya Dira takut.
"Memangnya siapa pemiliknya? Tidak ada kepemilikan di situ, kan?" Ryan tertawa kecil,"jika ada yang marah, memangnya apa buktinya mereka bisa mengklaim ini miliknya?"
"Tetap saja ini ada pemiliknya."
"Pemiliknya adalah kamu sekarang. Dan sebagai bukti kepemilikanku juga. Kamu adalah milikku." Ryan tersenyum dengan manis.
Kalimat Ryan terdengar sangat indah. Dira merasa bahagia meskipun tahu itu adalah semu. Ia menatap jarinya yang sudah terisi oleh cincin.
Ryan mengusap puncak kepala Dira."Ayo kita tidur." Akhirnya Ryan memutuskan tidur tanpa pakaian karena ia memiliki selimut.
Dira menatap Ryan yang telah berbaring dengan perasaan yang hangat. Lalu dalam hati ia berkata,"aku mencintaimu, wahai engkau~yang tak kutahui namanya." Setelah itu Dira ikut berbaring dan memeluk sang suami sampai terlelap ke alam mimpi
❤❤❤
![](https://img.wattpad.com/cover/333627701-288-k760585.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ISTRI RAHASIA
RomansaSatu hari sebelum hari pernikahan, Ryan meninggalkan surat pembatalan penikahan untuk Dira. Merasa marah dan frustrasi, Dira ingin bunuh diri. Karena jika pernikahan ini gagal, ia akan dinikahkan paksa dengan Duda tua di Kampungnya. Saat ingin bunuh...