Kini terlihat seorang gadis dengan seragam sekolah yang sedikit rapi dengan rambut yang di kucir dan sebuah tas berwarna hijau tosca yang bertengger apik di bahu sebelah kanannya, antara cantik dan ganteng yang cocok untuk mendeskripsikan dirinya saat ini.
Kini Alvera menuruni tangga namun tiba-tiba terdengar suara bel berbunyi. Nenek pun bangkit dari duduk nya dan berjalan menuju pintu depan.
"Assalamualaikum Nek" Sapa seorang lelaki di depan pintu, sambil menyalimi Nenek Yunita.
"Waalaikumsalam, siapa ya?" Tanya Yunita.
"Owh saya, temennya Alvera Nek, Alvera nya ada? saya sudah bilang mau berangkat bareng" Jawab lelaki itu.
"Ada ko, bentar ya nenek panggilkan Alvera ya" Ujar Nenek lalu berbalik menuju meja makan.
Sesampainya di ruang makan,Nenek memberi tahu pada Alvera bahwa ada yang menunggunya di depan.
"Ra, itu ada yang nunggu di depan katanya mau berangkat bareng"ucap Nenek saat sampai di meja makan.
"Hah? Siapa nek? Perasaan ga ada yang ngajak Rara berangkat bareng deh?" Jawab Alvera terkejut.
"Masa sih? Orang tadi dia bilang udah janjian ko sama kamu" Ujar Nenek
"Emang siapa sih?" Tanya Alvera sambil menghabiskan susunya.
"Gatau, yang pasti dia laki-laki" Jawab Nenek.
"Apa si Alvero ya?" Gumam Alvera pelan.
"Ada apa sih Ra?"tanya Malik.
"Engga pa yaudah pah,Nek aku berangkat dulu ya. Assalamualaikum" Pamit Alvera lalu mencium punggung tangan nenek dan papanya lalu berlari dengan cepatnya keluar rumah.
"Ra kamu naik apa ke sekolah."teriak papanya tapi tidak di jawab oleh Alvera.
"Selamat pagi Ra" Sapa lelaki yang sudah tertebak dari tadi oleh Alvera Siapa lagi kalau bukan Alvero seorang Badboy di SMA Bima Sakti.
"Ngapain sih kesini?"tanya Alvera sedikit kesal.
"Pergi sekolah bareng lu semalem gue telpon lu gak angkat sih."kata Alvero.
"Dih nomor pribadi itu nomor lu."kata Alvera dan Alvero tersenyum menahan malu.
"Yu ah buruan naek entar telat loh baru tau rasa."ajak Alvero.
"Bawel banget ih."ketus Alvera langsung menaik motor Alvero.
Alvero melihat Alvera dari spion."Kok lo enggak pegangan?"
"Oh, memangnya boleh ya pegangan." Sebelah alis Alvera naik.
Cowok tinggi itu mengerang. "Boleh banget soalnya sebentar lagi kita terlambat gue mau ngebut banget ini."
Seulas senyum langsung terlukis sempurna di wajah imut Alvera . "Oke gue senang banget tahu diajak ngebut."
Tuhan ternyata mahabaik ya!Kejadian kemarin yang menyesal kan ditebus dengan kejadian indah pagi ini yang bahkan tak pernah Alvera pikirkan sama sekali.
Alvera kini percaya, dibalik masalah pasti ada kebahagiaan setelahnya.
Diperjalanan Alvero berdecak sebal karna kendaraan berbaris panjang dijalan raya, itu artinya jalanan macet.Walaupun memakai motor tapi jika sudah macet padat, tidak bisa apa apa lagi selain pasrah dan sabar.
Hampir lima belas menit mereka habiskan waktu dalam kemacetan sebelum akhirnya dengan kelihaian Alvero mengendarai motor ia mampu menyalip kanan-kiri dan lolos melaju ke sekolah.
Namun perjuangan itu ternyata sia-sia. Pintu gerbang sudah tertutup rapat Alvera itu melihat jam yang tergelang di tangannya.
"Gara-gara lo nih gue terlambat."Alvera menyipitkan mata sambil mengerucutkan bibir sebal.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVER{HIATUS}
Teen FictionAlvero Rygan Xavier berwajah tampan dengan bahkan melebihi kata tampan,ia memiliki hidung mancung dan memiliki bola mata yang berwarna cokelat terang, siapa pun yang pernah menatapnya, akan langsung terpesona, menjabat sebagai ketua geng motor yang...