24. Family Dinner

98 9 0
                                    

"Cantik banget, kak?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cantik banget, kak?"

Sandi ikut megangguk, terkesima dengan penampilan Gea yang kini mengenakan mini dress di atas lutut berwarna putih dengan beberapa corak hitam, rambutnya diikat setengah dengan pita berukuran sedang yang menjadi penjepit rambutnya, dipadukan juga dengan high heels hitam dengan hak sekitar lima centimeter yang membuat kaki jenjangnya terekspos secara bebas, menambah kesan cantik dan elegan dalam satu waktu.

Ukiran senyum Sandi terpoles sempurna, Namira Gea Raespati benar-benar sangat mirip dengan Ayana muda. Struktur wajah, mata, dan bagaimana cara gadis itu tersenyum membuat perasaan Sandi kembali menghangat, dia sangat merindukan Ayana-nya. "Betul, cantik banget anak gadis papa."

Gea sengaja bergerak memutar, membuat mini dress yang dikenakan gadis itu bergelombang indah, kemudian gadis itu membungkuk sopan. "Terima kasih pujiannya," ujar Gea tersenyum senang.

"Let's go, kita berangkat sekarang!"

Gea berhenti sebentar. "Boleh Gea yang nyetir?"

"NO!" Radit dan Sandi berucap bersamaan dengan intonasi sedikit berteriak karena mendengar pertanyaan tiba-tiba itu, saling menggeleng dan tidak mau memberi Gea kunci mobil yang sudah disiapkan secara pribadi untuk mereka.

Gea mendengus. "Huh, okay fine!" Tidak mau mempertahankan permintaannya, Gea memilih mengalah dan mengambil langkah untuk masuk di kursi belakang, membiarkan Radit duduk di samping depan, menemani sang ayah yang duduk di kursi kemudinya.

Padahal Gea sudah cukup lihai, walau belum bisa dikatakan seratus persen mahir tetapi kini gadis itu sudah mampu mengendarai mobil dan motor, tentu saja karena guru private nya adalah sang kekasih, Areksa. Gea sudah mulai belajar sejak satu bulan yang lalu, dimulai dari iseng untuk mengisi waktu luang menjadi serius. Lagipula dia sudah dewasa dan pengeluaran memakai jasa kemudi online cukup boros baginya, alhasil gadis itu meminta Reksa untuk mengajarinya, dan seperti biasanya Areksa selalu menjadi guru terbaik baginya.

"Emang lo udah bisa nyetir?"

"Bisa! Jangan remehin gueeee." Cemberut Gea.

Sandi menoleh sebentar. "Sudah bikin SIM, Kak?"

"Belum, rencana sih minggu depan nunggu Kak Reksa punya jadwal kosong dulu."

Terdengar cibiran kecil dari Radit, entah si bungsu cemburu atau iri karena kakaknya punya pacar sedangkan ia masih belum menemukan sosok pujaan hatinya. "Sendiri aja kenapaa, sama pacar lo mulu," kata Radit tanpa beban.

"Huuuuu, iri aja!" Gea menjulurkan lidahnya ke depan dan memasang wajah mencemoohnya pada Radit. "Lagian gue udah mau pergi sendiri, dia yang mau nemenin katanya biar sekalian jagain."

"Kaya anak kecil aja pakai dijagain segala, padahal papa suka kirim bodyguard buat kakak."

"Komen mulu deh??????!"

BLOOMINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang