2

155 16 0
                                    


Seperti Tamara duga pasti  Andra sudah menunggu dirinya diparkiran.

Tidak ingin bertele-tele, Tamara menghampiri Andra yang sedang bersandar di mobil.

"Apa yang ingin bapak sampaikan?"

Andra menghela nafas berat "masuk, nanti saya bicarakan di dalam mobil."

Dengan amat terpaksa Tamara masuk ke dalam mobil Andra, hitung hitung ngirit ongkos.

"Saya minta tolong besok kamu keruangan saya sebentar." Andra berbicara untuk memecahkan keheningan beberapa menit lalu.

"Kan bapak bisa nyuruh orang, kenapa harus saya terus. Kalau gini terus minimal bapak jangan hukum saya setiap tidak mengerjakan tugas."

"Itu sudah peraturan sekolah yang harus dipatuhi."

Tamara tak berkutik, berdebat dengan Andra tidak akan menang.

"Besok kamu les matematika sama saya, biar bisa mengerjakan soal."

Tamara menoleh ke arah Andra, mereka saling tatap hanya sebentar. "Males,itu bukan bidang saya, jangan paksa saya untuk menguasai ilmu matematika."

"Saya tidak memaksa kamu, jika kamu tidak mau ya sudah." Ucap Andra menatap Tamara sekilas.

"Bangkek, jantung gue berdebar debar," batin Tamara.

"Kamu suka hujan?"

"Saya suka bapak." Ucap Tamara bercanda.

"Boleh juga, saya tunggu kamu lulus, akan saya lamar kamu." Ucap Andra dengan mantap.

Mela kaget "saya bercanda pak."

Sungguh jantung Tamara tidak bisa diajak kompromi, ia kepikiran dengan ucapan Andra, ia tau jika Andra menyukai nya, bisa di lihat dari cara Andra kepadanya.

"Malam nanti kita kencan, saya jemput setelah isya."

"Saya sibuk pak, lain kali aja," ucap Tamara buru buru membuka pintu mobil, karena sudah sampai.

"Terimakasih atas tumpangannya, dan hati hati di jalan." Teriak Tamara melambaikan tangannya saat mobil Andra melewati nya.

Andra tersenyum manis, ia melambaikan tangannya juga, membuat Mela salting, buru buru Tamara  masuk ke dalam rumah nya.

"Aaa, ibuuuuu, jantung Mela berdebar debar!" Teriak Tamara menggelar membuat orang di dalam rumah menatap nya datar.

"Guru sialan, buat hati gue bimbang ragu, antara mau antara nggak mau." Guman Tamara menaiki tangga menuju  ke kamar.

"Rileks Tamara, bisa jadi pak Andra cuma modus, jangan sampai tergoda dengan rayuan pait nya."

Tamara menghempaskan tubuhnya ke kasur, pikiran nya di penuhi dengan Andra.

Tinggalkan jejak!

Teacher's Love Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang