PART 22.

2 0 0
                                    

————————

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

————————

Vote dulu sebelum baca.


Happy reading!

"ZIDAN!!"

Atensi semua orang beralih kearah Ferli teriakkin, mereka sama kagetnya dengan Ferli ada juga yang kebingungan, karena kedatangannya tiba-tiba.

Ferli berlari dengan perasaan senang lalu memeluk tubuh Zidan erat-erat Zidan yang belum siap dapet pelukkan tiba-tiba dari Ferli kaget tapi gak lama di balas pelukkan olehnya.

"Happy new years Ferli." Ucap Zidan mengusap-usap rambut Ferli.

"Ishh kangen banget sama lo Zid gue udah badmood perkara lo gak dateng kesini." Ucap Ferli cemberut membuat Zidan terkekeh.

"Sekarang gue kesini kan Fer haha."

"Naik apa Zi?"

"Motor."

"YANG BENER ADA YANG LECET GAK?" Ferli mulai khwatir gila aja dari Bandung ke Jakarta naik motor.

"Engga ada Fer astaga."

"Zidan!" Aksan menghampiri Zidan dan memeluk sohibnya itu.

"Anjing lo gue kira gak bakal kesini, dan apaan tadi naik motor kesini? Sinting." Aksan menoyor kepala Zidan.

"Lah gue aja naik motor 1 jam an lagian gue ada jalan pintas ya jadi cepet nyampenya."

"Lah bisa gitu."

"Zid masuk dulu." Teriak Garen di belakang.

Mereka semua sudah berkumpul bersama-sama lagi setelah sekian lama karena Ferli yang mendadak pindah.

"Cerita dong kenapa lo bisa kesini kan lomba, LAH IYA LOMBA LO GIMANA?!" serobot Garen menatap Zidan.

"Anjir lo kan lagi lomba, kabur lo?" Timpal Aksan.

"Sembarangan, mana ada gue kabur."

"Terus gimana Zi? Kalo bukan kabur." Ucap Ferli.

Zidan memikir sejenak lalu mulai menjelaskan semuanya ke mereka.

Flasback on.

3 jam sebelumnya Zidan sedang menunggu giliran dirinya ke atas panggung, Zidan tampak gelisah tidak biasanya dia gelisah gini.

Satu tepukkan mendarat di bahunya Zidan melihat orang itu ternyata Pak Guntur "Eh pak." Zidan tersenyum.

"Bapak perhatiin dari jauh melamun terus kenapa? Raut wajah kamu pun tidak seperti biasanya."

"Eh itu Pak aduh gimana ya."

"Cerita saja tidak papa."

Zidan terdiam sejenak perlu waktu 5 menit akhirnya ia menceritakan semuanya kepada pak Guntur, dengan perasaan yang campur aduk plus deg-degan, Pak Guntur yang mendengarkan ceritanya Zidan tersenyum.

If that's fate He will definitely come back to youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang