Part 26

758 73 10
                                    

Selamat Membaca😃~~~

~~~~~~~~~

Malam ini menjadi malam yang panjang untuk winter dan teman-temanya. Terlebih saat ini perasaan winter menjadi was-was karena jauh dari karina, ia berharap karina dan minjuu baik-baik saja di studio selagi mereka menyelesaikan rencananya untuk menangkap mark.

"Win, apa lo yakin mark bakal buka suara gitu aja?" Tanya ryujin disela-sela keheningan dalam mobil.

"Enggak, tapi setidaknya kita bisa neken dia, gw harus tau dulu apa tujuan dia mau sabotase perusahan gw, seenggaknya kalo dia pengen maju dan pengen kerja sama dengan perusahaan gw kenapa harus pakai cara kayak gini?" Jelas winter sembari tetap fokus menyetir.

"Ada dua kemungkinan yang bisa gw simpulin, pertama, mungkin dia gengsi karna lo tau sendirilah keluarga dia kayak gimana, dari cerita aurel gw udah bisa nebak kalo mereka gengsi harus ngajak kerjasama duluan, jadi ya dia nekat pakai cara kotor,......... yang kedua, untuk bisa bersaing di sini, maka dia butuh backingan dan bantuan dari teman dekat atau orang dalam, mark lari nya ke johan, karna nggak mungkin kalo dia nyuruh aurel buat masuk secara diem-diem ke perusahaan lo, tapi nggak menutup kemungkinan kalo ternyata dia udah ngancem aurel, dan aurel secara diem-diem ngasih tau rencana kita ke mark." Ucap yujin.

"Maksudnya? Lo nuduh aurel?" Timpal ryujin yang masih tidak paham mengenai penjelasan dari yujin, ia merasa bahwa yujin tengah memojokan temanya sendiri, yaitu aurel.

"Gw nggak nuduh, kan itu kemungkinan yang bisa gw dapet, lagian apa salahnya kalo gw ngomong gitu?" Ucap yujin membela dirinya.

"Ya nggak salah si, tapi karna omongan lo tadi gw sekarang jadi negthink, gw jadi mikir yang enggak-enggak sama aurel" jujur ryujin.

"Kan bener apa gw bilang, tapi gw nggak enak mau ngomong gitu, gw masih mikirin perasaan zuha, gw tau dia masih ada rasa sama aurel, dan nggak mungkin gw ngomong gitu di depan dia~"

Yujin menghela nafas dan menyandarkan punggungnya. Winter yang mendengar ucapan yujin sempat berfikir sejenak dan beranggapan bahwa  ucapan yujin cukup masuk akal.

"Kita nggak bisa nuduh seenak jidat gitu sama aurel, kita nggak ada bukti apa-apa, lagipula aurel itu temen kita, dia sahabat kita, saat ini pun dia butuh perlindungan dari kita, jadi gw rasa kita nggak seharusnya membenarkan asumsi dari yujin gitu aja, tapi harus diakui juga kalo omongan yujin nggak sepenuhnya salah, cukup masuk akal, tapi kita nggak ada bukti,.......intinya saat ini adalah kita fokus sama rencana kita, cuma satu yang harus kita lakuin, minta penjelasan dari mark dan kita harus pastiin aurel bener-bener terlepas dari dia."

"Oke, gw setuju sama lo win, gw juga udah gedeg banget sama mereka, nggak pernah kapok nyari gara-gara sama kita, nggak di kampus, dikerjaan, dan sekarang? Dia udah mulai ganggu privasi kita, kehidupan kita, hahh,.....gw nggak habis pikir sama orang-orang kayak mereka." Guman yujin mengungkapan kekesalanya.

Ryujin mengangguk setuju, mereka kembali fokus pada pikiran masing-masing dan tetap fokus pada rencana.

Atensi mereka berpindah pada telfon ryujin yang berdering. Nama aurel lah yang tertera dilayar ponsel itu.

"Aurel nelfon gw~~" ujar ryujin sembari menunjukan ponsel nya pada winter dan yujin.

"Angkat" yujin.

Shin ryujin: Hallo?, kenapa rel?

Aurel : Ryujin, tadi mark nelfon gw, katanya dia mau  pindah tempat ketemuanya,  dia ngajak ketemuan di taman deket hotel yang gw tinggalin sama dia.

Shin ryujin: pindah? Kok tiba-tiba? Ada apa emangnya?

Aurel: gw juga nggak tau, pas gw tanya katanya cuma pengen pindah aja, jadi gimana ini?

Model | WinRinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang