34. Flowers

84 6 0
                                    

Areksa berjalan penuh wibawa membawa langkahnya memasuki lobi utama kantor milik sang ayah, sebuah perusahaan manufaktur yang bergerak fokus pada jenis industri produk konsumsi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Areksa berjalan penuh wibawa membawa langkahnya memasuki lobi utama kantor milik sang ayah, sebuah perusahaan manufaktur yang bergerak fokus pada jenis industri produk konsumsi.

Perusahaan mereka termasuk ke dalam salah satu perusahaan produktif raksasa yang cabang dan mitra kerjanya tersebar luas di Asia, dan sudah sejak satu tahun lalu Sadajiwa Group sedang berinovasi agar bisa menembus pasar Eropa juga Amerika untuk menjangkau cakupan yang lebih besar walau tentu saja prosesnya sangat tidak mudah.

Memasang wajah ramahnya senyum Reksa masih belum luntur pada wajah tampan sempurna milik sang tuan muda, sesekali membungkuk kecil untuk membalas sapaan para karyawan yang mungkin saja usianya jauh di atas Reksa.

Hampir satu tahun beradaptasi sebagai bayangan sang ayah, tentu tidak begitu sulit bagi Reksa untuk sekedar mengisi kekosongan posisi yang ditinggalkan oleh Arif. Walau beberapa kali Reksa mengeluh pada sang ayah agar segera menyudahi kegiatan liburannya dan kembali menjalankan kewajibannya di sini.

Adrian, sekertaris pribadi Arif senantiasa membimbing dan membantu Reksa selama satu bulan terakhir ini. Umurnya baru 29 tahun, sangat muda dan berbakat. Reksa memanggilnya dengan sebutan 'kakak' jika tidak ada orang di sekeliling mereka, keduanya cukup akrab dan banyak mengobrol.

Adrian lulusan Toronto University, kampus impian Reksa yang tak bisa ia raih untuk jenjang S1 nya karena Reksa menolak undangan demi tinggal di sisi sang mama yang saat itu baru pulih dari kecelakaan tunggal. Areksa yang merupakan anak tunggal tidak sampai hati jika harus meninggalkan Gina.

Bel dalam lift berbunyi, membuyarkan lamunan Reksa bersama dengan kedua pintu yang perlahan terbuka. Reksa dengan setelan rapi dibalut jas kantor melangkah keluar terlebih dahulu, diikuti dengan Adrian yang berjalan di belakangnya sambil membawa satu buah map berisi berkas yang akan mereka jadikan bukti fisik untuk meeting siang ini.

Aroma parfum Aventus Creed milik Reksa mendominasi ketika keduanya sampai di ruangan pribadi sang tuan muda. Segera Reksa menggantung jas hitamnya kemudian bergerak cepat membuka laptopnya ketika tubuhnya sudah terduduk sempurna di atas kursi, harus kembali melihat dan memastikan tidak ada kesalahan pada file mereka karena audience yang hadir pada pertemuan kali ini adalah investor dari Australia dan Spanyol yang akan membuat keputusan untuk jadi atau tidaknya menjalin kerjasama dengan Sadajiwa Group di masa depan.

"Mr. Court and Mrs. Dahlia right?"

Adrian mengangguk. "Yeah Mr. Court from Australia, and Mrs. Dahlia from Spain."

Mata Reksa fokus membaca biodata lengkap kedua investor tersebut. Adrian juga menuliskan beberapa karakteristik dan kepribadian yang mereka harapkan ketika bekerja sama dengan sebuah perusahaan. Kepribadiannya cukup berbeda jauh, tetapi ada satu kesamaan yang Reksa tarik, keduanya sama-sama ambisius dalam pekerjaan untuk meraih keuntungan sebanyak yang mereka bisa, tentu saja siapa yang mau rugi ketika berinvestasi walaupun setiap kemungkinan pasti ada resikonya.

BLOOMINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang