Pukul sembilan pagi, Dira dan Ryan pun menikah. Acara berjalan singkat karena hanya acara sederhana. Usai menikah, mereka menikmati aneka kue tradisional dan teh hangat.
Dira menyapa tetangga yang hadir memberikan ucapan selamat. Lalu, secara tak sengaja ia mendengarkan percakapan tamu yang datang.
"Ada polisi di sekitar sungai. Rame banget. Mereka bawa perahu karet menyusuri sungai. Pak Kades nyusul ke sana. Warga juga rame lihat."
"Apa?" Dira tercekat,"Po-polisi? Kenapa?" Dira ikut nimbrung di obrolan karena ingin tahu.
"Katanya baru ada yang kecelakaan. Mobilnya jatuh ke jurang. Kemungkinan korban jatuh ke jurang dan hanyut ke sungai. Kemungkinan korbannya lewat atau sangkut di daerah ini."
Wajah Dira berubah pucat pasi.Itu pasti pria yang ia temukan. Korbannya pasti adalah pria yang sekarang telah menjadi suaminya."Semoga aja korbannya segera ditemukan. Kalau begitu saya pamit ya, Bu, mau pulang."
"Pengantin baru udah nggak sabar, ya?"
Dira tersipu malu."Bukan, Bu, kita mau persiapan pindahan. Kan kita mau langsung pindah."
"Kenapa buru-buru pindah, Dira."
"Iya, males lihat Pak Sarjo. Takut terusik. Lebih baik pergi, Bu."
"Ih iya. Ya udah hati-hati, Dira. Semoga semua lancar dan menjadi keluarga yang samawa."
"Terima kasih, Bu." Dira mencari keberadaan suaminya. Lelaki itu sedang duduk sendirian memerhatikan sekeliling. Dira menghampirinya dengan cepat."Ayo kita pulang."
Ryan mengangguk."Iya."
Keduanya pulang berjalan kaki. Sepanjang jalan Dira melihat ke sana ke mari. Mungkin saja ada yang melaporkan bahwa mereka menemukan orang tenggelam di sana. Banyak orang berseliweran di dekat rumahnya. Padahal biasanya sunyi sekali. Sepertinya mereka melihat sungai yang sedang ramai.
Sesampai di rumah, Dira mengunci pintu rapat-rapat. Ryan sampai terheran-heran dengan sikap Dira.
"Ry-Ryan~" Dira memegang tangan Ryan.
"Ada apa? Kenapa wajah kamu pucat?"
Dira menggeleng."Nggak, aku cuma kelelahan. Hmmm~bagaimana kalau kita segera pindah sekarang?"
"Kenapa?"
"Itu sudah kesepakatan kita sebelum pernikahan. Begitu kita menikah, kita akan pindah ke tempat yang sudah kita tentukan." Dira menjelaskan dengan cemas. Ia berharap Ryan tak bertanya lebih jauh. Tapi, ia juga tak bisa berharap semuanya akan berjalan lancar. Ia tahu akan ada kesulitan karena Ryan akan melontarkan banyak pertanyaan.
"Begitu, ya. Baiklah."
"Aku akan menyiapkan segala keperluannya. Kamu duduk saja,"kata Dira. Ia harus bergegas sebelum warga sadar bahwa orang yang di sungai kemarin adalah orang yang menikah dengannya. Jika begini, Dira bisa ketahuan. Dira menyiapkan semuanya dengan cepat. Ia hanya perlu memasukkan pakaian dan uang yang ia temukan di celana pria itu. Untuk pakaian Ryan, ia bisa membelikannya yang baru. Uang yang ia temukan sangat banyak, sebesar dua puluh juta rupiah. Mungkin lelaki ini adalah orang yang kaya raya.
"Ryan, ayo~" kata Dira setelah satu jam bersiap.
"Aku tidak perlu ganti baju?"tanya Ryan bingung. Ia masih mengenakan kemeja putih yang ia gunakan saat menikah tadi.
Dira mengangguk."Iya nanti kita ganti di sana saja."
Dira memilih jalan pintas yang jarang dilalui warga. Ryan mengikuti dengan wajah linglung. Ia tidak tahu dengan situasi yang sedang terjadi. Ia hanya terus mengikuti Dira. Sampai akhirnya mereka berhenti di tepi jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ISTRI RAHASIA
RomanceSatu hari sebelum hari pernikahan, Ryan meninggalkan surat pembatalan penikahan untuk Dira. Merasa marah dan frustrasi, Dira ingin bunuh diri. Karena jika pernikahan ini gagal, ia akan dinikahkan paksa dengan Duda tua di Kampungnya. Saat ingin bunuh...