Matahari mulai lenyap dari kuasanya. Kemunculan rembulan telah indah menguasai malam.
Kepulan asap dari dua mulut telah dihentikan saat Mi Le menginjakan kaki di sebuah ruang pribadi mansion keluarga Louise.
Mi Le mendaratkan bokongnya, lantas mengulurkan lengan pada sandaran sofa yang didudukinya.
"Sepertinya Lethisa konsisten dengan niatnya yang akan membuat kerugian besar di perusahaan ini." Glen memulai bicara di hadapan kakak tiri yang sebenarnya juga adik iparnya.
"Sebenarnya kita tidak perlu terlalu khawatir, Lethisa tidak akan bisa menggertak. Aku hanya ingin kau bertindak agar wanita sialan itu tidak membuat kerugian di perusahaan milik ku." Saut Louise kembali menghisap cerutu yang samar samar masih menyala.
"Tapi aku ingin Glen melakukan semua tanpa bantuan dari manapun juga," Mi Le langsung menentang.
Suasana keluarga itu tentu menjadi sedikit panas, Keluarga Louise begitu terkenal karena reputasinya yang sangat sempurna. Jika sesuatu terjadi pasti akan menyebabkan masalah besar.
Mendengar perkataan Mi Le Glen beranjak dari posisi duduknya, berdiri lalu mencengkram kuat kerah kemeja yang dikenakan Mi Le.
Kini emosinya meluap, tak tahan rasanya ingin mencabik mulut sang kakak tiri. Wajahnya memerah diikuti keringat yang membasahi pelipis. "Kau terlalu meremehkan ku, kau pikir karena kau anak tertua di keluarga ini aku tidak bisa melawan hah! Aku bisa mengurus semuanya tanpa campur tangan kotor dari mu!"
Tak hanya diam. Urat di leher Mi Le menonjol terlihat jelas. Sontak dia mendorong Glen yang sedari tadi menarik kerahnya hingga beberapa kancing t-shirt nya terlepas hingga menjauh terlempar ke sebidang tembok kokoh. Mi Le mendekat langsung menendang perut Glen cukup kuat hingga mulut Glen mengeluarkan bercak merah. Darah.
"Jaga sikap mu! Aku mengatakan yang sebenarnya. Sejak kecil kau selalu saja merepotkan keluarga ini bahkan mengurus perusahaan saja tidak becus! Kau hanya tau mabuk mabukan mengonsumsi barang haram juga mengacak ngacak wanita yang kau inginkan," kini berbalik Mi Le yang berbicara. Intonasinya menninggi lalu melemah dihadapan Glen yang tengah tersandar pada tembok memegangi perut karena tendangan bebas yang diberikan Mi Le.
Emosinya tak terkontrol. Kedua mulut pria itu saling mengatai.
Glen menyeringai tatkala sifat buruknya di kuak oleh sang kakak dalam keluarga.
"Hentikan bicaramu itu dasar pria dingin. Apa yang membuat mu yakin jika wanita mu bahagia dengan pria aneh seperti mu?" Glen mulai bangkit sambil mengelap darah yang keluar dari mulutnya.
Harusnya Glen tidak membawa soal wanita dalam masalah ini. Mi Le sangat sensitif. Terlebih seumur hidupnya dia baru sekali merasakan jatuh cinta, hanya kepada Wilona.
"Tutup mulutmu sampah mu! Kau tidak punya hak berbicara seperti itu!" Mi Le mendekati Glen yang baru bangkit, kembali menghajar hingga tangannya melingkar pada leher Glen.
"Le-Lepas sia-alan," Glen kesulitan berucap saat Mi Le mencekiknya dengan kuat. Bibirnya telah memucat karena kesulitan bernapas.
Melihat kedua putranya bertikai semakin hebat, Louise sontak melerai Mi Le sebelum Glen terbunuh di tangannya.
"Hentikan!"
Mi Le melepaskan cengkramannya. Menyisakan Glen kembali terjatuh lemas.
"Dasar anak tiri." Wajah Mi Le menjadi sangat dingin, lantas berlenggang pergi dari mansion.
"Hah," lagi lagi, balasan Glen hanya menyeringai.
Bagaimanapun Glen adalah putra bagi Louise. Dia menghampiri Glen yang bersimbah lebam dan darah di wajah akibat pukulan dari Mi Le, yang juga putranya. Tangannya terjulur membangunkan, namun di tolak mentah mentah. Glen beranjak sendiri dan meninggalkan sang ayah di sebuah ruang mansion itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesayangan CEO Tampan (ON-GOING)
Romance"Jika malam itu kau tak lancang terbaring di ranjang ku mungkin hingga saat ini aku tidak pernah merasakan jatuh, se jatuh jatuhnya dalam cinta. Kau satu satunya wanita kriteria ku, Wilona Yin Cassela." Dalam semalam nasib seorang gadis si pemilik m...