Happiness II

246 15 0
                                    

Semua kegiatan kantor di akhir tahun selalu diliburkan oleh minseo. Oleh karena itu, dia memiliki waktu libur panjang menjelang awal tahun baru nanti.



Semenjak kembali dari Amerika 2 hari yang lalu, minseo hanya berada di Apartementnya, sedangkan suga masih melakukan kegiatannya yang tidak terlalu sibuk.

"Jangan makan malam diluar, aku sudah memasak" ujar minseo menghubungi suga
"Hmm baiklah calon istriku" goda suga
"Aigoo calon suamiku" balas minseo yang tak kalah menggoda
"Ahh, kau membuatku tidak sabar untuk bertemu denganmu" ungkap suga
"Hahha, sudahlah. Lanjutkan kegiatanmu, sampai jumpa nanti malam" tawa minseo dan menutup panggilan itu.



Minseo masih stay mengurung diri di apartementnya.
Alasan libur panjangnya pada suga, membuat suga percaya padanya. Tetapi sebenarnya, minseo masih ragu untuk keluar dari sana, minseo merasa dirinya akan canggung saat bertemu dengan orang-orang sekitar setelah mereka mengetahui hubungannya dengan suga.

"Sebenarnya membosankan tetap berada disini" celetuk minseo


Tak lama kemudian, pintu unitnya terbuka, dan setelah dilihat itu adalah ketiga sahabatnya.
Sejak kepulangan minseo dari Amerika, mereka baru sekarang mengunjungi minseo.

"Yaa, mengapa kalian baru mengunjungiku sekarang?" Teriak minseo
"Kau merindukan kami?" Tanya seora
"Tentu" singkat minseo sembari memeluk ketiga sahabatnya
"Aigo, maaf kami baru menemuimu sekarang. Kami hanya ingin memberi ruang untuk kau dan suga" terang yuna
"Mengapa kau terus-terusan berada disini?" Tanya eunji
"Hmm, aku ragu untuk keluar dari sini" jawab minseo
"Apa yang kau ragukan?" Timpal seora
"Aku takut jika orang-orang menghampiriku dan menanyakan beberapa pertanyaan" ungkap minseo
"Lalu mau sampai kapan kau seperti ini?" Lanjut yuna
"Entahlah" singkat minseo





Malamnya, sekitar pukul setengah 8 malam, suga pulang ke apartement minseo.
Minseo langsung menyuruh suga untuk mandi dan ganti pakaian, sembari dirinya menyiapkan makan malam.

"Silahkah duduk yoongi ssi" ujar minseo menarik kursi dan mempersilahkan suga untuk duduk
"Ye, kamsahamnida Fania ssi" balas suga

Mereka menghabiskan makan malam sembari bersenda gurau. Untuk sesaat minseo merasa nyaman, aman saat dirinya bersama suga. Tetapi, disisi lain dilubuk hatinya yang paling dalam, masih ada sedikit kekhawatiran akan hubungan mereka.



"Kau mau aku temani belanja besok?" Tanya suga
"Belanja? Tumben sekali" timpal minseo
"Semenjak berkencan aku tidak pernah membawamu pergi berbelanja" ujar suga sembari memainkan rambut minseo
"Baiklah" seru minseo dengan semangat
"Okey, Dior? Chanel? Louise Vuitton?" Tawaran suga membuat minseo tertawa
"Kau tau, aku tidak terlalu suka dengan barang-barang branded?" Tambah minseo
"Hmm benar juga, terus?" Pikir suga
"Bagaimana kalau ke pasar?" Tanya minseo
"Baiklah, kita akan berbelanja ke pasar besok" suga langsung menyetujui keinginan kekasihnya itu.

Walaupun sangat cukup, bahkan lebih dari segi finansial, minseo tidak terlalu suka mengenakan barang-barang branded. Barang branded yang dimilikinya rata-rata semua adalah hadiah dari orang-orang terdekatnya.
Bukan karna pelit atau terlalu hemat, minseo berpikir tidak ada gunanya untuk selalu membeli barang dengan harga yang mahal, lebih baik dia mendonasikan uangnya dari pada membeli barang-barang mewah yang nantinya juga akan berakhir di lemari pajangan.




Keesokan harinya, suga membawa minseo keluar dari apartement, untuk pertama kalinya minseo keluar dari tempat persembunyiannya itu setelah kembali dari Amerika.

Suga merasa sangat bahagia, minseo jelas melihat raut wajah bahagia dari suga ketika mengendarai mobilnya. Dulu mereka berfikir hubungan yang tidak normal untuk dijalani, bahkan untuk berkendara bersama saja sangat sulit untuk dilakukan.

My Husband is an Idol Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang