PART 07.

21 3 2
                                    

————————

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

————————

Vote and commentnya!


Happy reading!





"Wahh parah gue gak bisa tidur." Ia menutup wajahnya pake bantal, Ferli berguling-guling di kasurnya padahal hari sudah malam 4 jam ia terus berguling-guling dengan wajah yang masih saja merah.

Ia tidak ada Zidan harus merasakan apa yang ia rasakan.

Ini sudah jam 2 pagi tapi ia belum bisa tidur, rasanya ingin curhat ke temennya nanti malah di ledek makan omongan sendiri.

Padahal sebelumnya memang cuman ngeles doang.

Suara pintu terdengar dengan sedikit terlonjak Ferli langsung berpura-pura tidur
"Gausah pura-pura tidur." Ia melirik Naura yang menatapnya serius.

"Gak main hp tapi belum tidur, kenapa lo? gak bisa tidur? Biasanya gak bisa tidur ngajak Zidan tidur di depan Tv."

"Terus kenapa pipi lo kenapa merah banget dah tuh." Ferli berdecih kesal.

"Bikin makanan kuy gak bisa tidur gue." Naura hanya termenung duduk di ranjang Ferli.

"Bikin sendiri ah gue mau tidur." Ia meninggalkan Ferli yang kini menatap pintunya kesal.

Ferli tidak jadi melakukan apa-apa, akhirnya setelah memaksa tidur gadis itu tertidur dengan sendirinya.

Pukul 6.20 Zidan menuruni tangga dengan tidak semangat "Hoammm." Ia meletekkan tasnya di sofa lalu berjalan ke arah dapur.

"Belum mandi lo? masa udah rapih pake seragam tapi masih ngantuk." Zidan mencibir kesal.

"Udahlah, cuma emang ngantuk aja tadi malam begadang belajar PKN hari ini ada ulangan." Naura mengangguk-angguk.

"Gue dulu kalo ada ulangan gak ada tuh belajar sampe begadang." Adik laki-lakinya menatap aneh.

"Jangankan begadang buat ulangan belajar aja lo kagak pernah." Naura terkekeh kecil.

Setelah menyelesaikan makanannya Zidan meletakkan piringnya di wastafel "Eh Ferli kemana? Kok belum siap-siap." Zidan mencari keberadaan gadis itu yang belum sama sekali kelihatan batang idungnya.

"Tadi jam 6 udah berangkat gatau kenapa kok cepet-cepet." Zidan mengerutkan keningnya.

Ia menelpon Ferli namun tidak di angkat
"Yaudah deh gue mau berangkat."

Ferli menutup lokernya kuat sekolah masih terbilang sepi. Ia sengaja menghindari Zidan saat ini.

Dengan perasaan tidak tenang ia berjalan ke arah lapangan Voli. entah racun apa yang dikonsumsi pelatih mereka tiba-tiba saja Ferli disuruh bersiap latihan saat sampai di sekolah.

If that's fate He will definitely come back to youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang