PART 11.

7 0 0
                                    

Jangan lupa vote sama komennya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote sama komennya.




HAPPY READING!.

"Fer ferrr woi bangun."

"Udah pagi bangun."

"Anjir ngebo bener ni anak, coba lo aja rub bangunin."

"Fer bangun." Rubi menepuk-nepuk bahu Ferli supaya gadis itu cepat bangun.

"Mimpi apaan dia?" Rubi terus menepuk-nepuk bahunya bahkan sampe di guncangkangkan.

Ferli perlahan-lahan mulai membuka matanya ia mengerjap-ngerjap lalu melihat kedua temennya yang sedang memperhatikan, Ferli terbangun dari tidurnya dan terduduk di kasur ia masih lulungu.

Dilihatnya kamar yang asing untuknya ia menatap kedua temennya "Dimana ini?" Ferli celingak celinguk memperhatikan kamar yang bernuansa warna abu.

"Yeuhh ini di rumahnya Kak Jean." Ucap Rubi.

Ferli memiringkan kepalanya bingung dengan apa yang di sebut Rubi ia memikir sebentar seketika ingetannya kembali ia baru sadar semalem kan mereka telah melalukan aksi Uji nyali di kampus itu, Ferli bergidik ngeri kalo diingetnya.

"Ayo ke bawah tadi sih Kak Ezra ke sini buat manggil kita suruh sarapan pagi." Ucap Ariella.

Mereka bertigapun akhirnya turun ke bawah untuk sarapan pagi disana terdapat semua orang yang sedang berkumpul di dapur terdapat Jean,Zidan, dan Vandra yang sedang memasak.

"Berasa punya abang." Ferli menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Wahahaha bener lagi." Kata Rubi berjalan ke arah mereka.

"Pagi semua." Ucap Ferli.

"PAGI." Jawab semua orang disana.

10 menit berlalu mereka semua sudah menyelesaikan sarapan pagi kini mereka sedang bersiap-siap untuk pulang ke rumah masing-masing.
"Sumpah lah gue gamau lagi ngelakuin Uji nyali itu." Ucap Garen menaruh tasnya di sofa.

"Bener gamau buset ketemu setan." Timpal Jean merinding.

"Ide si Kenzie nih anying lah." Jean menatap Kenzie sinis, yang di tatap hanya menyengir.

"Maaf atuh."

"Udahlah semuanya lupain aja kejadian semalam anggap gak terjadi apa-apa." Ucap Ezra, semua mengangguk menyetujui ucapan Ezra barusan.

Ferli sejak dari tadi terus memperhatikan Ezra entah apa yang membuat gadis itu memperhatikan cowo di depannya, merasa ada yang memperhatikan Ezra menoleh mendapati Ferli yang tengah memperhatikan kepalanya ia miringkan seolah bertanya kenapa.

Ferli memalingkan wajahnya menatap Zidan di sampingnya.

"Idan ayo." Ajak Ferli menarik-narik baju Zidan.

If that's fate He will definitely come back to youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang