22. Sunset With You

104 11 0
                                    

"Terima kasih banyak guys untuk hari ini, kalian sangat berjasa, aku senang sekali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terima kasih banyak guys untuk hari ini, kalian sangat berjasa, aku senang sekali."

Suara Juna terdengar lebih nyaring, memenuhi ruang tengah kediaman keluarga Takana dengan leluasa. Laki-laki mungil itu berdiri di atas sofa dengan mic yang berposisi di depan mulutnya, tidak lelah untuk memberikan semangat dan dukungan kepada para temannya yang masih sibuk membagi tugas untuk membersihkan kembali ruangan ini.

"Jun, mending lo turun selagi gue masih sabar." Haikal memejamkan mata dengan bibir yang mengulum ke dalam, memperingatkan Juna agar berhenti.

Seperti tuli, Juna malah semakin asyik berbicara menggunakan mic dan sesekali menyanyikan potongan lirik lagu yang terlintas di kepalanya.

"Oh take me back, to the night we met."

"Cake, cake, cake, cake, cake. it's a piece of cake, cake, cake, cake, cake." Juna kini menggoyangkan tubuh serentak dengan gerakan tangan ala mengaduk adonan kue, meniru dance milik itzy pada lagu terbaru mereka.

Celine mengerutkan kening, dalam hati sudah menggerutu kesal namun tidak dia tunjukkan karena terlalu lelah. "Duh, Lang, kandangin sana teman lo. Capek banget gue dengar suaranya yang ampas," titah Celine.

Gea mengangguk cepat, dengan kedua tangan yang sibuk memegang alat kebersihan. Satu tangannya memegang sapu, sedangkan yang lain memegang serokan untuk sampah agar tidak berserakan sampai depan rumah. "Usir aja kalau bisa, gue udah gak ada tenaga nanggepinnya." Gea ikut mengeluh.

Menjadi tempat pengaduan, Elang hanya bisa diam di posisinya. Membuka lebar-lebar poly bag hitam agar Haikal bisa memasukkan sampah hasil kerajinan mereka. Sebetulnya mereka sudah membagi tugas sedari awal, Gea menyapu, Celine mengepel, Haikal memungut sampah, dan Elang akan memberikan poly bag pada siapa pun yang membutuhkannya. Sedangkan tugas Juna adalah mencuci seluruh peralatan dan merapikan ruangan, pemuda itu sudah lebih dulu menyelesaikannya, untuk itu Juna memang sengaja naik ke atas sofa sambil bernyanyi dan berteriak untuk pamer.

"Duh, gue juga pusing ah!"

Tidak banyak bicara, Haikal baru sadar jika ini adalah rumahnya. Segera pemuda berkulit sawo matang itu berjalan ke samping tembok, tanpa basa-basi Haikal mencabut colokan stop kontak yang tersambung pada televisi rumahnya. Hanya perlu beberapa detik, rengekan Juna langsung memenuhi indra pendengaran mereka.

"Tai, pelit banget!!!"

Haikal manyun. "Bayar, listrik mahal. Dah minggir lo duduk aja yang anteng, bentar lagi beres tinggal nunggu Celine selesai ngepel."

"Bosen, anjir gak ada hiburan."

Gea ikut bergabung, duduk di sofa samping Elang duduk, gadis cantik itu meneguk habis air dingin yang baru dia ambil dari kulkas. Gea mengambil tisue yang ditawarkan Elang kemudian menyeka bulir keringatnya, Gea menunduk kecil agar bisa meraih bagian belakang lehernya dengan mudah. "Langsung keramas seger banget ini."

BLOOMINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang