PART 24.

2 0 0
                                    

————————

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

————————

Vote dulu sebelum baca.


Happy reading!






Aksan dan Nilo sekarang berada di rumah Ferli main biasa.

Marsen sedang fokus menatap layar televisi sambil nyemilin setoples rangginang. Wajahnya yang bener-bener serius melihat siaran si dua botak sedang kejar-kejaran karena ayam nyeruduk si dua botak itu. Mulut nya udah komat kamit sambil ngunyah tanpa jeda.

Disaat lagi fokus-fokusnya datenglah dua makhluk yang tak undang sudah siap melakukan aksi yang sangat mulia. Aksan dan Nilo sudah siap dengan toples wafello yang bakal di pentung pake sendok.

Ferli melihat aksi jail mereka di atas sambil menyeruput es teh hangat, eh maksudnya es teh dingin.

Keduanya mengendap-ngendap selayaknya pencuri komplek yang sedang tengah mengepet.

"PRANGG!!! TRENGGG!!!"

"AAAAA ANJENG KAGET."

Marsen seketika ngegurusuk ke lantai dengan aestheticnya. Nilo dan Aksan sudah tertawa ngakak.

"HAHAHAHAHAHAHA KOMUKNYA UDAH GAK TAHAN LAGI." Ferli sudah tertawa terbahak-bahak di atas tangga.

"HAHAHAHAHAHAHHAHA KAYA MUKA NAHAN BERAK KESELNYA."

Marsen tersenyum terpaksa menahan makian, secara ia adalah cowo terganteng sekabupaten itu langsung menarik baju dua bocah tengil itu dengan emosi, Ferli yang ngeliat itu makin ketawa sambil nunjuk-nunjuk.

"BERCANDA BRO SANTAI." Nilo kaget.

"DASAR BOCAH TENGIK BIADAB." Marsen menatap kedua orang itu tajem.

"BANG ASTAGFIRULLAH ISTIGHFAR." Aksan sawan liat muka Marsen.

"Tinggal pilih mau gue gampar pake tangan apa kaki?" Ancam Marsen.

"EITSS LIAT ITU." Aksan menunjuk  kesembarang arah, Marsen dengan percayanya malah ikuttan ngeliat, keduanya terlepas.

"EHHH BENTAR." Teriak Aksan saat Marsen ingin menghampirinya dengan cekalan tangan.

"MUSIK." Suara alunan musik dangdut terdengar, Nilo yang memutar sedangkan Aksan berniat untuk nyanyi.

"TET TET TEEEETTTTT."

"APA SALAH DAN DOSAKU SAYANG."

"DOSA LO BANYAK."

Buk

Marsen melempar satu bantal tepat ke arah muka Aksan lalu pergi meningalkan ruangan tamu menuju kamarnya. entah mimpi apa dia semalem ketemu temen Ferli modelan seperti itu, dia kira karem ternyata astagfirullah kelakuannya. Marsen sudah seperti ngasuh adek yang rusuhnya minta ampun padahal bukan.

If that's fate He will definitely come back to youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang