Hallo welcome to chapter 23.
Vote and comment ya beb, biar excited author namatin nya.
Happy reading
***
Wilona Pov
Lelap ku terganggu tatkala suara bising itu menusuk nusuk telinga. Memang sangat merdu, alunan gitar yang dipetik lihai diiringi nyanyian suara beberapa pria juga dihiasi dengan sedikit riuh tawa dan perbincangan. Namun tetap saja, membuatku terpaksa membuka mata kendati pengar di kepala ku masih menyisa.
Aku segera beranjak ketika menyadari pemandangan di sekeliling ku sangat asing. Di kamar siapa aku terlelap? Sungguh tak tau malu. Aku membawa tungkai kaki menuruni satu per satu anak tangga. Mataku terus berputar mengamati tempat yang saat ini aku berada di dalamnya. Rumah ini tak begitu mewah. Jika di banding dengan kediaman ku bersama Mi Le sangat jauh berbeda, apalagi dengan mansion Keluarga Louise. Design rumah ini terkesan klasik namun dipadukan beberapa barang modern, interior dominan berwarna cokelat, cream, dan ivory. Pencahayaannya juga tak terlalu menusuk mata. Kendati sederhana, rumah ini sepertinya sangat nyaman untukku menenangkan diri.
Kini langkah ku sampai di pintu belakang, aku meraih handle pintu lalu menarik membukanya. Sontak mata ku membulat, kedua manik indah ini disuguhkan panorama yang sangat damai dan menenangkan. Rumah ini dikelilingi danau dengan air bersih yang mengalir. Ini jam tiga pagi. Suara riuh jangkrik terdengar jelas seakan membawaku ke desa yang sangat aman. Namun benakku merasa agak takut, sesekali burung hantu mengukuk juga banyak terdengar suara aneh.
Aku melanjutkan langkah kaki keluar. Tak berhenti berdecak kagum dengan keindahan di sekitar. Tapi ada yang aneh, dari jauh samar terlihat seperti bangunan bangunan tinggi yang sudah berlumut tak berpenghuni, ini seperti satu satunya rumah yang berdiri dikelilingi danau yang cukup besar. Pohon pinus menjulang tinggi menjadi pagar sekeliling danau.
Kedua pandangan ku terkunci tatkala melihat sebuah gazebo yang kokoh berdiri dari cahaya pengis. Aku mendekatinya, ternyata alunan merdu itu berada di sebelah gazebo.
-
"Siapa pria itu?" Wilona berpikir keras berusaha mengenali pria yang tengah lihai memainkan gitar. Dia belum menyadari jika Wilona sedari tadi memperhatikannya.
Wilona tercengang, "aku mengingatnya," itu pria yang tak sengaja tertabrak olehnya di bar, jam 10 lalu.
"Oh ya tuhan," suaranya terlalu keras hingga fokus pria itu teralih menatap Wilona. Dia melepasnya gitarnya lalu beranjak menghampiri Wilona, mendekat hampir mengikis jarak. Wilona melangkahkan kaki mundur menjauhinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesayangan CEO Tampan (ON-GOING)
Romance"Jika malam itu kau tak lancang terbaring di ranjang ku mungkin hingga saat ini aku tidak pernah merasakan jatuh, se jatuh jatuhnya dalam cinta. Kau satu satunya wanita kriteria ku, Wilona Yin Cassela." Dalam semalam nasib seorang gadis si pemilik m...