19

1.5K 165 21
                                    


Begitu selesai makan, mereka keluar dari tempat makan itu. Lalu datanglah sebuah mobil berwarna hitam. Mobil semewah itu baru pertama kali Dira lihat. Tetapi, bagi Ryan ini bukanlah pemandangan yang asing baginya. Ia seperti sudah terbiasa melihat mobil itu.

Seorang wanita paruh baya berambut pendek keluar. Ia menenteng tas mahal dan mengenakan dres selutut berwarna navy. Ia merapikan rambutnya dan berjalan ke arah Ryan dan Dira berdiri.

Wanita itu terkejut. Ia datang kè sini karena suaminya memintanya datang. Ternyata ia diberi kejutan seperti itu.

"Pap, ini~mirip Banyu? Kenapa dia mirip sekali?"tanyanya dengan nada panik.

"Ini adalah orang yang ditemukan itu. Memang sama, kan?"

Chesta mendekat dan mempehatikan wajah Banyu. "Banyu!" Chesta histeris. Tas di genģgamannya sampai jatuh karena kaget. Ia memeluk anaknya dengan gemetar.

"Kamu Banyu, kan, aku nggak mungkin salah dengan anak yang kukandung, dan kulahirkan, lalu kubesarkan dengan kasih sayang." Chesta meluapkan perasaannya. Ia memeluk Banyu cukup lama, sementara Banyu sendiri hanya mematung tanpa membalas pelukan Chesta.

Chesta melepas pelukannya, lalu menatap Banyu."Kamu baik-baik saja, kan?"

Ryan terdiam menatap wanita itu dengan tatapan kosong. Ia masih berpikir siapa wanita yang ada di hadapannya tersebut."Anda siapa?"tanya Ryan.

Chesta sangat syok. Ia melihat ke arah suaminya.

"Dia amnesia, maaf belum memberi tahumu. Lalu, ini adalah istrinya." Rayyan menunjuk pada Dira yang sedari tadi mematung dan disibukkan dengan pemikirannya sendiri.

Dira cukup syok melihat kondisi keluarga Banyu. Pria itu benar-benar berasal dari keluarga konglomerat.

"I-istri? Kenapa bisa ada istri?" Chesta menatap Dira dengan bingung. Mendengar anaknya amnesia saja sudah membuatnya bingung, apa lagi mendengar kenyataan bahwa anaknya sudah beristri.

Rayyan memijit keningnya."Ceritanya panjang. Kita bahasa saja di rumah, ya. Dia juga sedang hamil anak Banyu."

Chesta menggeleng."Aku tak bisa seperti ini. Anakku melupakan Ibunya. Lalu, hamil? Apa-apaan maksudnya?" Kakinya lemas bagai tak bertulang. Lalu, ia jatuh pingsan.

"Percuma cantik, tapi, lemah!" Dira mendecih dalam hati.

Ryan terbelalak."Kamu tidak boleh mengatai orang seperti itu. Dia tidak melakukan apa pun padamu."

"Dia terlihat seperti nenek sihir!"balas Dira.

Chesta dibawa ke mobil untuk dibawa pulang. Dira dan Banyu dibawa pakai mobil yang lain.

Mereka tiba di rumah dengan halaman dan oagar yang besar berwarna emas. Pekarangannya sangat luas dan dihiasi lampu dan tanaman yang asri. Dira sampai ternganga dibuatnya. Dira turun dari mobil dan mendongak, rumahnya sangat besar dengan warna putih. Seumur hidupnya, ia  baru pertama kali melihat rumah seperti ini.

Sementara itu, Ryan merasakan jantungnya berdebar lebih kencang saat melihat ke sekeliling. Tempat ini tak asing baginya. Hatinya goyah, ia mulai merasa kalau ia benar-benar anak keluarga ini. Keduanya dipersilakan masuk. Karena sudah malam, mereka langsung disuruh istirahat. Salah satu asisten rumah tangga membawa mereka ke kamar tamu. Ketika menuju kamar, langkah Ryan melambat. Ia melihat foto yang menempel di dinding. Foto yang mirip dirinya. Ia terlihat sangat tampan dengan stelan jas hitam yang pas di tubuh. Lalu, pandangannya tertuju pada lemari kecil yang menjadi tempat pajangan figura dengan foto-foto keluarga. Ryan mengambil salah satunya dan menatapnya dengan perasaan campur aduk.

"Di sini kamarnya. Semua sudah tersedia di kamar termasuk pakaian tidur dan pakaian dalam yang baru. Jika membutuhkan sesuatu, silakan pencet bel di kamar. Selamat istirahat." Asieten rumah tangga itu berpamitan sembari memperhatikan Ryan. Mereka tak menyangka kalau Tuan Muda di rumah ini datang kembali dengan sehat dan selamat.

"Sudah letakkan!" Dira merebut figura dari tangan Ryan dan meletakkannya begitu saja,"ayo istirahat. Aku sudah lelah. Kita harus menikmati dan memanfaatkan tumpangan gratis ini."

Ryan hanya diam dan mengikuti sang istri. Mereka masuk ke kamar dan mengagumi isinya."Sangat mewah."

"Iya. Ini cocok sekali untuk kamar pengantin baru." Dira tersenyum dengan wajah merah. Sudah beberapa hari mereka tidak melakukan hubungan suami istri. Begitu melihat kasur yang indah, ia langsung merindukan sentuhan suaminya.

"Ini sudah malam dan kita baru aja dari perjalanan jauh. Kita harus istirahat."

Bibir Dìra mengerucut. Ia menunjukkan wajah kesal dan bersandar di dada Ryan."Kenapa begitu. Aku sama sekali tidak lelah."

"Kita tidak boleh melakukanñya di rumah orang lain. Nanti kasurnya kotor,"kata Ryan.

"Hmmm~"

"Aku ingin mandi. Kalau gitu aku mandi duluan, ya?" Ryan berjalan ke lemari dan mencari piyama yang dimaksud. Meskipun ia fokus pada foto, ia bisa mendengarkan ucapan asisten rumah tangga dengan baik. Ryan mendapati piyama dan handuk. Ia segera mandi tanpa canggung. Ia bahkan bisa menggunakan shower dan closet dengan mudah.

Sementara itu, Dira mengelilingi kamar. Betapa bahagianya jika ia memiliki kamar seindah itu. Ia pasti akan sangat bahagia. Lalu ia akan tidur dengan suaminya, bergumul, dan bercinta. Pasti sangat menyenangkan.

Dira pergi ke jendela dan membuka tirai. Ia tersentak melihat ada kolam yang sangat besar."Wah, apa itu~seperti sungai dengan air warna biru. Apa itu sungai di dekat rumah? Ah, menyenangkan sekali mandi di sana. Keluarga ini benar-benar kaya sampai bisa membuat seperti itu."

Dira tersenyum, kemudian melihat ke sekelilingnya dari jendela."Di sini juga banyak sekali asistennya. Berarti selama ini, dia hidup dengan nyaman dan berkecukupan. Lalu, bertemu denganku dan hidup pas pasan. Selain itu dia juga harus bekerja keras."

Tatapan Dira tertuju pada tempat tidur. Ia menghampiri dan duduk di sisinya. Ia mengusap permukaan tempat tidur yang halus dan lembut. Setelah itu ia berbaring.

"Ah, nyamannya~" Dira jadi berpikir kalau Ryan memang Banyu, maka suaminya itu akan pindah ke rumah ini. Lalu, ia juga akan tinggal di rumah ini sebagai istri Banyu. Dia akan menjadi Nyonya kedua. Dira tersenyum.

Ryan selesai mandi dan menatap Dira sedang tersenyum sendiri."Apa yang kamu pikirkan?"

"Ah, nggak ada." Dira bangkit.

"Pergilah mandi lalu istirahat. Aku sudah siapkan air panas." Ryan mengambil piyama lainnya dari lemari."Ini, cepatlah sebelum semakin larut."

"Iya."

💜💜💜

ISTRI RAHASIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang