27. Langsa

305 12 0
                                        

~happy reading~
...
warning typo!!!
...

Langit menghentikan motornya di taman, duduk di bangku kosong. Ia terdiam, memperhatikan orang-orang yang lalu lalang.

"Goblok banget sih gue," gumamnya sambil menepuk-nepuk keningnya pelan.

"Langit?" Suara itu memanggil.

Langit mendongak, sedikit kaget melihat Lena berdiri di depannya. "Lena? Ngapain di sini?"

"Hai, apa kabar?" sapa Lena dengan senyum.

"Eh... baik," jawab Langit, masih agak kikuk.

"Santai aja kali, kayak ketemu siapa tau," kata Lena sambil terkekeh. "Boleh duduk?"

"Ya udah, duduk aja."

Lena duduk di samping Langit. "Gue denger istri Lo masuk rumah sakit?" tanyanya hati-hati.

"Iya," jawab Langit singkat, tanpa minat.

"Parah ya? Udah baikan?"

"Belum. Tapi gue yakin dia kuat, pasti sembuh." Nada bicara Langit terdengar tegar, meski ada sedikit keraguan.

"Oh, gitu..." Lena tersenyum tipis. Moga-moga aja nggak. "Eh, boleh dong gue jenguk? Penasaran juga sama cewek yang bisa bikin lo klepek-klepek."

Langit menoleh, menatap Lena curiga. "Boleh, asal jangan aneh-aneh."

"Ya ampun, emang gue suka bikin rusuh?" Lena tertawa, tapi dalam hati berkata, Pengennya sih gitu.

Langit terdiam, lalu berdiri. Lena langsung meraih tangannya, menahannya.

"Mau ke mana sih buru-buru? Baru juga ketemu. Nggak kangen apa sama gue?" tanya Lena, dengan nada menggoda.

"Gue mau ke rumah sakit, jagain Senja."

"Di sana kan udah ada keluarganya? Lagian lo juga butuh refreshing. Udah lama nggak keluar, kan?" Lena menaikkan alisnya, menunggu jawaban. "Gimana kalau kita cari makan dulu? Lo pasti belum sarapan. Abis itu, baru deh jenguk Senja."

"Nggak deh, Len. Lain kali aja ya?"

"Ayolah, udah lama banget kita nggak makan bareng. Gue traktir deh, nasi rawon enak tuh di deket sini."

"Bukan gitu, tapi..."

"Ayo dong, Langit! Sekali ini aja. Lagian, Senja juga pasti nggak mau lo sakit gara-gara nggak makan," kata Lena, menekan perasaannya.

Langit terdiam, menatap Lena ragu. "Beneran?"

"Iya! Udah, ayo! Nanti keburu siang, Senja juga pasti nungguin lo."

"Ya udah deh, ayo. Tapi bentar aja ya," jawab Langit akhirnya, membuat Lena tersenyum puas.

Langit terlalu percaya pada Lena, sampai nggak sadar kalau dia sedang dimanipulasi. Mereka pergi mencari sarapan, berkeliling kota dengan motor. Lena terus menolak pilihan Langit, dengan alasan yang dibuat-buat.

"Stop! Rawon itu kayaknya enak deh, udah lama gue nggak makan rawon," kata Lena, menunjuk sebuah warung.

"Ya udah, terserah lo."

LANGSA (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang