13

4.4K 500 44
                                    

Shani, Gracia, Juan, dan Riven sama-sama memancarkan senyum manis bercampur haru saat melihat sebuah video Chika dan Azizi.

Tawa lepas Azizi dan Chika membuat mereka merasa lega. Setidaknya sekarang mereka tau bagaimana keadaan Azizi yang sebenarnya.

Mereka tidak akan memaksa Azizi untuk kembali pulang, mereka akan menghargai keputusan Azizi, dan akan selalu menunggu kepulangan Azizi.

"Jadi pengen cepet-cepet mereka upload video lagi!" seru Gracia semangat.

Riven tertawa pelan, "Mereka pasti sibuk.. sabar lah."

Shani pun diam-diam memiliki keinginan yang sama seperti Gracia, bahkan Shani berharap Azizi dan Chika dapat upload video YouTube nya setiap hari. Agar Shani bisa mengobati sedikit rasa rindunya pada Azizi dan Chika.

Christy berdiri di ambang pintu dengan tatapan mata yang sulit dijelaskan. Sepuluh menit sudah dia berdiri seperti itu, matanya mengarah pada empat orang yang duduk di ruang tengah sembari menonton sebuah tayangan video yang bahkan sudah ia tonton berpuluh-puluh kali.

Harapannya masih sama seperti hari-hari kemarin. Christy ingin Azizi secepatnya pulang. Sudah terlalu lama Azizi pergi meninggalkan semua orang disini, sudah saatnya dia untuk pulang dan memulai semuanya kembali.

Perlahan, Christy menarik tungkai kakinya mendekati empat kakak nya itu.

"Cii.." panggilnya.

Shani dan Gracia kompak menoleh kearah sumber suara, senyum nya merekah saat tau yang memanggil mereka ternyata Christy.

"Sini dek, duduk. Kita lagi nonton video vlog Koko kamu sama Chika."

Christy menurut, gadis itu duduk di tengah-tengah antara keempat kakaknya.

Mata Christy mengarah pada layar televisi yang menayangkan video vlog Azizi dan Chika. Senyum nya sedikit merekah saat melihat Azizi tersenyum kearah kamera.

"Kangen banget sama Koko," cicit Christy pelan.

Keempat manusia dewasa yang ada di sisi Christy sangat paham dengan perasaan gadis itu. Tapi mereka tidak bisa berbuat banyak selain menunggu Azizi.

***

Azizi berjalan santai menuju pintu utama saat mendengar pintu di ketuk. Lantas dia pun membuka pintu utama rumahnya.

Mata Azizi membulat saat tau siapa yang bertamu ke rumahnya siang bolong seperti ini.

Kerah baju Azizi di tarik dengan kasar oleh seseorang. "Sini lo bangsat!"

Bugh!

Satu pukulan telak berhasil mendarat di pipi Azizi.

"Apasih lo anjing datang-datang mukul gue!" Azizi mendorong tubuh orang yang telah memukulnya dengan kasar.

"Masih nanya, hah?!"

Chika yang sedang memasak di dapur merasa terganggu mendengar suara bising dari luar, karena penasaran Chika pun meninggalkan dapur dan berjalan keluar rumah.

Mata Chika terbelalak melihat suaminya terkapar lemah di teras rumah dengan luka-luka di wajahnya.

Tatapan Chika jatuh pada beberapa manusia yang mengelilingi Azizi dengan tatapan sengitnya.

Uhuk..uhuk..

"Chika.." panggil Azizi lemah.

Chika pun langsung membantu Azizi untuk kembali berdiri.

"Lemah amat bang, cemen." cibir Aldo sambil membuang dengan sembarang gagang permen.

Febrian mengibaskan kerah kemeja nya, "Huhhh, Bekasi panas!"

Azizi; SelesaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang