Jealousy

276 11 0
                                    

Setelah satu bulan perencanaan proyek pembangunan gedung, akhirnya pengerjaannya pun dimulai. Seperti yang minseo sebutkan sebelumnya, meskipun dia mampu untuk merancang sedemikian rupa bangunan tersebut, tapi tetap saja dirinya belum profesional dalam melakukannya. Oleh karena itu, minseo memboyong rekan kerjanya yang merupakan arsitek profesional berasal dari Perancis yang bernama Carl dan juga sedikit bantuan dari papa. Menurut minseo hasilnya akan lebih baik jika dirinya meminta saran dari 2 orang arsitek profesional dibandingkan dia mengambil keputusan sendiri.


"Sorry Fania, can we talk a minute?" Tanya Carl
"Yes, of course" jawab minseo


Carl menjelaskan dengan detail pendapatnya mengenai pembangunan pondasi gedung,walaupun usianya masih terbilang muda, namun Carl adalah seorang arsitek profesional yang telah memiliki banyak pengalaman di dunia arsitek, tentu saja saran-saran darinya sangat bermanfaat dan juga masuk akal bagi minseo.


"What do you think about that?" Carl kembali bertanya setelah mengemukakan pendapatnya.
"hmm that's a good idea, I got it" timpal minseo sembari mengangguk-anggukkan kepalanya.





Saat minseo melihat jam tangannya, jam sudah menunjukkan pukul 11 siang dan dia harus bersiap pergi ke sebuah restoran untuk meeting dengan klien sesuai dengan schedulenya hari itu.

"Ahjussi ayo" teriak minseo
"nee" jawab lelaki itu.

Ahjussi yang dipanggil minseo adalah supir barunya, supir yang ditugaskan oleh suga untuk mengantar minseo kemanapun dia pergi, sebenarnya sangat merepotkan bagi minseo jika harus berkendara dengan supir, tapi apa boleh buat kalau suga sudah membuat keputusan.



"Ahjussi, bisa sedikit ngebut?" Tanya minseo
"maaf, saya diingatkan untuk tidak melajukan mobil di atas kecepatan 80 km/h" timpal ahjussi
"aigo, michigene jinjja" umpat minseo




Tiba-tiba ponsel minseo berdering dan itu panggilan dari suga.

"Yeoboseyo chagiya, eodiseo?" Tanya suga
"Oppaaaaaa" teriak minseo
"ah kamjjagiya, mwonde?" tanya suga terkejut mendengar teriakan minseo tepat di telinganya
"oppaneun silheo" Tukas minseo
"mwo? wae silheoyo? sejak kapan kau membenciku?" suga bertanya-tanya
"sejak kau mengirim ahjussi padaku, kau bahkan tidak memperbolehkan dia untuk berkendara di atas kecepatan
80 km/h" jelas minseo
"Itu demi keselamatanmu, kau membenciku saat aku mempedulikan keselamatanmu? Aih sangat mengecewakan" timpal suga
"aaaa lihatlah orang ini sangat bisa menghipnotis orang lain" ujar minseo
"dwaesseo dwaesseo" tambahnya
"Kiyowo, jangan lupa makan" pesan suga sembari tertawa gemas
"hmm neodo" sambut minseo dan mematikan ponselnya





setelah berbincang singkat dengan suga di telfon, ahjussi yang tengah mengendarai mobil kembali berbicara disertai tawanya.

"Sepertinya kalian sedang dimabuk cinta" ejek ahjussi
"ahh entahlah. Apapun perkataannya pasti aku akan setuju walaupun kadang aku kesal" sahut minseo
"itulah yang dinamakan cinta. menurutku dia sangat mencintaimu" ahjussi kembali berbicara
"dia dengan amat sangat teliti memberiku tugas untuk menjadi supirmu" tambah ahjussi
"gomawoyo ahjussi" timpal minseo
"untuk apa kau berterimakasih?" Tanya ahjussi
"karena ahjussi telah mau menghargainya" jawab minseo sambil tersenyum.








Malam harinya, semua kegiatan suga sudah selesai dan dia pun segera pulang. Sesampainya di apartement dan memarkirkan mobilnya, suga bergegas masuk kedalam. Di lobi, suga melihat minseo tengah duduk di sofa dengan seorang laki-laki asing yang baru di lihat oleh suga.
tanpa pikir panjang suga langsung menghampiri keduanya.



My Husband is an Idol Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang