8

94 15 0
                                    


"Woy berita hot nihh, kalian lihat Instagram pak Andra  nggak?" Teriak Hana.

"Apaan tuh," kompak teman sekelas selain Tamara yang diam menyaksikan kehebohan di kelas.

"Gimana sih kalian, pak Andra post Poto jam tangan di pakai nya, terus caption nya. Terimakasih kadonya, kamu orang spesial T." Jelas Hana sesuai apa yang ia baca malam tadi di Instagram Andra.

Satu kelas menoleh ke arah Tamara, karena cuman Tamara yang berawalan huruf T.

"Apa liat liat," sinis Tamara.

"Jangan bilang...lo udah lebih dulu ngasih kado sama pak Andra my love gue duluan," ucap Aya teman kelasnya yang super lebay.

"Sotoy!"

"Panggilan untuk Tamara untuk segera menuju ke ruangan pak Andra...sekali lagi panggilan Tamara untuk segera menuju ke ruangan pak Andra."

"Cieeeee, baru juga di bicarain udah di panggil aja." Kata Hana yang di soraki oleh teman sekelas nya.

Tamara pergi meninggalkan kelas, bisa pusing berlama-lama di dalam kelas.

Sesampainya di ruang Andra, jantung Tamara berdebar debar  tapi ia harus bisa rileks saat berhadapan dengan Andra.

"Permisi, boleh saya masuk?"

"Silahkan."

Ceklek, pemandangan yang indah, Andra duduk di depan laptop sungguh tampan saat ia lagi fokus pikir Tamara.

"Ada apa ya pak memanggil saya?"

"Kamu duduk dulu, jangan seperti istri saya ketakutan saat di minta sesuatu."

Dasar lelaki sudah matang, ngelentur saja omongan nya.

"Kamu bisa ketikkan soal ini? Tapi ingat, jangan kamu hapalkan karena ini soal kelas 10 bukan kelas kamu."

"Walaupun kelas saya juga, saya nggak peduli pak, males ngapalin soal buat pusing kepala."

"Biar nggak pusing, kamu pikirkan saja kapan mau saya pinang."

Tamara menghela nafas panjang, "sehari aja bapak serius, setiap ketemu pasti bapak selalu ngomong seperti ini," kesal Tamara.

"Saya selalu serius tentang kamu, kamu nya aja di seriusin malah  nggak mau."

Tamara tak menjawab lagi, ia fokus pada apa yang di suruh Andra.

Andra memotret Tamara diam diam, ia tersenyum melihat hasilnya.

"Umur bukanlah patokan untuk kita bersama."

"Hemm" dehem Tamara.

"Satu Minggu lagi saya di sekolah ini, saya berharap kamu tidak kangen."

Tamara tidak fokus, kenapa perasaan nya merasa kehilangan. "Oh ya?"

"Iya, jadi kapan kamu beri saya harapan?"

"Maaf pak, saya saat ini mau fokus sekolah."

"Saya mengerti," setelah itu tidak ada percakapan lagi,sampai Tamara izin untuk kembali ke kelas, Andra keluar juga.

"Wajar pak, masih anak SMA belum tau tentang perasaan nya sendiri." Kata guru lain yang langsung tau dari raut wajah Andra.

Andra menggaguk angguk saja.




Tinggalkan jejak!

Teacher's Love Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang