Pagi ini Alvero terduduk di balkon kamarnya, menikmati secangkir teh matcha dan roti bakar,hari ini dirinya memutuskan untuk tidak masuk sekolah karena kemalasannya yang mulai melanda. Sejak kejadian malam kemarin ia masih memikirkan ternyata ibu tirinya itu ibu kandung Alvera.
Hari ini ia hanya rindu dengan sesosok ibu yang kini sudah tenang di surga ,kini Alvero berencana akan ke pemakaman ibunya ia langsung pergi mengambil jaketnya dan beberapa menit pun sudah sampai di pemakaman tak lupa Alvero membawa bunga serta sebotol air.
Ia terus berjalan hingga berhenti disebuah gundukan tanah yang terdapat nisan,nisan itu bernama ibunya Alya Margaretha Xavier.
Sudah beberapa tahun bundanya telah meninggalkan Alvero,setiap Alvero rindu ibunya ia selalu datang ke makamnya membawa bunga mawar kesukaan ibunya. Saat di makam ia mendoakan ibunya kemudian bercerita tentang kehidupan sehari-hari nya di depan makam ibu kesayangannya itu."Ibu Alvero kangen,"ucap Alvero sendu.
"Bu dunia sepi banget gak ada ibu,Alvero ngerasa sendiri Bu."kata Alvero.
"Alvero kangen nanti kita ketawa ketawa lagi ya di surga."
Alvera
Ro aku tunggu di cafe pelangi sekarangRead
"Bu,Alvero pulang dulu ya ibu yang tenang ya nanti kita ketemu lagi."ucap Alvero.
Alvero sangat menyayangi ibu nya,ibunya pun sangat sayang padanya. Semenjak kepergian ibu Alvero tak pernah lagi dekat dengan ayahnya apalagi saat ayah nya memutuskan untuk menikah lagi,itu membuat Alvero tambah jauh dengan ayahnya.
Alvera dan Alvero sudah bertemu ke Cafe Pelangi,sebuah cafe yang terletak tidak jauh dari SMA BIMA SAKTI,cafe ini sangat nyaman bagi pengunjung karena tema cafenya yang klasik pelayannya yang ramah,makanannya yang enak dan tentu harganya yang terjangkau.
"Ra,udah lama nunggu?"tanya Alvero yang baru saja datang ia langsung duduk berhadapan dengan Alvera.
"Baru lima menit yang lalu,minum gue udah pesen coffe latte,"kata Alvera lalu Alvero meneguk coffe late yang udah kekasihnya pesan tadi.
"Makasih Ra."kata Alvero.
"Kenapa gak sekolah?"tanya Alvera sedikit marah.
"Lagi males sekolah maafin ya Ra,gue kangen ibu tadi gue udah di pemakaman."kata Alvero.
"Lo pasti benci banget sama mama gue Ro mama gue hanya perusak hubungan orang,"ucap Alvera dan Alvero hanya menggelengkan kepalanya walaupun di dalam hati nya ia sangat benci.
"Udah Ra,lupain aja ya gak usah di bahas anggap aja gak pernah terjadi."ucap Alvero.
Setelah menghabiskan waktu di cafe, keduanya memilih untuk melanjutkan perjalanan mereka menuju danau,mereka duduk di tepi danau tepatnya di atas tanah yang dipenuhi rumput, sebenarnya hari sudah mulai sambil memandangi senja yang hampir tenggelam.
"Ra lo janji ya gak akan pernah ninggalin gue,"kata Alvero sambil melirik ke arah Alvera.
"Gue janji Ro bakal sama lo terus,"ucap Alvera yang kini sudah bersandar di bahu Alvero.
Pemandangan sore hari menjelang matahari tenggelam diufuk barat yaitu adalah senja,tak begitu istimewa dan cukup sederhana.Banyak orang bilang senja itu indah,memang betul indah dikala langit yang berubah warna menjadi jingga.
"Kenapa senja itu indah ya Ra?"tanya Alvero.
"Karena warnanya yang jingga yang mengisi langit sore menjadi indah namun di balik keindahannya senja memiliki sebuah rahasia yang sangat menyakitkan."kata Alvera sambil tersenyum.
"Ya bener sama seperti manusia."ucap Alvero sambil mengelus ngelus rambutnya.
Alvera melangkah mendekati danau ia berjongkok sambil menyentuh air danau yang dingin dengan tangannya. Tangan Alvera bergerak memainkan air danau.
"Ngapain lo di situ?" tanya Alvero.
"Main air," jawab Alvera tanpa menoleh Alvero larena masih sibuk bermain air menurut nya main air itu seru.
"Bikin perahu kertas yu punya kertas kosong gak?" tanya Alvero.
"Ada bentar aku ambilin dulu." Alvera membuka resleting tas sekolahnya dan mengambil buku tulisnya.
"Nih jangan di sobek semua nanti papa marah!"ucap Alvera sambil tersenyum terkekeh memperingatkan Alvero lalu Alvera memberikan buku tulisnya pada Alvero.
Alvero menyobek dua lembar kertas lalu mengembalikan buku tulis itu pada Alvera ia bertanya-tanya apa yang akan di lakukan pria tersebut dengan dua lembar kertas itu.
"Lo buat origami perahu dulu yang lainnya ntar gue kasih tau," ujar Alvero dan Alvera mengangguk paham.
Alvero dan Alvera sibuk membentuk origami berbentuk perahu beberapa menit kemudian mereka berdua telah selesai membuat origami perahu tersebut lalu tinggal pake tulisan.
"Pinjem pulpen,"kata Alvero dan Alvera mulai kebingungan lalu ia mengambil pulpen di tempat pensil nya.
"Tulis nama lo dan harapan lo di perahu kertas ini," jelas Alvero.
"Oke!"kata Alvera.
Alvera dan Alvero mulai menulis nama serta harapan mereka gadis itu dengan antusias menulis sesuatu di origami perahunya dan Alvero sangat fokus menulis harapannya di origami tersebut.
"Udah selesai belum?" tanya Alvero.
Alvera mengangguk. "Udah, terus ini perahu kertasnya mau di apain?"
"Kita biarin perahunya berlayar di danau," ujar Alvero dan mereka berdua pun langsung membiarkan perahu origami itu berlayar di danau dengan bantuan semilir angin.
"Tadi nulis apa?" tanya Alvera penasaran.
Alvero mengacak-acak rambut Alvera "Kepo ."
Pertemuan denganmu tidak pernah aku rencanakan sebelumnya harapanku hanya satu bahagia bersama kamu sampai menua.
Alvera Malika RavelynMasih di sini, dengan satu nama, dan perasaan yang sama dan menua bersama nya.
Alvero Rygan Xavier
✈️Jangan lupa vote dan komen ya guys ✈️
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVER{HIATUS}
Teen FictionAlvero Rygan Xavier berwajah tampan dengan bahkan melebihi kata tampan,ia memiliki hidung mancung dan memiliki bola mata yang berwarna cokelat terang, siapa pun yang pernah menatapnya, akan langsung terpesona, menjabat sebagai ketua geng motor yang...