Ego

233 17 0
                                    

"WAEE? WAEEE?" teriak suga melempar barang-barang disekitarnya.


Suga tak terima hubungan yang sedikit lagi menuju keseriusan harus kandas. Satu sisi dia tidak bisa menyalahkan minseo untuk masalah ini, tetapi disisi lain dia tidak tahu harus bicara seperti apa lagi pada penggemarnya yang bisa di katakan sangat 'fanatik' padanya.


Sejenak meredakan amarahnya, suga mencoba untuk menghubungi minseo. Berulang kali dia mencoba tetap hasilnya sama, nomor minseo yang dihubunginya tidak aktif.

"Aishh, ku mohon angkatlah. Kau dimana? Aku mengkhatirkanmu" gerutu suga

Suga tak putus asa, dia mencoba untuk menghubungi nomor kantornya minseo, yang tentunya akan diangkat oleh yuna.

"Halo, kau tahu dimana fania berada?, aku mohon jika kau mengetahuinya tolong beritahu aku. Aku sudah mencoba untuk menghubunginya tapi tidak aktif" ujar suga dengan suara paraunya

"Apa yang sudah terjadi?, aku tidak tahu dimana dia berada. Semenjak tadi dia tidak kembali ke kantor" yuna mencoba untuk tidak memberitahunya sesuai pesan minseo

"Aku yakin kau pasti mengetahuinya. Tolonglah, aku takut terjadi sesuatu padanya" pinta suga

"Maafkan aku oppa, dia ingin sendiri" tukas yuna

"Katakan dimana dia, aku janji tidak akan mengganggunya. Aku hanya ingin memastikan kalau dia baik-baik saja" suga memohon untuk kesekian kalinya

"Kau harus janji untuk tidak menemuinya" perintah yuna

"Iya, aku janji" jawab suga dengan cepat

"Dia berada dirumah papanya" mau tidak mau, yuna akhirnya memberitahukan keberadaan minseo pada suga. Karena bagaimana pun, yuna juga tidak mau minseo terus-terusan memendamnya sendiri, menurut yuna masalah mereka harus merekalah yang menyelesaikannya

"Baiklah" singkat suga dan memutus panggilan itu.


Tanpa menunggu waktu, suga langsung menuju ke rumah papa. Walaupun pada awalnya dia sudah berjanji pada yuna untuk tidak mengunjungi minseo, tapi seorang suga yang tipenya keras kepala, saat dia tahu dimana keberadaan minseo, tidak mungkin dia tinggal diam.

"kau mau kemana hyung?" Tanya V ketika melihat suga berlari keluar dari studionya yang ada di kantor.
"ke suatu tempat" jawab suga terus berlari.




Sesampainya dirumah papa, suga membuka sendiri gerbang dan memasukkan mobilnya ke dalam.
Tanpa menunggu lama, suga langsung turun dari mobil dan menekan bel rumah, sesekali dia juga menggedor-gedor pintu.

"aku tau kau didalam, buka pintunya aku mohon. Ayo kita bicara, aku tidak bisa melihatmu seperti ini" teriak suga dari luar

Minseo yang mendengar suara suga dari luar sama sekali tidak mempedulikannya.

"kalau kau tidak mau membukannya aku akan menghancurkan pintu ini, aku tidak peduli" terdengar suga kembali berteriak.

"sudah aku bilang, jangan cari aku lagi, ku mohon" minseo menanggapinya dengan tangisan dan sedikit berteriak.

"YAA, kau pikir aku baik-baik saja mendengarkanmu menangis didalam sana, tolong bukakan pintunya. Ayo kita bicara" balas suga dari luar.

"aku tidak mau lagi berurusan dengan mereka, aku mohon kau pergilah" ujar minseo dengan tangis yang semakin menjadi-jadi.


Tanpa pikir panjang, suga mencoba untuk mendobrak pintu rumah yang kebetulan terbuat dari kayu. Setelah mencoba suga tidak berhasil melakukannya, suga yang sudah memanas sejak tadi tidak kehilangan akal, dia mengambil kursi yang ada disana dan kembali mencoba untuk membuka paksa pintu itu.

My Husband is an Idol Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang