"Zee.." panggil Chika, dia duduk di samping Azizi yang sedang sibuk dengan laptopnya, bergelayut manja di lengan kokoh sang suami.
"Hmm?" dehem Azizi.
"Aku mau ngomong, liat sini dulu." kata Chika, menjatuhkan kepalanya di bahu Azizi.
"Bentar tanggung."
"Aku itung sampe tiga, kalo–"
"Iya ini aku liat kamu!" Azizi langsung menutup laptopnya, dan menaruh sepenuhnya perhatian kepada Chika.
"Kok kesel gitu mukanya? Gak ikhlas?"
Azizi lantas menangkupkan sepasang tangannya di pipi Chika, "Mau ngomong apa sayang?"
Chika terkekeh, menurunkan dengan pelan sepasang tangan Azizi. Lalu menggenggamnya. "Aku butuh pasangan buat project iklan aku.."
"Iya, terus?"
"Aku minta kamu buat jadi pasangan aku di project iklan itu."
Azizi langsung menghempaskan tubuhnya ke sofa, raut wajahnya berubah. Seperti ada raut tidak nyaman di wajahnya itu. "Kamu kan tau aku gak suka–"
"Aku belum selesai ngomong!" sambar Chika.
"Kak Eli udah nawarin beberapa orang buat jadi pasangan aku di project iklan itu, tapi aku tolak semua karena aku tau kamu kaya gimana. Dan sekarang aku kasih kamu pilihan, mau kamu yang jadi pasangan aku, atau aku milih yang lain?"
Azizi semakin menenggelamkan tubuhnya di badan sofa. Chika dengan sedikit kasar menariknya agar Azizi bisa duduk dengan tegak.
"Seberapa penting project itu buat kamu?"
"Penting, ini termasuk project besar buat aku. Aku kerja sama, sama brand yang lumayan terkenal. Aku gamau nyia-nyiain kesempatan itu. Sekarang aku minta keputusan kamu."
"Chik, kamu tau kan aku gak suka jadi model."
"Iya sayang, aku tau banget kamu gak suka jadi model. Tapi kalo kamu rela aku sama yang lain, ya gapapa. Aku sama yang lain. Gimana?"
Azizi terdiam cukup lama, ini artinya harus menurunkan egonya sedikit. "Yaudah, sama aku."
Senyum Chika merekah, "Bener ya? Aku mau langsung konfirmasi ke kak Eli soalnya."
"Iya, demi kamu. Gapapa deh."
Chika lantas mengecup bibir Azizi, hanya sekilas. "Makasih my boy!!"
"Sama-sama," jawab Azizi sambil mengacak poni Chika gemas.
"Aku lanjut kerja, boleh?"
Chika mengangguk dengan senyumnya yang tak pernah luntur. Jelas ia bahagia, ini adalah project pertama nya bersama sang suami.
Azizi kembali membuka laptopnya, menyelesaikan beberapa pekerjaannya.
Omong-omong soal pekerjaan. Azizi sudah berhasil mendirikan kedai Coffeshop nya.
Kedai Coffeshop nya sudah berjalan selama 7 bulan lamanya. Namanya berwirausaha, pasang surut pasti ada, tapi sejauh ini. Alhamdulilah, semuanya berjalan cukup lancar. Selama 7 bulan ini pula, terhitung Leanteo Coffeshop sudah memiliki enam cabang yang tersebar di pulau Jawa.
Leanteo, seperti yang Azizi katakan waktu itu. Jika nama ini di ambil dari marga mereka, Leander dan Matteo. Chika akhirnya menjatuhkan keputusan ke nama ini, karena katanya nama Marga biasanya membawa berkah. Dan Azizi pun menurutinya.
Azizi tentu tidak akan stuck disitu saja. Dengan itu, Azizi juga membuka brand pakaian yang baru launching bulan lalu. Azizi bekerja sama dengan desainer yang cukup terkenal. Desain-desain yang di gunakan adalah desain lukisan abstrak yang memiliki filosofi penting di dalamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Azizi; Selesai
Ficção AdolescenteIni tentang perasaan, cinta, dan pengkhianatan.