PART 18.

6 0 0
                                    

————————

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

————————

Vote dulu sebelum baca.


Happy reading!







Ferli menatap arah jendela luar ia sekarang berada di kelas yang lain pada ke kantin untuk mengisi perutnya cuman ada bebeeapa siswa yang di kelas ia menatap awan yang hari ini tampak cerah ia tersenyum ia menatap burung yang berkicau disana.

Drrttt drrttt

Ferli menatap ponselnya lalu dia tersenyum bahagia menatap layar ponselnya, penantian yang sangat lama.

"Haloo Zidan, gimana hari lo?." Suara yang sudah lama ia tidak dengar.

"......."

"Benarkah? Syukurlah lo hebat bangett Zi, kapan berangkat emang?."

"......."

"oh gitu."

"......."

"lancar lo juga giat belajar mau ujian, gila zi gak kerasa tahun baruan haha."

"Yasudah lanjut aja kayanya gue mau ke kantin deh."

"......."

"Okay idan dahhh."

Ferli mematikan sambungan telepon "Udah mau hampir 2 minggu tapi lo baru hubungin gue sekarang, cuman nanya kabar sama ujian. Biasanya lo suka bawel sama gue haha kalo tiap telponan tapi sekarang kayanya lo sibuk banget deh." Ferli menghela nafasnya ia menelungkupkan kepalanya di meja tangannya ia jadikan tumpukkan kepala dan menatap kembali jendela.

"Kenapa Fer?." Seseorang memegang bahunya, Ferli menatap orang itu lalu tersenyum.

"Nil, engga lah ngapain gue galau. Ini gue lagi kepikiran buat ujian senin sekarang sekarang udah hari sabtu loh." Ucapnya.

"Boong banget."

"Ishh bener, ngapain gue boong."

"Iyadeh, nih." Nilo menaruh susu kotak rasa cokelat di depan Ferli.

"Makasih."

"Titipan Aksan itu, gue pas-pasan sama dia terus nitippin tu susu. kebetulan gue juga belum ketemu sama lo beberapa hari ini jadi sekalian aja." Ucap Nilo tersenyum.

"Ouh okay, dia kemana?"

"Ruang guru, disuruh nanti nyusun nomor ujian." Ucapnya.

"Tumben." Nilo mengangkat bahunya.

"Gue deg-degan nanti ujian." Ucap Nilo ikut menatap jendela.

"Gak papa aelah lo bisa pasti." Ferli menyenggol bahu Nilo sambil alisnya di turun naikkan.

"Gue baru awal ya."

"Dikira lo doang hah?"

"Hahaha, oh ya lu ngapain sih liat ke jendela sambil natap awan emang ada apa disana." Ucap Nilo memperhatikan Ferli yang terus menatap arah luar jendela.
"Gue.. gatau pengen aja." Ucapnya tersenyum, ia juga tidak tau tentang dirinya yang akhir-akhir ini selalu menatap awan. biasanya dia jarang menatap awan.

If that's fate He will definitely come back to youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang