PART 25.

1 0 0
                                    

————————

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

————————

Vote dulu sebelum baca.


Happy reading!





"WOI ADA PAKDE SOMAT."

"HAH MANA-MANA."

"GAWAT ANJIR BISA DI PEK-PEK KITA KALO KETAUAN."

"MAKANYA JANGAN BOLOS."

"LO JUGA."

Aksan dan juga Jek misuh-misuh sendiri dan lari terbirit-terbirit karena tidak mau berurusan dengan yang namanya Pakde Somat satpam penjaga sekolah, kalo saja ketauan bis saja pada masuk BK karena cepu.

"Gak ketauan kan?" Jek memastikan melihat kebelakang soalnya dia duluan yang melihat Pakde Somat mondar-mandir seperti nyari mangsa.

Untungnya dengan kecerdasan Jek menarik langsung tangan Aksan buat ke taman belakang, sekarang mereka berdua ada di aula.

"Gak ada." Ucap Aksan lesehan di lantai.

"WOI."

"ANJENG."

Aksan dan Jek reflexs lihat ke belakang takutnya orang yang di takuttin dateng ternyata bukan itu Nilo.

"Lu pada ngapain disini gak ada kelas?" Nilo berjalan dengan rambut yang basah anggap saja habis olahraga, di tangannya ada satu basket.

"Ada sih iya cuman lagi gak ada guru makanya kita berdua bolos aja dari pada di kelas sumpek." Aksan menjelaskan.

"Tapi gobloknya hampir ketauan sama pakde somat." Jek bergidik ngeri.

"Mainnya kurang pro sih, bagus dah gak ketauan kalo ketauan mampus aja haha."

"Lu juga ngapain disini?"

"Lu gak liat pakaian gue? Gue habis olahraga terus jalan-jalan sebentar eh malah liat kalian tadi lari-lari kesini." Ucap Nilo.

"Santai aja bro, yaudah gue mau ke kelas."

"Kantin dulu gak?"

"Gass, duluan Nil." Aksan menarik tangan Jek menuju ke kantin.

"Tak patut di contoh." Nilo melanjutkan jalannya ke arah lapangan basket.















"ADEKK KE SINI DULU NAK JANGAN MAIN TERUS." Teriak Mamah Aluna.

Ferli yang di kamar bersama Aksan dan juga Nilo lagi memainkan ludo king terperanjat kaget.

"EH BENTAR-BENTAR." Ferli loncat dari kasur.

"DIEMIN TUNGGU GUE, DI PANGGIL NIH."

Ferli langsung berlari keluar kamar dengan kecepattan kilat, tumben banget Mamahnya teriak memanggil dirinya.

If that's fate He will definitely come back to youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang