Hallooo kembali lagi dengan saya pacarnya jeno inciti grakakhaha, oh iya gaes sebelum mulai membaca jangan lupa vomen ya gaes kalo boleh sih sekalian follow wkwk (ngelunjak maap) seperti biasa menerima kritik dan saran, siapa tau nanti bisa bikin makin semangat soalnya akhir² ini emang lagi males plus lagi kurang ide wkwk, okeh dah mulai ae
Warning typo❗❗❗
>.<HAPPY READING >.<
"Gimana tadi?" tanya gadis bermasker hitam, suaranya dingin menusuk.
"Mereka sepertinya memiliki hubungan, Bos," jawab lelaki bermasker, suaranya bergetar sedikit.
"Tcih, tau dari mana kau?"
"Saya lihat mereka bersama. Tidak mungkin jika tidak memiliki hubungan, mereka tinggal satu rumah."
"Apa?! Mereka satu rumah?" Mata gadis itu memicing tajam.
"Iya, Bos," jawabnya dengan anggukan cepat.
"Tcih, dasar tidak tau diri. Buntutin mereka terus, jangan sampai lengah!" Perintahnya, nada suaranya penuh ancaman.
Laki-laki itu mengangguk patuh dan segera berbalik, meninggalkan gadis bermasker yang mengepalkan tangannya erat. Lelaki bermotor hijau itu, sang pengintai, menghilang dalam kegelapan.
...
"Hey," panggil Langit, menepuk lengan Senja pelan.
"Hah, APA sih!!" Kata Senja dengan sedikit berteriak membuat Langit mengkeryit dan terkejut tentunya.
"Turun, Lo mau disini terus?" Tanya Langit pelan.
Senja hanya melihat sekeliling dan ternyata sudah di area rumahnya, dia pun hanya diam setelahnya keluar mobil tanpa merasa bersalah sama sekali.
"Langit, buruan gue udah laper tau," katanya, membuat Langit berdecak.
"Ck, sabar ini juga belum di bawa masuk," katanya ketus.
"Lo lagi pms apa gimana sih?!" Tanya Langit sedikit kesal pasalnya Senja sendari tadi hanya membuat nya kesal.
"Iya gitu, kenapa emangnya?" Tanya Senja balik.
Langit hanya diam setelahnya masuk dengan membawa beberapa barang yang tadi mereka beli di mall.
Senja yang melihat Langit pergi tentu saja bingung, setelah bertanya bukannya menjawab malah di tinggal pergi gitu aja.
"Hoy, masuk ntar tuh kunti ngikut," Kata Langit membuat Senja refleks menolak ke belakang yang ternyata tidak ada apapun.
"Apa sih Lo, ga usah kek gitu deh," Kesal Senja setelahnya masuk dan menutup pintu, sedangkan Langit hanya tersenyum kecil.
Langit mengeluarkan semua barang dan bahan yang sudah dibelinya, menata semuanya dengan rapih sedang kan Senja hanya duduk melihat aksi Langit. Memang kurang ajar si Senja ini nih.
Langit bersiap untuk memasak, sedangkan Senja hanya melihatnya di meja makan yang memang kebetulan meja makannya berhadapan dengan kompor.
Di belakang Langit ada apa? Sosok apa sih itu? Kenapa bentuk nya kayak sosok waktu itu? Tapi gue rasa dia jahat deh, batin Senja, matanya terpaku pada sosok seorang gadis yang berdiri di belakang Langit, tengah memperhatikan Langit memasak bahkan sesekali tersenyum. Merinding gue.
Setelah menunggu makanan pun jadi, Langit hanya membuat nasi goreng dengan telur mata sapi di tengah nya.
"Woahh, kayaknya enak, makasihh," Jawab Senja sumringah melahap masakan buatan Langit dengan lahap, seperti tidak pernah makan.
"Hm, gue keluar bentar," Kata Langit tiba-tiba.
"Mau kemana?"
"Ada barang yang harus gue ambil, Lo dirumah aja ga usah kemana-mana," Peringat Langit, Senja hanya mengangguk dengan mulut yang penuh makanan.
"Kalo ada apa-apa telfon, ga usah sok berani ntar kejadian yang di sekolah ke ulang lagi," Katanya lagi sebelum akhirnya pergi membawa helm miliknya, kali ini Langit pergi menggunakan motornya.
Senja yang mendengar penuturan Langit hanya berdecak, setelahnya makan nasi goreng nya lagi hingga habis.
👻👻👻
Jam sudah menunjukkan pukul 21.00 malam, namun sendari tadi Langit belum saja menampakkan batang hidungnya. Senja mondar-mandir di ruang tamu, gelisah. Langit kemana sih? Kok lama banget?
"Aduhh Langit kemana sih, ini rumah hawa nya udah ga enak banget," Monolog Senja dengan menutup hidungnya.
Dan benar, tiba-tiba semua barang bergerak seakan ada gempa yang melanda. Barang-barang banyak berjatuhan, lukisan motor milik Senja bahkan hampir terjatuh membuat Senja dengan cepat menahan nya. Jangan sekarang dong, sial!
Pyaarr....
Pyaar....
Pyaar....
Duagg....
Brak....
Drugg....
Semua suara benda terus saja berpecah, bahkan kaca cendela pecah karena terlempar beberapa batu besar dan kecil. Senja semakin panik kala suara erangan terdengar.
"ARRGHHHH kikiki," Suara erangan dan tawa melengking membuat Senja menutup kedua telinganya dengan tangan.
"Khakhahaha, takut kah?"
"Tcih, aku kesini ingin mengunjungi mu, Senja,"
Mata Senja membulat mendengar bisikan seseorang yang pastinya bukan lah manusia. Nggak mungkin...
"Dia... Kembali," Batin Senja dengan meremat ujung baju miliknya.
Dengan cepat Senja mengambil ponsel miliknya untuk menghubungi Langit, namun belum sempat Senja menekan tombol hijau ponsel Senja dengan tiba-tiba terlempar mengenai lukisan kesayangan Senja.
BRAKK!!!
"Lukisan gue," Lirih Senja.
"SIALAN LO, PERGI!! STOP GANGGU GUE HANTU SIALAN!!!" Marah Senja, bahkan wajahnya saja sudah memerah.
Sosok itu seakan senang karena bisa memancing amarah Senja, dengan tiba-tiba sebuah vas bunga terlempar ke arah nya, vas bunga itu benar-benar begitu cepat sampai-sampai Senja tak bisa menghindari nya, dan berakhir mengenai kening Senja.
PRAANGGG!!
Tes... Tes... Tes...
"Sshhh, emang dasar gila, stop ganggu gue, Lo kalo emang mau disini ya harus sopan sama yang punya rumah," Kata Senja kesal, mengelap darah yang keluar dari kening nya, darah itu bertetesan mengenai lantai.
Namun entah bagaimana Senja merasa jika hawa di ruang tv mendadak pengap. Senja menelisik seluruh ruangan dan yap benar, kini ruangan tv Senja sudah di kepung dengan banyaknya sosok, ada yang tertawa melengking ada juga yang menjilati darah yang di lantai, bahkan ada yang berusaha menghampiri Senja. Gila! Mereka makin banyak!
"Sialan, darah gue jangan di makan bodoh, dasar Miss ga tau diri," Marah Senja, membuat semua sosok itu ikut terpancing dengan amukan yang diberikan Senja.
Tubuh Senja dengan tiba-tiba terangkat, melayang di udara. Senja berusaha untuk bisa turun namun tak kunjung bisa sampai tiba-tiba Senja terlempar mengenai tembok dengan keras nya.
"Akhh,"
BRRUGG!!
"Argh, stop, pergi kalian,"
"Tidak kikiki, rasakan penderitaan karena kau berani-beraninya menikahi Langit," Suara yang amat mengerikan, suara serak namun tajam.
Lagi dan lagi Senja terlempar, sudah empat kali tubuh Senja terlempar. Senja hanya bisa menangis, dia tentu saja bingung pasalnya tadi yang datang bukanlah sosok ini, melainkan sosok yang sendari dulu mengganggu Senja selalu membuat Senja mengeluarkan emosinya, sampai akhirnya Senja berani melukai teman-teman nya karena ulah sosok itu. Siapa dia sebenarnya? Kenapa dia benci banget sama gue?
Senja berusaha membuka matanya, samar-samar Senja bisa melihat sosok yang dulu dia panggil 'Nomiana' gadis yang seumuran dengan Senja, sosok itu tengah menatap nya dengan tatapan amarah, Nomiana adalah teman hantu pertama Senja sebelum adanya Meli.
"Hikss, LEPASS," Teriak Senja dengan lantang nya.
Brakkk!!!
Cklek
Terdengar pintu terbuka, tepat saat itu tubuh Senja terlempar kearahnya, membuat Langit yang baru saja membuka pintu terkejut melihat Senja yang begitu banyak darah mengalir, bahkan kesadaran Senja mengurang.
"Lo haah dat-tang, hiks g-gue..." Belum selesai menyelesaikan ucapannya Senja sudah dulu memejamkan mata nya.
"Astaga, ini kenapa?" Tanya Rey yang baru saja datang dengan Kayla, Aura dan Angga.
"Gue ga tau," Katanya, menggendong tubuh Senja dan membaringkannya di soffa.
Kayla dan Aura yang melihat Senja yang begitu banyak darah pun dengan cepat menghampiri nya, Aura bergerak mengambil air hangat untuk membersihkan darah yang terus mengalir di kening Senja bahkan tidak hanya itu, lengan, leher, kaki pun ikut terluka karena ulah mereka.
"Jangan-jangan ada maling, berantakan banget Senja sampai kek gini," Kata Angga.
"Ga mungkin, kalo ada maling pasti tuh maling yang tumbang," Kata Aura dengan sedikit tidak terima.
"Maksudnya?" Tanya Rey yang tiba-tiba bingung.
"Lihat cctv aja," Celetuk Langit, semuanya pun hanya mengangguk, setelahnya mereka melihat cctv yang sudah Langit pasang bulan lalu.
Bisa mereka lihat dimana Senja melayang bahkan terlempar begitu jauh, saat di bagian Senja menangis terdengar suara cekikikan seorang wanita.
"Anjir, denger ga Lo pada?" Tanya Angga heboh.
"Ya denger lah bego, lihat tuh Senja teriak kek gitu ya jelas gue denger," Sungut Rey.
"Bukan, coba deh Lang kembali ke bagian ini," Katanya dengan menunjuk video cctv, Langit pun menurut dan mengulang kembali putar video.
Dan benar saja bisa mereka dengar dengan jelas jika ada suara wanita yang begitu melengking, suara yang tersirat senang bahagia melihat Senja yang begitu tersiksa.
"Tuh kan, gue bilang apa," Heboh Angga.
"Gila, ini udah ga bener Lang," Timpal Rey.
"Sebelum Senja sama Lo dia ga pernah segitunya," Kata Kayla tiba-tiba.
Semua mata tertuju ke arahnya, bahkan Aura pun ikutan menatap wajah Kayla yang terlihat kesal, bahkan alisnya sudah mengkerut, sangat terlihat jelas jika Kayla marah.
"Maksud lo, ini semua gara-gara gue?" Tanya Langit.
"Ya jelas ya anjir, gara-gara tuh cewek yang selalu ngikutin lo Senja jadi kena akibatnya, Lo pikir gue ga tau kalo di belakang Lo selalu ada cewek," Ketus Kayla.
"Dulu dia siapanya lo, sampe bikin temen gue menderita gitu," Lanjut nya.
Langit hanya bisa diam, dia juga merasa jika Senja tidak akan bisa membantu nya untuk lepas dari gadis yang sendari dulu mengikutinya. Tapi bukankan tujuan Langit menyetujui untuk perjodohan ini karena Senja sama-sama bisa melihat hal yang sama dengannya, tapi kenapa sekarang jika hal ini membuat nya berfikir semuanya akan gagal. Seharusnya Langit menolaknya dari awal (?). Apa yang harus gue lakuin sekarang?
"Ay, ga boleh ngomong gitu," Tegur Rey membuat Kayla memutar bola matanya malas.
"Ga salah ko Kayla ngomong gitu, gue juga setuju seharusnya Lo bisa jagain Senja Lang, udah dua kali Senja ngalamin hal kek gini," Timpal Aura yang juga ikutan kesal.
"Ko jadi pada nyalahin Langit, udah lah lagian ini tuh karena takdir, lebih baik kita bantu Langit sama Senja biar bisa lepas dari dia," Kata Angga yang merasa jika temannya sedang disudut kan oleh kedua gadis.
Semuanya hanya bisa diam terutama Kayla dan Aura, mereka masih enggan untuk memberikan komentar sedikit pun.
"Gue ke depan dulu," Pamit Langit.
"Mau apa emang nya?" Tanya Rey.
"Gue mau nelfon Pak Herman dulu," Jawabnya singkat, setelahnya berjalan lunglai meninggalkan keempat temannya yang menjaga Senja.
~NEXT~
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGSA (TAHAP REVISI)
Teen Fiction"Kenapa dari sekian banyak nya lelaki, kenapa harus elo yang jadi suami gue, udah gitu sama-sama bisa lihat hantu pula, kan serem." - Naomi Senja Putri. Naomi Senja Putri, gadis cantik yang sialnya di kenal gadis gila karena tingkahnya yang sering...
