11

4.4K 509 58
                                    

Kegiatan Azizi di minggu pagi kali ini adalah mencuci motor. Sedangkan Chika sedang memasak di dapur.

Di bawah langit cerah, Azizi dengan cekatan menyikat bagian-bagian tertentu pada body motornya. Sudah hampir 4 minggu motor miliknya itu tidak ia cuci, sangat berdebu.

"Rajin banget mas pagi-pagi udah nyuci motor." seru seorang ibu-ibu yang kebetulan melewati depan gerbang rumah Azizi.

Azizi pun mengalihkan pandangannya lalu tersenyum tipis. "Iya nih bu, mumpung lagi niat."

Mereka mengobrol beberapa saat sebelum akhirnya ibu-ibu itu pamit karena harus segera ke pasar.

Dan bertepatan dengan itu, Chika pun keluar rumah sambil membawa nampan berisi coklat panas dan kue kering untuk suaminya.

"Belum selesai?" seru Chika sambil meletakkan nampan itu di meja berbentuk bundar di teras rumah, lalu kemudian duduk di kursi yang ada di samping meja.

"Sebentar lagi," jawab Azizi menoleh sekilas kearah Chika.

Hingga beberapa saat setelahnya, motor Azizi pun sudah bersih dan mengkilat. Azizi menghidupkan mesin motornya untuk ia panaskan. Lalu dia berjalan menghampiri Chika yang sudah menunggunya.

"Kok coklat panas sih, gue kan maunya kopi." Azizi merengut, tapi tetap meminum coklat itu.

"Jadwal lo minum kopi jam berapa?"

"Siang," jawab Azizi.

"Itu lo tau, kenapa minta kopi jam segini?" Mata Chika mendelik malas.

"Yaelah Chik, lo gaada beda nya sama cici-cici gue."

"Ya emang itu permintaan dari cici lo,"

Azizi meraih satu kue kering lalu melahapnya. Chika dan Azizi duduk bersebelahan, hanya meja yang menjadi sekat di antara mereka. Chika sesekali ikut memakan kue kering itu. 

Mereka berdua tampak seperti pasangan yang sangat serasi. Setidaknya, begitulah pandangan orang-orang. Bahkan beberapa orang sering sekali memuji pasangan ini dan mendoakan Chika dan Azizi agar segera di karuniai momongan.

"Pagi-pagi udah berduaan aja nih," goda seorang tetangga yang tak sengaja melewati depan rumah mereka.

Keduanya hanya tersenyum canggung menanggapi.

"Lo udah selesai masak?"

"Udah, siang anter gue ke laundry ya Zee?"

"Siapp!"

Mereka berdua sama-sama menikmati hembusan angin pagi yang menyejukkan. Tidak ada niatan untuk beranjak dari tempat mereka sekarang.

Mata mereka juga tidak tinggal diam. Mengabsen satu persatu sesuatu yang di tangkap oleh pandangan mereka. Minggu pagi kali ini banyak sekali orang-orang yang berlalu lalang. Karena rumah Azizi memang berada di pinggir jalan yang menjadi akses keluar masuk antara desa dan kota.

Suara bising kendaraan sudah menjadi makanan sehari-hari untuk mereka. Akan tetapi, tidak separah ketika mereka berada di Jakarta.

"Mandi dulu sana." titah Chika, menepuk pelan paha Azizi yang terekspos, karena lelaki itu hanya mengenakan celana pendek sebatas paha.

"Nanti."

"Biar baju nya sekalian di cuci,"

"Iya-iya." Azizi pun beranjak dari duduknya, berjalan ke dalam rumah meninggalkan Chika yang masih ingin berada diluar.

Chika dan Azizi jarang sekali berada dirumah ketika hari biasa karena mereka sama-sama bekerja. Jadi, menghabiskan waktu di rumah selama libur tidak buruk juga.

Azizi; SelesaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang