22

2K 208 13
                                    


Tiga hari kemudian, Banyu kembali ke rumah. Ia sudah sehat dan bugar. Selama di rumah sakit, ia melakukan banyak pemeriksaan. Ia bahkan tidak bisa mengingatnya satu persatu. Namun, selama ia di sana, Dira selalu mendampinginya. Baik Chesta maupun Rayyan tidak menghalau wanita itu. Banyu dan Dira akhirnya kembali ke rumah besar itu. Setiba di rumah, Chesta dan Rayyan mengajak pasangan itu bicara baik-baik. Mereka ada di ruang kerja Rayyan yang memiliki banyak jendela. Angin berembus dengan bebas di dalam sana.
"Jadi, berapa usia kandungan Dira?" Rayyan memulai pembicaraan.

"Hmm sekitar enam atau tujuh minggu." Banyu tidak ingat dengan pasti karen terlalu banyak kejadian yang beruntun belakangan ini.

Rayyan menarik napas panjang."Jadi, Banyu~sesuai dengan apa yang kita bicarakan sebelumnya, Papa akan melanjutkannya di sini, ketika ada Dira juga."

Dira menatap Banyu bingung. Ia tak tahu kapan keduanya bicara. Padahal ia selalu ada di sisi lelaki itu. Mungkin saat ia pergi ke toilet atau pergi mencari angin. Banyu tak membalas tatapan Dira, tetapi, ia menggenggam tangannya erat dan meminta wanita itu tetap tenang.

Banyu mebrlan ludahnya."Iya, Pa~saya sudah mengerti dan menyepakatinya."

Rayyan mengangguk,"jadi, Dira~apa yang terjadi, ya sudah lah. Kamu sudah mengandung anak Banyu. Maka dari itu~kamu akan tinggal di sini sebagai istri Banyu, meskipun kalian belum menikah secara resmi. Kami akan menyediakan tempat tinggal yang nyaman, makan yang enak, dan merawatmu selayaknya anak kami sendiri."

Dira tersenyum."Terima kasih, Pak."

"Tetapi, Dira~Banyu ini kan sebenarnya punya calon istri, ya~sebelum kecelakaan itu terjadi, mereka adalah pasangan yang saling mencintai. Seluruh karyawan, staf, rekan bisnis dan kolega juga tahu keberadaan dan perasaan mereka. Mereka sudah dijodohkan sejak kecil."

Senyum Dira sirna. Hatinya yang tadi berbunga kini layu seketika. Sepertinya ia akan mendengarkan hal yang tidak enak setelah ini.

"Perihal kamu dengan sengaja menyembunyikan Banyu, menyamar sebagai calon istrinya, memanfaatkan Banyu yang sedang amnesia, itu sangat membuat kami terpukul. Bayangkan, betapa kami kehilangan anak kami. Tapi, kami akan melupakan hal tersebut. Yang penting Banyu sudah kembali bersama kami lagi,"lanjut Rayyan. Sementara Chesta memilih bungkam. Ia sedang tak ingin bicara apa pun. Sebagai Ibu, hatinya masih terluka karena kondisi anaknya yang kembali tanpa mengenalinya.

Banyu tetap menggenggam tangan Dira dengan erat. Sementara wanita itu terus tertunduk.

Rayyan menarik napas panjang."Kami~sudah membuat keputusan, tentunya seperti yang tadi saya katakan, kami akan menerima kamu. Kami akan bertanggung jawab atas perbuatan Banyu tersebut. Namun, bagi kami~tidak semudah itu memperkenalkan kamu sebagai istri Banyu ke khalayak umum."

Mata Banyu terpejam. Ini adalah bagian yang pakling sulit ia bayangkan. Hati Dira pasti sangat hancur. Mata Dira mulai berkaca-kaca dan tidak berani mengangkat kepalanya.

"Jadi, kamu tetaplah istri Banyu di rumah ini. Hanya kita yang di rumah ini saja yang tahu. Hubungan Nirmala dan Banyu tetap berjalan di luar sana. Yang orang tahu , hubungan mereka masih seperti dulu. Ini hanya untuk sementara. Apa yang akan terjadi nanti, itu akan kita bicarakan lagi."

Hati Dira terasa ditebas oleh benda tajam. Di sisi lain ia merasa senang karena diterima di sini. Di sisi lain ada hal yang justru sangat menyakitkan.
Ia harus menerima kenyataan bahwa Banyu dan Nirmala ditetapkan sebagai pasangan yang orang-orang ketahui.

"Aku dan dia hanya berpura-pura sebagai pasangan,"kata Banyu pada Dira. Chesta dan Rayyan pun mendengar kalimat itu.

Dira mendongak."Ya?"

ISTRI RAHASIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang