PART 04.

25 3 0
                                    

Jangan lupa vote and commmentnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote and commmentnya.

Happy Reading!

Hari ini Ferli sedang ada dirumah Ariella disana juga ada Rubi ia sudah izin kepada bundanya Zidan bahwa ia akan bermain sebentar, mamah Ferli sama papahnya masih belum pulang.

"Muka lo kenapa kusut gitu." Ucap Ariella menaruh sebuah minum didepan meja kamarnnya.

"Iya dateng-dateng muka lo gak kaya biasanya ada masalah lo?" Ferli menggeleng.

"Gak ada."

"Boong jangan kaya gitu lah Fer cerita sini."

"Iya Fer ayo cerita siapa tau bisa bantu iya gak Rub." Ariella menyenggol lengan Rubi.

"Iya."

"Zidan marah sama gue." Ferli menghela nafasnya panjang menyenderkan tubuhnya di tembok.

"Lah lah lah lah kok bisaa." Rubi semakin mendekatkan diri kearah Ferli.

"Ceritanya gimana? Gue agak bingung bukannya lo deket ya terus marahnya kenapa." Ariella mulai penasaran.

"Gini sebenarnya gue kagak mau ngerahasiain ini dari dia."

"Apaan rahasia."

"Hah."

"Itu... gue sebenarnya sama kak Ezra itu pdkt gitu jadi dia marah sama gue."

"HAH APAAA?" Teriak Rubi dan Ariella barengan.

Plak

Ferli memukul kedua tangan Rubi dan Ariella sedikit keras, mereka mengaduh kesakitan.

"Sakit gilak tenaga lo." Rubi mengusap-ngusap tangannya yang memerah karena ulah Ferli.

"GILA KOK BISA? TAPI KOK KALIAN KAYA GAK NAMPAKKIN PDKT DEH."

"Gue setuju bukannya pdkt tuh deket ya terus lo gak nampakkin banget soal itu cara bicara lo beda lo-gue kirain lo kagak lagi deket sama Kak Ezra."

"Wehh kak Ezra yang jago basket."

Ferli tersenyum meangguk "Sengaja aja bilang kaya gitu lagian dah sepakat."

"TAI PANTES KALIAN DEKET TERUS." Rubi menoyor kepala Ferli hingga Ferli oleng kedepan.

"Pas denger lo bilang si Zidan temen lo dari lahir gue ngiranya dia pacar lo kan deket."

"Ngacoo enggalah." Ferli memukul Ariella dengan bantal.

"Terus gimana? dia masih marah nih sama lo." Ferli mengangguk lemah.

"Iya pas berantem dia langsung pergi gitu aja keluar gak tau pergi kemana." Ia merebahkan dirinya di kasur menatap langit kamar Ariella.

If that's fate He will definitely come back to youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang