27

93 15 0
                                    

Andra bangun dari pingsan nya, ia melihat mama nya tertidur di samping nya, Andra merasa bersalah, karena dirinya mama nya jadi seperti ini.

Hendphone nya tergeletak, ia melihat jam, lalu melihat banyak nontif.

Nama Hana tertara di sana, hampir mencapai seratus kali Hana menelpon nya. Lalu ia beralih ke aplikasi hijau, Hana juga mengirimkan pesan.

Hana
Aktif 11:25 lalu

Pak
Pak
Tamara meninggal
Cepat datang sebelum pemakaman nya berlangsung.

Tubuh Andra lemas, tidak ada jeda bagi nya untuk tenang, ia segera mengambil kunci motor, meninggalkan mama nya yang masih tertidur, mungkin kecapean.

Andra menarik gas motor nya, ia hampir mati saat di tikungan tajam dekat lorong rumah Tamara, Andra meninggalkan motor nya, ia berlari, tidak peduli darah bercucuran dari keningnya dan lengannya, ia tidak sempat memakai helm.

Sampai di depan rumah Tamara, ia melihat banyak orang, ternyata ini semua bukan mimpi, ia berjalan sempoyong masuk ke dalam rumah.

Orang orang banyak yang menyisihkan diri, memberikan jalan untuk Andra.

"Sayang," tubuhnya ambruk di samping Tamara, sebagian bapak bapak menahan dirinya agar tidak menyentuh Tamara.

"Saya ingin mencium nya untuk terakhir kali, saya mohon," lirih Andra.

Selly menyuruh mereka melepaskan Andra, ia tidak tega melihat Andra yang sudah kacau dengan kondisi mengenaskan.

"Air matanya jangan kena jenazah, darah kamu di bersihkan dulu," kata bapak bapak.

Andra menggangguk, ia membersihkan darah nya dengan tisu yang di berikan Hana, ia juga menghapus air matanya.

Cup
Andra mencium kening Tamara, " l love you, tidur yang nyenyak, kita akan bertemu kembali suatu saat nanti, tunggu saya di sana, Tamara." Bisik Andra.

Semuanya sudah siap, jenazah Tamara di sholatkan lalu setelah itu mereka mengiringi mobil jenazah ke pemakaman, ada yang membawa motor ada juga yang membawa mobil.

Suara sirene ambulans mendominasi suasana hati mereka.

Pemakaman Tamara di kelilingi banyak orang, dari teman sekolah nya, guru guru nya belum lagi keluarga kerabatnya yang banyak.

Andra ikut dalam memasukkan jenazah Tamara ke persinggahan terakhir.

Lantunan azan Ramza terdengar lantang, semua orang yang mendengar nya merasa merinding.

"Selamat jalan putri ku," setelah itu Ramza naik ke atas.

Tanah berjatuhan menutup jenazah Tamara, Selly hanya pasrah, anak satu satunya telah pergi.

Hana memeluk tubuh Selly, apa yang di rasakan mama Tamara pernah ia rasakan. Kehilangan orang tersayang sangatlah menyakitkan.

Selesai penguburan, mereka mengirim doa untuk Tamara.

Andra mengusap nisan Tamara, ia tersenyum paksa, orang yang ia anggap spesial meninggalkan dirinya.

Para pelayat perlahan berkurang, sampai tersisa Andra lagi, keluarga Tamara sudah pulang, mereka kasian melihat kondisi Selly yang semakin drop.

Teacher's Love Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang