Suara alarm berbunyi memenuhi kamar Alvero Rygan Xavier si wajah tampan,terbilang cukup sempurna, sampai para kaum hawa saja sangat mendambakan lelaki itu,ia cukup populer di sekolah.Alvero juga adalah anak kaya raya dari sepasang suami istri hartanya tidak usah di ragukan lagi,ibu nya sudah meninggal ketika Alvero umur 7 tahun dan ayahnya pun menikah lagi.
Dia memiliki satu kakak yang bernama Aska di balik itu semua Alvero selalu di beda bedakan karena dia cukup nakal dan orang tua nya tidak suka kepada Alvero padahal Alvero berprestasi di bidang nya tapi orang tuanya tidak mengetahui nya dan orang tua Alvero juga super sibuk.
Hari ini ia tidur sangat pulas karena ia baru tidur jam 04.00 pagi karena balapan bersama sahabat-sahabatnya.
Alarm itu terus berbunyi,ia sangat terganggu dengan alarm itu dengan sigapnya Alvero menutupi telinganya dengan bantal tapi itu sama sekali tidak berpengaruh.
"Berisik amat sih nih alarm." Alvero mengambil jam weker tersebut lalu ia lempar ke arah dinding,jam weker pun hancur lalu ia segera bangkit dari tidur nya dan langsung menuju kamar mandi.
Setelah mandi lima menit Alvero sudah siap dengan baju seragam sma nya terlihat rambut hitamnya yang basah.
Seperti biasa Alvero tidak akan memakai dasi,kancing dari baju seragamnya di lepas satu memperlihatkan kaos putih dialamnya. Baju yang harusnya dimasukkan ke dalam celana dia dikeluarkan Alvero pun menenteng tas dan jaket jeans kini ia turun ke bawah.
"Ro, sini sarapan dulu," ucap Aksa lembut.
"Gak laper." ucapnya dingin dengan melirik sekilas ke arah tiga orang itu,ayahnya hanya menggelengkan kepalanya melihat anaknya yang bersifat seperti itu
"Maafin sikap Alvero," ucap Bayu pada istrinya.
"Iya gapapa, mungkin dia belum bisa terima," balas ibu tirinya dengan senyum manis.
"Semalem balapan lagi?"tanya Ayahnya.
"Iya kenapa?masalah buat ayah?"tanya balik kepada ayahnya.
"Alvero Rygan Xavier ini surat panggilan untuk kesekian kali nya kamu ngapain lagi?" Sang Ayah melempar sebuah surat panggilan yang begitu banyak.
Alvero membawa kertas tersebut dan membacanya dan sudah ia duga pasti surat untuk orang tua lagi,ternyata benar sebuah surat bahwa ia beserta geng nya telah berbuat keributan disekolah,tawuran,dan balapan liar.
"Yaelah cuma tawuran sama balapan doang."kata Alvero.
Sosok laki-laki paruh baya itu kini telah melayangkan tanganya ke anak kedua nya itu, Alvero memejamkan kedua matanya bersiap jika ia harus menerima sebuah tamparan keras dari Ayahnya.
Plakkk
Satu tamparan mendarat mulus di pipi Alvero cowok itu menahan nafasnya yang menggebu.
"Balapan,tawuran lagi! mau jadi apa kamu hah?!" kesal Bayu tak habis fikir dengan anaknya itu.
"Kamu itu tidak berguna! selalu saja, berbuat hal yang sia-sia! !balap liar! berkelahi! mau jadi apa?! jadi preman?! jadi brandal?!" emosi Bayu semakin memuncak. Ia tak tau harus bagai mana lagi menghadapi Alvero.
"Ini urusan Alvero!" bentak Alvero dengan nada yang sama tingginya.
"Ayah malu! malu punya anak seperti kamu! lihat Aksa berprestasi, menggunakan masa masa remajanya dengan belajar dan membuat bangga orang tua! bukan seperti kamu yang hanya bisa membuat ayah harus malu."tegas ayahnya.
"Asal ayah tau ibu meninggal karena ayah "ujar Alvero
"Gak usah bawa bawa Ibu."sentak Aska.
Penyebab ibu nya meninggal karena ibu nya mempunyai penyakit jantung saat hari itu ayah dan ibu terlibat adu mulut karena orang ketiga yaitu asisten kantor sendiri yang sekarang menjadi istrinya,setelah itu jantung ibunya kambuh dan akhirnya nyawa ibunya tak bisa diselamatkan. Saat itu Alvero masih berumur 7 tahun ia sangat terpuruk karena kepergian ibunya itu.
"Udah Vero ," lerai ibu tirinya sambil mengelus pundak Alvero lembut.
"Diem gue gak ada urusan sama Lo."tunjuk Alvero kepada ibu tirinya.
"Seorang berandalan kaya kamu gak akan menjadi apa apa di dunia ini,malu banget punya anak kaya kamu Alvero."ucap Bayu.
"Ayah malu punya anak kayak Vero?oke jangan anggap Vero sebagai anak! Vero gak sudi punya ayah macam ini!!" kesalnya dengan emosi di ubun-ubun.
Lalu Alvero melangkahkan kakinya untuk pergi menuju garasi dan melajukan motornya menuju sekolah.🌷Jangan lupa untuk vote dan comment 🌷
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVER{HIATUS}
Teen FictionAlvero Rygan Xavier berwajah tampan dengan bahkan melebihi kata tampan,ia memiliki hidung mancung dan memiliki bola mata yang berwarna cokelat terang, siapa pun yang pernah menatapnya, akan langsung terpesona, menjabat sebagai ketua geng motor yang...