Gea dan Celine berjalan bersama memasuki Starbucks, keduanya menghentikan langkah ketika sampai di kasir. Mata Gea menyipit, menelisik menu yang akan ia pesan. Sedangkan di sampingnya Celine sudah tebar pesona pada barista ganteng yang sudah menjadi incarannya sejak satu minggu lalu.
"Saya mau Greentea Latte dingin, pakai whip cream. Atas nama Gea," kata Gea sopan, tangan gadis itu memberikan kartu kreditnya untuk melakukan pembayaran.
Tangan Gea langsung menarik Celine tak sabaran, mencari kursi untuk mereka tempati. Senyum manis Gea mengembang ketika menemukan tempat di dekat jendela, benar-benar spot yang nyaman. Di belakang Gea, Celine masih berontak karena Gea terlalu cepat membawanya pergi. Padahal Celine masih ingin melihat wajah tampan barista tersebut.
"Dukung gue kek!" dumel Celine.
Gea memutar malas bola matanya. "Udah ada cewek anjir, lo juga lihat sendiri kemarin lusa."
"Siapa tahu kakaknya."
Mulut Gea mencibir kecil mendengar ucapan Celine yang masih berusaha mengelak kenyataan. "Mana ada kakak yang cium kening sambil pelukan gitu, mana manggilnya sayang."
Gea masih ingat betul kejadian beberapa hari lalu ketika mereka tak sengaja bertemu barista tampan itu dengan kekasihnya. Lagi dan lagi, Celine didekati oleh laki-laki brengsek.
"Tapi nggak apa-apa kalau ganteng mah!" bela Celine bersungguh-sungguh. "Gue aja suka jelalatan, anggap aja saling mempermainkan!" katanya mulai melantur.
"Yeuuu, dasar! Eh, Ce, tadi lo pesan makanan juga, kan?"
Anggukan Celine membuat Gea bernapas lega. Tak lama kemudian namanya terpanggil, segera Gea berdiri. Namun wajahnya menahan malu ketika keduanya menjadi pusat perhatian karena Celine memberi nama minuman pesanannya dengan nama 'Istri Jaehyun'. Gea mendelik kecil, Celine yang tidak merasa malu hanya tersenyum tanpa dosa dan membentuk tanda piece sebagai perdamaian pada Gea.
"Bener-bener lo, Ce!"
"Hehehehehehehe."
Tak jauh dari mereka, pemuda yang semula hanya menunduk malas-malasan jadi mendongak cepat. Dirga menoleh pada kasir, kedua matanya tiba-tiba jadi berbinar. Betul kata Arsen, memang cantik sekali.
"Itu orangnya?"
Arsen membuka airpodnya, begitu pula Reksa yang jadi mengikuti arah tunjuk Dirga. Semangat Arsen langsung muncul, senyum tipisnya juga terukir indah. "Bener. Emang ya kalau jodoh nggak kemana," jawab Arsen sembari merapikan jaketnya dengan penuh percaya diri.
Cakra mendelik kecil. "Buset, ada banyak kali cowok yang lagi nongkrong di sini, bukan cuma lo doang. Bisa aja Reksa yang jadi jodohnya Gea, iya nggak, Sa?" tanya Cakra asal.
"Nggak usah ngelantur," tegur Reksa.
Tawa Dirga pecah. "HAHAHAHAHAHA, dah gue bilang Reksa nggak suka cewek!"
KAMU SEDANG MEMBACA
BLOOMING
Teen FictionBloom (noun): A Beautiful Process of Becoming. Sederhana saja, Areksa Gatra Sadajiwa jatuh cinta pada target incaran sahabatnya sendiri. Namira Gea Raespati, si primadona tersembunyi kampus yang ternyata punya banyak kejutan. This book are about joy...