PART 01.

42 4 22
                                    

-------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


-------

Jangan lupa vote and commentnya!

Jangan cuman baca doang.

Spam komenan kalian disetiap paragraf ya!

Happy Reading!

"Anjir gimana ini gerbangnya kenapa udah di tutup aja." Ferli menghentakkan kakinya ke tanah karena kesal.

"Salah gue juga sih ngapain juga telat, duh mana gue doang kayanya yang telat." Ferli celingukan kesana-kemari lalu menatap gerbang hitam yang lumayan tinggi didepannya.

Ferli menatap arloji yang di tangannya pukul 6.50 menit.
"lah baru jam segini berarti gue gak telat terus ngapa ni gerbang di tutup sih." Ferli menghela nafasnya udah nasib kayanya pasalnya masalah dia telat tadi ia tidak sengaja melihat kucing terbang, eh maksudnya kucing yang mau ketabrak motor untung saja ia dengan sigap langsung nangkep tu kucing lalu memarahi orang itu, kurang baik apa dia?

"FERLII." Terdengar suara dari arah belakang memanggil namanya ia menoleh ke belakang terdapat dua orang perempuan sedang lari terburu-buru kearahnya.

"Loh Rub, Al tumben gue kira lo pada udah ada di dalam kelas."

"Ck seharusnya gitu cuman nih si Al malah nyari kaos kakinya yang ilang jadi lama." Rubi merupakan sahabatnya Ferli mendengus kesal menatap Ariella dengan tajam, yang di tatap hanya menunjukkan senyum tanpa dosanya, Ferli melihat hanya geleng-geleng melihat kedua sahabatnya udah gak heran.

"Hehehe jangan marah-marah atuh euy." Ariella menggaplok pelan bahu Rubi.

"Anying! Heh lo nabok atau apaan sakit anjir." Rubi mengusap-usap bahunya.

"Udah jirr liat ini gerbangnya di tutup kita telat." Rubi dan Ariella yang semulanya bercek cok mulut menoleh kearah Ferli yang sudah berkacak pinggang menatap kesal.

"Lah iyaa coba gedor gerbangnya" Titah Rubi.

"Lo aja gih gue udah coba tapi kagak di buka-buka."

"Manjat aja ngintip Fer."

"Heh al lo gila tinggi nih jirr lo aja deh lo kan badannya tinggi." Ferli menawarkan supaya Ariella yang manjat saja membuat Ariella mendengus.

"Makanya jangan pendek." Perkataan Ariella sontak membuat Ferli menoyor kepalanya lumayan sedikit keras.

"ANJIR KEPALA GUE."

"MAKANYA GAK USAH NGATAIN GUE PENDEK."

"FAKTA."

If that's fate He will definitely come back to youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang