Berakhir sudah pengerjaan design distudio suga, di satu sisi minseo merasa lepas dari gangguan suga, tapi disisi lain minseo merasa dirinya akan tidak baik-baik saja jika dia tidak bertemu dengan suga.
Baru saja memikirkan hal itu, getaran dari ponselnya menyeruak membuncah lamunan minseo.
Ddrrtt drttt
"Halo, daepyonim" sapa suga ditelfon
"jangan panggil daepyonim" tukas minseo
"halo chagiya" panggilan yang dilontarkan suga membuat pipi minseo memerah
"aishh apa mau mu?"---- minseo
"Cepatlah datang ke apartementku" ajak suga dengan suara sedikit terburu-buru
"ngapain?" Tanya minseo penasaran
"ada suatu hal yang gawat, hanya kau yang bisa membantuku"---- suga
"Apa maksudmu, dimana managermu?" Minseo sedikit khawatir karena nada suara suga yang tidak biasa
"Cepatlah kesini, aku butuh bantuan" suga mengakhiri percakapan ituDengan tergesa-gesa minseo segera memutuskan untuk pergi ke apartementnya suga.
"hey, kenapa kau sangat buru-buru" sapa yuna
"urgent, sampai nanti" sahut minseo sambil berlariSesampainya diapartement, minseo langsung menuju lift untuk naik ke lantai 6.
Setelah sampai di lantai 6 minseo langsung menghampiri dan menekan bel unitnya suga.Ting ting ting, setelah beberapa kali menekan bel, suga tak kunjung membukakan pintu.
Entah perasaan apa yang dirasakan minseo saat itu, ada sebuah perasaan khawatir akan terjadi sesuatu pada suga.
Dengan terus menekan bel, minseo terus menggerutu
"dimana kau?, kenapa tidak membuka pintu"Ceklekk, pintu pun terbuka. Tanpa sadar minseo langsung menangkupkan kedua tangannya ke pinggang suga. Suga hanya tersenyum melihat perlakuan minseo padanya, dia seakan merasakan kemenangan karena telah mengerjai minseo.
"Um, itu anu hmm. Maaf" ucap minseo kelu karena ia telah memeluk suga tanpa permisi.
Gila kau sudah gila minseoyaa, kenapa kau memeluknya---- batin minseo.
"kalau kau ingin memeluk lebih lama juga tidak apa-apa" sahut suga menggoda minseo.
"Aishh tunggu, kau jangan salah paham, aku tidak sengaja melakukannya karena panik" jelas minseo menahan rasa gugupnya.
"kau mengkhawatirkan ku?" Tanya suga sambil senyum-senyum
"diam kau, ada apa sebenarnya? Tanya minseo
"tidak ada apa-apa, aku hanya ingin kau melihat apartementku dan memikirkan desain yang bagus" jelas suga tanpa rasa bersalah
"Mwoo? Hanya itu, kau menelfonku hanya untuk itu?" Tanya minseo tidak percaya
"iya" jawab suga terkekeh
"dan kenapa kau lama sekali membukakan pintu untuk ku tadi?" Minseo kembali bertanya
"aku hanya mengujimu" jawabnya santai.Setelah melihat-lihat ke berbagai sudut ruangan, mulai dari ruang tamu, dapur, kamar. Minseo telah memikirkan beberapa hal yang cocok untuk design apartement suga.
"Sudah, aku pamit dulu" pamit minseo
"Kau tidak ingin bicara dulu?" Tanya suga ingin mencegah minseo
"katamu aku hanya perlu melihat saja" ucap minseo santai.
"Hm, baiklah beritahu aku ketika kau ingin membicarakannya kembali" ujar suga.
"baiklah, aku pergi" minseo membuka pintu dan segera keluar dari sana
"hati-hati chagiya" teriak suga yang membuat bibir minseo tersenyum."Chagiya" kata itu kembali diucapkan minseo ketika di dalam lift.
Kata manis yang baru pertama kali minseo dengar dari seorang lelaki.Setelah kembali dari apartement suga, minseo sejenak berfikir akan rencana suga yang ingin bekerja sama kembali untuk design apartementnya.
"Bagaimana ini? Aku sudah janji pada mama untuk pulang Juli ini. Sedangkan pengerjaan untuk apartement suga akan berlangsung sekitar Agustus nanti" minseo berbicara sendiri sambil mengendarai mobilnya.
Sesampainya dikantor, minseo memutuskan untuk menelfon mama.
"Halo ma, mama apa kabar?" Sapa minseo
"mama baik, kamu bagaimana?" jawab mama sembari bertanya kabar minseo
"aku juga baik" jawab minseo
"jadi begini ma, aku kemarin janji untuk pulang Juli ini. Tapi aku punya seorang klien penting dan aku yang akan memimpin langsung pengerjaan designnya. Bagaimana jika aku menunda kepulanganku sampai september nanti" minseo menjelaskan alasannya
"Apakah segitu pentingnya klien mu itu?" tanya mama sedikit meragukan minseo
"iya ma, dia klien dari agensi terkenal" minseo mencoba meyakinkan mama
"hmm baiklah, mama tunggu sampai September nanti" kata mama
"oke ma, maaf telah mengecewakan" jawab minseo sedikit merasa bersalah.Dalam lubuk hati minseo yang paling dalam, berat rasanya hati untuk meninggalkan korea, terutama berat untuk tidak bertemu lagi dengan suga.
Why, kenapa? Kenapa aku merasa sesak jika mengingat akan kepindahanku ke indonesia
kenapa kaki ini terasa berat meninggalkan mereka yang pernah ada dihidupku, termasuk suga.Tapi aku juga merindukan tanah kelahiranku, aku merindukan rumahku, aku merindukan orang tuaku, aku merindukan suasana yang sudah lama aku tinggalkan itu.
Disatu sisi minseo juga merindukan kedua orang tua kandungnya yang ada di Indonesia, dia juga sangat ingin kembali ke rumahnya, rumah tempat ia dibesarkan, dia juga ingin kembali tinggal bersama orang tuanya.
Hal ini yang selalu terngiang-ngiang saat minseo hendak tidur dimalam hari. Minseo merasakan dilema yang cukup besar.
Hubungan minseo dan suga semakin hari menjadi semakin dekat. Suga selalu intens setiap hari mengirim pesan pada minseo, tak sesekali mereka juga bertemu secara diam-diam di apartement.
Minseo yang awalnya merasa terganggu dengan perlakuan suga, kini seakan dia telah terhipnotis oleh pria itu. Bahkan saat suga mengajak minseo untuk bertemu diapartementnya tanpa babibu minseo akan langsung menyetujuinya.
"hey apa yang kau lakukan?" Tanya minseo sambil tertawa ketika suga membukakan sebuah botol soda untuk minseo tanpa sengaja soda itu tumpah mengenai celana minseo.
"Eoh maaf maaf aku tidak sengaja" suga minta maaf
"Aigo, sudah ku bilang aku saja yang membukanya" ujar minseo membersihkan celananya.
"Bagaimana mungkin seorang putri membuka botol soda" sahut suga menggoda minseoMalam itu suga mengundang minseo untuk datang ke apartementnya, sebenarnya tidak ada keperluan apa-apa, hanya keinginan satu sama lain untuk bertemu.
"Hahaha, kau sungguh keterlaluan pada jimin" minseo tertawa ketika suga menceritakan pengalamannya bersama jimin
"ya, aku emang seperti itu" tukas suga
"eooo savageee" sahut minseo sambil meneguk soda.
"Apakah kau mendengarkan lagu-lagu BTS" tanya suga
"pernah, tapi aku bukan army" jawab minseo
"Hmm" suga hanya mengangguk
"wae, apakah kau tidak suka jika aku bukan army?" tanya minseo
"Aih, itu bukan masalah" jawab suga santai
"Sungguh kau adalah teman idol pertamaku" ujar minseo
"teman?, apakah kita berteman?" Tanya suga dengan ekspresi yang mengejek
"oh, baiklah kita bukan teman. Aku pergi dulu" tukas minseo sambil berdiri ingin meninggalkan suga
"Yayaya, kau selugu itu. Oke kita teman" suga menghentikan minseo
Tak apa-apa jika kau menganggapku teman untuk sekarang---- batin sugaTidak terasa sudah sekitar 3 jam mereka berbincang-bincang membagi cerita satu sama lain. Minseo segera bergegas untuk pulang karena hari telah larut malam.
"Aku pulang dulu" pamit minseo
"Hm baiklah, terimakasih telah mau datang kesini" jawab suga yang sebenarnya ingin menahan minseo tetap berada disana
"Dahh" ujar minseo yang sedang berada di dalam lift.
"Terimakasih" bisik suga yang langsung masuk ke dalam lift dan memeluk minseo, yang seketika membuat minseo mematung."Dia memelukku dan aku hanya diam saja? Wah apakah senyaman itu pelukannya" minseo berbicara sendiri
"benar memang nyaman" angguk minseo sambil tersenyumDdrrt drrtt "pasti dia" ucap minseo mengambil ponselnya.
"Dia selalu saja mengajakku menginap disana. Memangnya aku siapa" ujar minseo.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband is an Idol
FanfictionFania seorang gadis kelas 1 SMA, yang pindah dari Indonesia ke Korea Selatan, untuk urusan bisnisnya. Dan akhirnya, bertemu dengan seseorang yang tidak dia sangka-sangka selama ini, seseorang yang akan menjadi pasangan hidupnya. Semua nama tokoh, te...