01. Hidden Gem

452 21 0
                                    

Areksa Gatra Sadajiwa melangkah masuk ke dalam kosan sang sahabat, Alfareza Cakrawala

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Areksa Gatra Sadajiwa melangkah masuk ke dalam kosan sang sahabat, Alfareza Cakrawala. Baru sampai di ujung pintu, pemuda itu langsung terbatuk ketika membuka pintu kamar Cakra. Kebulan asap rokok tercampur vape seolah menyapa kedatangannya. Kedua mata Reksa refleks memejam, ia mengulum bibirnya ke dalam berusaha untuk tetap sabar.

"Bego, udah tahu lagi nyebat, pintunya malah ditutup segala!" omel Reksa dengan raut wajah kesal khasnya.

Seorang pemuda dengan rambut terikat asal itu terkekeh. "Welcome, Reksa." Dirga Radeva namanya, tampangnya seperti preman tapi sebenarnya dia yang paling ramah.

"Cakra mana? Tumben nggak negur lo pada?"

Kavian Arsen Airlangga mendongak pada Reksa sambil mematikan rokoknya. Manusia dengan visual yang nyaris sempurna itu malah terkekeh kecil melihat Reksa yang sangat heboh menurutnya.

"Duduk dulu kali, Sa, lo baru juga kelar bimbingan, kan?"

Yang ditanya hanya mengangguk kecil sebagai jawaban. Reksa ikut bergabung, duduk di karpet lantai sambil membuka jaket kesayangannya. Ia menoleh pada Arsen. "Bagi," ucap Reksa, menyodorkan tangannya seolah meminta.

"Apaan? Rokok?"

"Permen karet, anjing." Reksa menjawab tidak sabaran.

"Ya ngomong makannya, hadeh dasar Areksa Gatra Sadajiwa," keluh Arsen. Merogoh saku celana jeansnya lalu melempar permen karet itu pada Reksa.

Padahal Arsen tahu Reksa tidak merokok, sahabatnya itu hanya suka menggoda Reksa dengan menguji kesabarannya. Dirga yang menyaksikan perdebatan keduanya terkikik geli di tempatnya. Sudah biasa tapi tetap mengasyikan untuk ditonton.

Cakra muncul dengan membawa dua kantung plastik berukuran besar. Lelaki itu menarik lalu membuang napasnya beberapa saat sebelum memasuki kamarnya sendiri. "Dah balik lo," sapa Cakra ketika melihat Reksa sudah ikut bergabung namun tetap anteng pada laptopnya.

"Cak, dapat salam," kata Dirga tiba-tiba.

"Dari siapa?"

"YANG NANYA. HAHAHAHAH LUCU BANGET ANJING!" tawa Dirga meledak, Reksa yang mendengar itu hanya menggeleng tak aneh, lagipula sudah biasa Dirga seperti itu.

"Sialan lo Dirguy," umpat Cakra, menendang kecil kaki Dirga ketika ia berjalan melewati pemuda itu.

Tubuh Cakra mendekat pada Reksa, memerhatikan file yang tengah Reksa kerjakan dengan serius. Peka akan hal itu, Reksa termundur bahkan sampai menggeser laptop miliknya agar Cakra bisa melihat dengan leluasa.

BLOOMINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang