30. Langsa

329 14 0
                                        

~happy reading~
...
~warning typo~
...

...Langit mengangguk, lalu menarik tangan Senja dan membawanya ke dalam dekapannya. Ia mencium bibir Senja dengan lembut, melumatnya dengan penuh perasaan. Ciuman itu semakin dalam dan intens, membuat Senja kehilangan kendali.

Langit melepaskan ciumannya dan menatap Senja dengan tatapan penuh cinta. "Aku sayang kamu, Nja," bisiknya dengan suara serak.

"Aku juga sayang kamu, Langit," balas Senja dengan nada bergetar, merasakan kehangatan menjalari seluruh tubuhnya.

Tanpa menunggu lagi, Langit kembali mencium Senja, kali ini dengan lebih bergairah. Ia merebahkan Senja di kasur, tubuhnya menindih tubuh Senja. Tangan Langit mulai menjelajahi setiap inci tubuh Senja, membuat Senja mendesah nikmat.

Malam itu, di bawah cahaya lilin yang temaram dan aroma mawar yang memabukkan, Langit dan Senja menyatukan cinta mereka dalam sebuah adegan yang penuh gairah dan keintiman. Mereka saling memberikan yang terbaik, saling memuaskan hasrat masing-masing.

Keesokan paginya, Senja terbangun dengan senyum di bibirnya. Ia menoleh ke samping dan mendapati Langit masih tertidur pulas, dengan tangan melingkar di pinggangnya. Senja mengamati wajah Langit dengan seksama, merasa bersyukur memiliki pria itu dalam hidupnya.

Dengan hati-hati, Senja melepaskan diri dari dekapan Langit dan beranjak dari kasur. Ia mengenakan kimono yang tergeletak di lantai dan berjalan menuju jendela. Ia membuka gorden dan membiarkan sinar matahari pagi menyinari kamarnya.

Senja menghirup udara segar dalam-dalam, merasakan kedamaian dan kebahagiaan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Ia tahu bahwa perjalanan mereka masih panjang dan penuh tantangan, tetapi ia yakin bahwa dengan cinta dan kepercayaan, mereka akan mampu melewati semuanya bersama-sama.

"Pagi, sayang," sapa Langit dari belakang, membuat Senja tersenyum.

Senja berbalik dan menghampiri Langit. Ia duduk di tepi kasur dan mengusap rambut Langit dengan lembut.

"Pagi," balas Senja dengan nada ceria. "Gimana tidurnya?"

"Nyenyak banget. Mimpi indah lagi," jawab Langit sambil tersenyum.

"Mimpiin apa emangnya?" tanya Senja penasaran.

"Rahasia," jawab Langit sambil mengedipkan sebelah matanya, membuat Senja tertawa.

"Ya udah deh, nggak maksa," kata Senja. "Ayo bangun, kita kan mau ke pantai hari ini."

"Iya, deh. Tapi cium dulu," pinta Langit manja, membuat Senja menggelengkan kepalanya geli.

"Dasar, manja!" kata Senja, lalu mencium bibir Langit sekilas.

"Gitu doang? Kurang!" protes Langit, membuat Senja tertawa.

"Udah ah, sana mandi! Nanti keburu siang," kata Senja, lalu bangkit dari kasur dan berjalan menuju kamar mandi.

Langit tersenyum dan menatap punggung Senja dengan tatapan penuh cinta. Ia merasa beruntung memiliki wanita seperti Senja dalam hidupnya. Ia berjanji akan selalu menjaganya dan mencintainya selamanya.

***

Seminggu berlalu. Senja dan Langit kian lengket, tak peduli sekeliling.

"Nempel mulu, perasaan," celetuk Angga, membuat Senja menjulurkan lidah.

Di markas Black Eagle, saat teman-teman Langit bersih-bersih, Panji berbisik sinis, "Ngapain bawa dia?"

Rey mengerutkan kening. Panji memang terang-terangan tak suka Senja di markas.

"Kasihan, katanya. Kemarin Langit mau ajak jalan, nggak jadi karena disuruh ke sini," jawab Rey.

"Tapi kan nggak harus dibawa ke sini. Cewek lo aja jarang ke sini, lah dia ke sini mulu," balas Panji, disetujui Johan.

Senja yang mendengar itu hanya diam, lalu pergi menerima telepon dari Kayla.

📞~

"Hal-"

"Nja, lo bisa ke sini? Ada problem!" potong Kayla panik.

"Problem apaan?"

"Nanti gue jelasin. Pokoknya lo ke sini buruan!"

"Ya udah, bentar."

Senja menutup telepon dan menghampiri Langit yang sedang mengobrol dengan Marvel. "Langit, aku mau pergi, boleh?"

"Ke mana? Aku belum selesai, mungkin bentar lagi," jawab Langit.

"Sama Kayla. Kalau udah selesai, kamu langsung pulang aja, nanti aku juga langsung pulang."

"Naik apa kamu?"

"Taksi. Lagian deket, di kafe depan itu lho. Boleh ya?" Senja menggoyang-goyangkan tangan Langit.

"Ya udah, hati-hati. Nanti langsung pulang."

"Ayay, kapten!" Senja memberi hormat, lalu berpamitan dan pergi.

Setelah Senja pergi, Marvel menunjukkan pesan dari Tiger kepada Langit. Langit mengerutkan kening.

LANGSA (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang