Part 7

3.2K 327 15
                                    

Selamat membaca😀~~~






Didalam ruangan yang penuh dengan nuansa putih membuat winter harus menahan nafasnya untuk bertahan dengan bau obat-obatan.  Winter tidak menjauhkan jaraknya sedikitpun dari karina dan selalu memperhatikan gadis yang saat ini masih terbaring lemas diatas ranjang.

"masih pusing?" ujar winter memastikan dengan mengelus kepala karina.

"enggak terlalu kok, badan gw doang yang masih lemes." jawab karina dengan suara lesu nya.

Winter menghela nafas dan tersenyum tipis.
"tadi dokter bilang lo kecapekan doang, disuruh perbanyak istirahat dan jangan maksain apapun kalo lo nggak kuat"

"iyaa gw tau kok, tadi gw cuma mau kekampus aja niatnya, badan gw masih kuat sebelum gw lari-lari."

Winter penasaran dengan kejadian tadi, karina pergi dengan siapa? Untuk apa dia berada ditempat sepi seperti tadi? Dan kenapa karina harus berlari untuk pergi dari tempat itu.

"winter~, gw pengen pulang~" ujar karina dengan menggenggam tangan winter dan tentu dengan suara seperti anak kecil, meminta agar dirinya dibawa pergi dari ruangan itu.

"lo belum boleh pulang, disini dulu oke, nurut sama dokter~"

Karina berdecak kesal dan mengerucutkan bibirnya.

"tapi kan gw bisa istirahat dirumah, gw nggak betah disini winter, yang ada gw nggak akan bisa tidur dan badan gw nggak bisa fit nantinya."

Winter menghela nafas mendengar rengekan karina yang terus meminta untuk pulang.

"winterr~~~, plissss,....pulang yaa😔"

Winter menggelengkan kepalanya, ia membiarkan karina memainkan jari-jarinya sembari merengek seperti anak kecil dan tentu hal itu meruntuhkan hati winter yang sudah bertahan untuk tetap membuat karina tidur dirumah sakit.

"huhh, gw bilang dokter dulu, kalo dia ngizinin , kita pulang sekarang, tapi kalo nggak, mau nggak mau lo harus tetep disini"

Karina tersenyum tipis dan mengangguk kecil, winter beralih untuk meninggalkan karina untuk menemui dokter.


~~~~~

Dibantu dengan winter, karina membuka pintu rumahnya perlahan dan tentu segera masuk dalam kamar untuk mengistirahatkan tubuhnya.

Setelah dokter mengizinkan dia untuk pulang membuat karina senang dan lega karna bisa terlepas dari bau obat-obatan. Winter senantiasa disamping karina.

Mau tidak mau winter harus melarang karina untuk datang ke studio foto. Tubuhnya perlu istirahat dan winter sudah pasti akan memastikan karina untuk istirahat total.

"udah jam 5 sore, langsung istirahat aja ya, gw mau kebawah sebentar buat bikin makan malem, nanti jam 7 gw bangunin lagi , inget karina, nggak usah kemana-mana, disini aja"

Entah muncul dari mana sifat posesif winter ia keluarkan untuk karina. Tentu karina mengangguk patuh, ia berjanji untuk selalu mengikuti ucapan winter, jika ia tidak mengikuti dan tidak menurut bisa jadi winter akan membawa dirinya kembali ke rumah sakit.

"iyaa, jangan galak-galak deh."

"gw nggak galak, lo keras kepala soalnya, jadi harus ditegasin."

"hih iyaa, makasih  udah mau masak buat gw"

Winter tersenyum dan mengangguk.
"yaudah gw kebawah dulu."

Sepeninggalan winter membuat karina hanya merebahkan diri dan menatap langit-langit kamar. Karna jenuh ia melihat kesekitar dan mendapati ponsel milik winter tergeletak di atas ranjang tepat didekatnya.

Model | WinRinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang