"Baiklah semua nya sudah siap, nyonya Mi Le ayo," kedua tangannya tenggelam di saku, Mi Le berdiri tepat di samping istrinya.
"Mah. Aku dan Mi Le akan pergi sekarang, jaga dirimu aku sangat menyayangimu." Sepertinya berpamitan. Rupanya kedua pasangan itu akan tinggal di rumah baru. Lucy segera saja memeluk menantu nya itu. "Aku akan sangat merindukan kalian, sering kemari dan temui aku."
Setelah pernikahan itu Mi Le dan Wilona memilih tinggal berdua di rumah baru. Mi Le hanya khawatir jika masih serumah Wilona akan sedikit tidak nyaman dengan ayahnya Louise yang belum bisa menerimannya.
"With Wilona. New life. Thanks God."
Mi Le membuka kaca mobilnya, diiringi membuka kacamata hitam yang bertengger pada hidung bangirnya. Pandangannya mendongak menatapi bangunan mewah yang menjulang tinggi.
"Selamat datang Tuan dan Nyonya Mi Le Louise."
Pelayan-pelayan rapih berseragam putih hitam di sana langsung menyambut hangat kedatangan tuan rumahnya. Dengan rambut yang terikat rapih ditutupi dengan topi kecil di kepala seraya membungkukkan badan, sangat terkesan kesopanannya.
"Honey, rumah ini milik kita sekarang. Tenanglah di sini. Aku masih sibuk, aku akan kembali setelah pekerjaan ku selesai."
Belum sempat memasuki seluruh ruang rumah barunya, Mi Le sudah pergi disibukkan dengan pekerjaannya.
----------
Badannya tersandar di kursi depan meja rias dengan kaca yang besar, "sekarang aku sudah menjadi istri Mi Le. Sejauh ini aku belum memiliki perasaan lebih terhadapnya, aku hanya merasa tenang saat bersamanya. Mi Le begitu mencintaku. Aku harus dewasa, harus bisa melayani suami Presdir ku sepenuhnya."
Wilona bergumam menatap dirinya di depan kaca. Tidak lama suara pintu terbuka. "Mi Le? Aku pikir kau akan pulang larut. Oh maafkan aku aku belum meminta bibi menyiapkan makan malam," air mukanya agak panik. Seperti merasa bersalah.
"Ini malam pertama dan Nyonya Mi Le masih memikirkan makan malam?" Jawab Mi Le. Sorot matanya tidak seperti biasa. Nada suaranya juga penuh gairah. Berjalan maju ke arah istrinya sambil melepas jas membuat Wilona memundurkan langkah hingga tersandar ke tembok.
Jantung Wilona berdetak tak beraturan, keringat besar mulai membasahi pelipis wajahnya. Tak munafik. Raut wajah Mi Le sangat menawan, bahkan jika belum sah pun rasanya sulit untuk seorang wanita menolak ketampanannya.
Tangan Mi Le mengambil beberapa helai rambut di poni Wilona, lalu menaruhnya di bagian telinga menyisakan wajah cantiknya terlihat jelas. Tangannya mulai menyentuh kuncir rambutnya, ditarik hingga jatuh terlepas, "i want you to night, honey." Pelan Mi Le mengukung tubuh Wilona ke ranjang, satu demi satu kancing blouse putihnya di buka. Hanya menyisakan sehelai bra berwarna hitam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesayangan CEO Tampan (ON-GOING)
Romantizm"Jika malam itu kau tak lancang terbaring di ranjang ku mungkin hingga saat ini aku tidak pernah merasakan jatuh, se jatuh jatuhnya dalam cinta. Kau satu satunya wanita kriteria ku, Wilona Yin Cassela." Dalam semalam nasib seorang gadis si pemilik m...