Terdengar suara langkah kaki seseorang berlari di lorong kelas, membuat kelas-kelas yang terlewatinya dipenuhi kebingungan dan pertanyaan.
Brakk
Suara dobrakan pintu terdengar keras, mengejutkan guru yang sedang asyik menjelaskan materi.
"Astaga, Senja! Kamu kenapa? Kok pucat banget?" tanya Bu Dian dengan nada heboh.
Ya, itu Naomi Senja Putri, gadis yang berlarian seperti dikejar setan, membuat seisi kelas heboh karenanya.
"Di-di ka-mar man-di... ha... ha..." Ucap Senja dengan napas tidak beraturan, membuat Bu Dian, selaku wali kelasnya, merasa gregetan dan bingung.
"Di kamar mandi ada apa, Senja? Tarik napas dulu, terus jelasin yang bener," kata Bu Dian, berusaha tenang.
"Di kamar mandi, Bu... ada cewek cantik... tapi nggak ada badannya!" jawab Senja cepat, matanya membulat ketakutan.
"Apa!" teriak Kayla tiba-tiba, membuat yang lain terkejut. "Maksud lo, hantu?!"
"Kayla, bisa nggak sih nggak usah teriak?" tegur Bu Dian, lalu kembali menatap Senja. "Senja, kamu yakin lihat hantu?"
"Iya, Bu! Beneran! Dia tadi ngajak aku ngobrol!" kata Kayla, panik. "Serem banget, mukanya pucet, terus bajunya kotor..."
Dengan muka panik, Kayla menghampiri Senja, berharap Senja berbohong. Pasalnya, tadi memang ada cewek dengan seragam yang sama dengan yang mereka pakai, namun seragamnya sedikit kotor.
"Gue nggak bohong! Tadi gue lihat jelas banget! Bu Dian percaya kan?" tanya Senja, menatap Bu Dian dengan memelas.
Bu Dian menghela napas. "Iya, Ibu percaya. Tapi, kita nggak bisa langsung percaya gitu aja. Mungkin kamu salah lihat."
"Nggak mungkin salah lihat, Bu! Senja kan emang bisa lihat gituan," timpal Aura.
"Paling juga cari perhatian." sinis Aira.
"Maksud lo, selama ini gue caper ke orang-orang begitu?" tanya Senja, menatap Aira tajam.
"Ya, kurang lebih begitu," jawab Aira, mengangkat bahu acuh.
"Iya, tuh! Paling juga halu doang," timpal Erita, teman Aira.
"Halu lo kali yang pengen kayak Senja," balas Kayla, menatap Aira dan Erita tajam. "Sirik aja lo berdua!"
"Sudah-sudah, jangan berdebat! Aira, Erita, jaga omongan kalian. Senja, Kayla, udah, ya. Ayo, kembali ke meja masing-masing," tegur Bu Dian. Para murid pun menurut, lalu duduk kembali di kursi masing-masing.
Di sisi lain, Langit duduk di sofa yang memang tersedia di rooftop sekolah. Sudah menjadi kebiasaan Langit kalau jam pulang sekolah tiba, dia akan berada di rooftop seorang diri, menunggu bel berbunyi.
"Oy, balik, yuk," ajak Rey, teman Langit.
Langit hanya mengangkat bahu, lalu berdiri dari duduknya dan keluar dari rooftop. Rey yang melihat tingkah Langit hanya bisa menggelengkan kepala. Rey sudah tidak heran melihat Langit yang pura-pura bisu itu.
Brugg
Saat Langit membuka pintu, tiba-tiba seseorang menabraknya, membuatnya terkejut. Ditambah lagi, gadis yang menabraknya memeluknya dengan sangat erat, seakan-akan bahaya akan datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGSA (TAHAP REVISI)
Teen Fiction"Kenapa dari sekian banyak nya lelaki, kenapa harus elo yang jadi suami gue, udah gitu sama-sama bisa lihat hantu pula, kan serem." - Naomi Senja Putri. Naomi Senja Putri, gadis cantik yang sialnya di kenal gadis gila karena tingkahnya yang sering...
